Kisah perjalanan cinta seorang pengusaha muda Bima Mahadewa dengan seorang gadis yatim sederhana bernama Nelam Purnamasari.
Mereka dipertemukan karena suatu kesalahan.Di suatu malam, Bima yang di bawah pengaruh obat perangsang memperkosa Nelam. Sehingga perkosaan itu membuat Nelam hamil tanpa dia tahu siapa sosok yang telah memperkosanya sampai hamil.
Nelam sangat membenci janin yang berada dalam kandungannya karena janin itu yang telah membuat masa depannya hancur dan sosok ibu yang di cintai harus meninggal dunia karena shock melihat keadaan dirinya yang hamil tanpa suami.
Sampai bayi itu lahir dan tumbuh menjadi anak yang lucu. Namun Nelam tetap membencinya.
Sampai akhirnya hari naas pun terjadi,anaknya harus meregang nyawa karena menyelamatkannya dari kecelakaan. Tentu saja kejadian itu membuat Nelam merasa bersalah sampai harus mengalami depresi.
Bisakah Nelam sembuh dari depresinya?
Bagaimana takdir mempertemukan Bima dan Nelam?
Temui kisah seru mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Bima dan Nelam
Bab 30
"... Darah Daging Yang Di Benci.."
Antasari mengusap wajahnya kasar, setelah dia ingat kejadian masa lalunya.
"Kenapa takdir mempertemukan kami seperti ini???"Antasari berkata dengan lirih.
Drtt
tiba-tiba ponsel Antasari berdering.
Tampak nama Bima di layar ponsel.
Antasari pun mengangkat panggilan Bima
"Hallo Bim.."Jawab Antasari lirih.
"Aku ingin bertemu ,banyak hal yang harus kita bicarakan..!!!"Ucap Bima diseberang sana dengan suara yang penuh kemarahan.
Antasari menarik napas.
"Datanglah ke ruang pribadi.., papah ada disini""Jawab Antasari
"Oke..:!"Bima langsung menutup panggilan nya.
Antasari tahu inilah konsekuensi yang harus dia terima.
Antasari sadar setelah kejadian ini,istri dan anak yang dicintai nya pasti akan sangat membencinya bahkan meninggalkannya.
Dan Nelam..Antasari tidak tahu apakah Nelam akan menerimanya sebagai ayah kandungnya atau sebaliknya Nelam akan membencinya.
Lagi-lagi Antasari menarik napas sambil mengusap kasar wajahnya.
Ceklek suara pintu di buka.
Tanpa mengetuk pintu dan mengucapkan salam,,Bima langsung masuk kedalam ruangan Antasari dan langsung di depan papah nya
"Jelaskan padaku tentang semua ini...!!""Ucap Bima dengan menatap tajam Antasari.
""Kenyataan ini baru diketahui saat kamu akan melakukan akad dengan Nelam.."Jawab Antasari lirih dengan menatap Bima sedih.
"Jadi kamu pernah mengkhianati mama ku??? sampai menghamili wanita lain????""!!Tanya Bima masih dengan tatapan tajamnya.
.
"Papah tidak pernah bermaksud menghianati mamahmu..."Jawab Antasari sambil menarik napas.
"Papah sangat mencintai Mamah mu..."Lanjut Antasari masih dengan tatapan sedih.
"Cinta????kamu bilang cinta???Ucap Bima dengan menyunggingkan senyum sinis.
"Kamu tahu untuk kedua kali nya kamu melukai hati mamahku dan sekarang kamu sudah menghancurkan hidupku..puas kamu???Ucap Bima sambil mendekati wajahnya yang penuh kemarahan ke dekat wajah Antasari.
"Bima..papah minta maaf..ini takdir nak""Ucap Antasari sambil memegang tangan Bima.
"Jangan pernah menyentuh ku..!!"Ucap Bima sambil menepis tangan Antasari.
"Aku tidak mau lagi kamu bersama mamah ku lagi dan aku juga sudah tidak sudi jadi anakmu..!!!""Ucap Bima sambil berdiri dengan suara yang penuh penekanan..tatapan matanya yang tajam dan kilatan amarah yang terlihat jelas dari wajah dan sorot matanya.
"Bimaaaaaa...jaga Ucapan.mu....!!"Ucap Antasari dengan suara tinggi dan ikut berdiri.
"Aku masih papah mu..jaga sikap dan ucapan mu.."Ucap Antasari dengan menatap tajam Bima.
"Ooo ya..tapi mulai detik ini..kamu bukan papah ku lagi.."Ucap Bima penuh penekanan di telinga Antasari.
Bimapun membalikkan tubuhnya hendak keluar dari ruangan Antasari.
"Bima tolong kita bicara dengan kepala dingin..simpan amarah mu.."Antasari berkata sambil menahan lengan Bima.
"Bicara dengan kepala dingin...??"Apa lagi yang mau dibicarakan????"Jawab Bima dengan menepis kembali tangan Antasari dan membalikkan tubuhnya menghadap Antasari.
"Bima..sebagai laki-laki kamu seharusnya lebih mengerti keadaan papah!!"Ucap Antasari dengan suara cukup tinggi.
"Justru karena aku laki-laki..aku tidak akan menjadi pengecut dengan menyakiti hati perempuan.. menikmati perempuan lain hanya karena nafsu.."Ucap Bima sambil berteriak di wajah Antasari.
""Plak"" Antasari menampar Bima dan darah keluar dari sudut bibirnya, karena tamparan Antasari yang cukup kencang.
"Cuma lelaki pengecut yang berani memukul untuk menutupi kesalahannya.."Ucap Bima tersenyum sinis sambil menyeka darah yang keluar dari bibirnya.
Bimapun segera berlalu dan pergi meninggalkan Antasari dengan pintu di banting kencang.
Antasari menggenggam tangan nya yang digunakan untuk menampar Bima.
"Maafkan papah Bim.."Ucap Antasari penuh penyesalan..air matapun mulai keluar dari sudut matanya.
"Aku tidak bisa menjadi pengecut seperti ini..aku harus menemui Sinta dan setelah itu aku akan menemui Nelam..aku harus minta maaf kepada mereka""Ucap Antasari sambil menyeka air matanya dan berusaha bersikap setenang mungkin.
Di kamar Nelam
Nelam menangis tersedu-sedu di pelukan bi Nur..kebaya cantik nan mewah itu masih melekat di tubuh ramping Nelam
"Biiii..ternyata ayahku masih hidup..aku masih punya ayah bi..."!!"Ucap Nelam sambil menangis
"Maafkan bibi nak..bibi juga tidak tahu kalau ayahmu masih hidup.."Ucap bi Nur ikut menangis sambil mengelus kepala Nelam yang berada dalam pelukannya.
"Sejak merantau ke kota..ibumu tidak pernah pulang ke desa,hanya mengirimkan uang saja..,sampai ibumu pulang dengan membawa seorang bayi dan bayi itu kamu Nelam..""Ucap bi Nur semakin menangis tersedu sedu.
"Ibumu bilang kalau ayahmu sudah meninggal karena kecelakaan kerja,, waktu ayahmu sedang bekerja .."Ucap bi Nur lagi dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
"Tapi kenapa takdir mempertemukan kami dengan cara seperti ini bi...??"Ucap Nelam masih terus menangis.
"Disaat aku jatuh cinta pada seseorang dan menetapkan hatiku padanya dan kami akan membangun rumah tangga yang tinggal selangkah lagi..ternyata dia adalah kakak ku Bi..!!"Ucap Nelam yang semakin menangis tersedu-sedu..dadanya sesak sekali menerima kenyataan pahit ini.
"Kita tidak pernah tahu dengan rencana yang Maha Kuasa.. beginilah cara Allah mempertemukan mu dengan ayah dan kakak mu"""Ucap bi Nur sambil menghapus air matanya.
"Kamu harus ikhlas sayang..."Ucap bi Nur lagi sambil melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Nelam.
"Kenapa aku harus selalu ikhlas bi???Aku ikhlas saat aku harus menerima kenyataan kalau aku di perkosa sampai hamil..aku juga harus ikhlas saat ibuku meninggal..lalu anakku juga meninggal dan sekarang aku juga harus ikhlas kalau laki laki yang akan menjadi suamiku adalah kakakku sendiri....!!!""Ucap Nelam..kembali air mata membasahi pipinya.
"Allah tidak akan pernah memberikan cobaan di luar batas hamba Nya..dan kamu pasti bisa melewati semua ini.."Bi Nur berkata sambil memegang wajah Nelam.
"Kita harus segera pergi dari sini bi..aku tidak mau tinggal di sini..,apa lagi Ny Sinta sekarang sangat membenci aku.."Ucap Nelam dengan tatapan nanar ke bibinya..
Sejak Nelam melihat Sinta murka dan menghina ibunya..Nelam tidak memanggil Sinta dengan sebutan mamah lagi.
"Iya sayang..kita akan segera pergi dari sini..,tapi kita harus pamit dulu,, bagaimanapun pak Antasari dan Bu Sinta sudah sangat baik kepada kita..''Ucap bi Nur sambil tersenyum dan mengelus kepala Nelam.
''Sekarang ganti baju dan bersihkan dirimu..bibi akan membereskan pakaian kita.."
Nelampun mengangguk dan segera melepaskan atribut pengantinnya dengan di bantu bi Nur.
Rasa sesak dan kesedihan yang teramat sangat di rasakan oleh Nelam saat satu persatu pakaian pengantinnya di lepas.
"Aku harus ikhlas..aku bisa..aku kuat.."Nelam berkata dalam hati menyakinkan dan menguatkan dirinya.
Di kamar Sinta.
Sinta masih terlelap dalam tidurnya, pengaruh obat penenang masih memberikan efek pada Sinta.
Dokter Malik dan bi Sumi menemani Sinta di kamar.
Dokter Malik menatap wajah Sinta lekat lekat.
"Seandainya dulu kamu lebih Memilih ku dari pada Antasari..kamu tidak akan merasakan sakit hati seperti ini.."Dokter Malik berkata dalam hati.
Ceklek
Pintu kamar Sinta dibuka.
Tampak wajah Antasari di depan pintu.. Antasari langsung masuk kedalam dan menutup pintu kembali .
"Bagaimana keadaan nya???"Tanya Antasari sambil menatap Sinta yang terbaring lemah dan mendekati ranjang.
Bi Sumi yang berada disebelah ranjangpun langsung berdiri memberi tempat untuk Antasari.
"Masih dalam pengaruh obat penenang.."Jawab Dokter Malik dengan menatap tajam Antasari.
"Berikan Sinta padaku.."Ucap Dokter Malik yang membuat Antasari dan bi Sumi kaget.
"Bi.. tolong tinggalkan kami berdua.."Ucap Antasari dengan tatapan tajam ke arah Dokter Malik.
"Ta..tapi tuan..."Jawab bi Sumi gugup..takut kalau mereka berdua akan berkelahi.
"Kami tidak akan berkelahi bi.."Ucap Antasari dengan mata masih menatap tajam ke arah Dokter Malik.
"Baik tuan.."Jawab bi Sumi mengangguk.
Bi Sumi pun keluar meninggalkan kamar Sinta.
Sepeninggal nya bi Sumi,,Antasari langsung menghampiri Dokter Malik masih dengan tatapannya yang tajam.
"Apa maksud Ucapanmu???""Tanya Antasari saat sudah di depan Malik..dengan suara yang penuh penekanan dan tatapan yang masih tajam penuh kemarahan.
"Apa aku harus mengulangi ucapan ku.."Jawab Dokter Malik dengan membalas tatapan tajam mata Antasari.
"Kamu pasti tahu kalau aku masih mencintai Sinta.. kalau memang kamu sudah tidak mau bersamanya berikan dia kepadaku.."Dokter Malik berkata dengan penuh penekanan dan tersenyum sinis ke Antasari.
"Kurang ajar.. bisa-bisa nya kamu masih memendam rasa pada istri sahabatmu sendiri..""Ucap Antasari sambil menarik kerah kemeja Dokter Malik.
"Pantas saja kamu masih betah membujang.. ternyata kamu masih terobsesi dengan istriku.."Ucap Antasari lagi dengan penuh kemarahan.
Antasari akan mendaratkan bogem mentah ke wajah Dokter Malik.
Tapi baru saja dia mengangkat tangannya yang sudah mengepal dan bersiap menghajar Dokter Malik .. tiba-tiba....
*************************
Semakin seru..kita ikuti yuk bab selanjutnya..
jangan lupa dukungannya selalu vote..like dan komen.
Selamat hari Minggu
Bi Sumi
.
maaf kak baru bisa mampir dan lanjut baca cerita kakak