Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 8 I Pelatihan Teknik Serta Pendaftaran Kompetisi
Luo Xinfen memulai pelatihannya dengan penuh semangat setelah mendapatkan teknik baru yang akan menjadi tumpuannya dalam kompetisi nanti. Ditemani oleh Kesadaran Dewa Bin Jue, Luo Xinfen menghabiskan hari-harinya di arena Latihan pribadi yang dipenuhi energi spiritual yang disalurkan oleh kristal khusus Keluarga Luo. Ruangan itu memiliki ruang meditasi yang tenang di satu sisi dan area Latihan luas di sisi lainnya, lengkap dengan perangkat Latihan yang dirancang untuk menguji daya tahan, kecepatan, serta teknik bertarung.
Latihan Pertama : Teknik Jiwa Petir Langit
Hari pertama, ia berkonsentrasi pada Jiwa Petir Langit. Teknik ini melibatkan penggunaan energi petir yang membutuhkan kelincahan dan kecepatan tinggi, dua elemen yang ingin dikuasai Luo Xinfen untuk menghadapi lawan dengan kemampuan mobilitas tinggi. Setiap gerakan harus cepat dan presisi, serta diiringi dengan aliran energi yang mendesir dari telapak tangannya hingga ke ujung jarinya.
“Mulailah dengan memahami aliran energi petir dari teknik ini,” bimbing Dewa Bin Jue dengan suara tenang. “Rasakan bagaimana energi mengalir di tubuhmu, dan bayangkan dirimu seolah bersatu dengan petir itu sendiri.”
Luo Xinfen mengatur pernapasannya, memfokuskan pikirannya untuk menyelaraskan tubuhnya dengan energi petir yang mengalir dari dalam. Saat aliran energi itu terasa menyatu dengan tubuhnya, kilatan-kilatan petir mulai muncul di sekelilingnya. Ia mencoba menyerang patung Kayu yang berdiri beberapa meter di depannya, mengerahkan kekuatan dari Jiwa Petir Langit pada tinjunya. Serangan itu menghasilkan bunyi ledakan kecil, menggetarkan udara di sekitarnya.
Namun, Dewa Bin Jue mengingatkannya, “Kecepatan adalah kunci dalam teknik ini. Jika kau hanya fokus pada kekuatan, kau akan membuang terlalu banyak energi.”
Luo Xinfen pun memperbaiki gerakannya. Ia mulai berlatih teknik itu dengan gerakan yang lebih halus namun cepat, seperti aliran angin yang menyapu. Setiap tinjunya kini lebih presisi, dan efek kilatan petir yang muncul dari teknik itu mengalir lebih stabil. Setelah beberapa jam latihan tanpa henti, ia berhasil meningkatkan kecepatan serangannya, hingga akhirnya mampu melepaskan rentetan pukulan berenergi petir dengan gerakan hampir tak terlihat. Ia terus melatih teknik ini hingga tubuhnya bergerak seolah menjadi bagian dari aliran petir.
Latihan Kedua : Teknik Cakar Naga Bayangan
Hari kedua, Luo Xinfen melatih Cakar Naga Bayangan, teknik serangan jarak dekat yang mengutamakan kekuatan fisik dan strategi sembunyi dalam bayangan. Teknik ini memungkinkannya untuk menyalurkan energi dalam bentuk cakar yang tajam dan kuat, namun memerlukan fokus lebih untuk memanipulasi energi secara presisi.
Dewa Bin Jue mengajarinya untuk memusatkan energi ke telapak tangan, sehingga energi membentuk cakar yang keras dan tajam. “Teknik ini bukan hanya soal kekuatan kasar,” ucap Dewa Bin Jue, “tetapi juga penguasaan tubuh dan kemampuan untuk tetap tak terlihat.”
Luo Xinfen memulai latihannya dengan melepaskan cakar energi ke arah patung kayu, mencoba memusatkan energinya ke ujung jarinya agar lebih tajam dan efektif. Setiap kali ia menyerang, efek dari Cakar Naga Bayangan berhasil menggores permukaan patung kayu itu dengan mudah, menunjukkan ketajaman yang mengagumkan.
Namun, ia tidak puas sampai di sana. Setelah menguasai serangan cakar, ia mulai melatih teknik bayangan, bergerak di antara patung-patung kayu di sekitarnya sambil menyembunyikan diri dari pandangan. Setiap kali ia mendekati patung kayu, tubuhnya tampak seolah menghilang dan muncul kembali di tempat yang berbeda, menambah tingkat kesulitan serangan ini.
Ketika latihan semakin intens, Luo Xinfen akhirnya menemukan cara untuk memadukan kedua elemen dalam teknik ini: cakar dan bayangan. Kini, setiap kali ia menyerang dari bayangan, cakar energi muncul dalam sekejap, memberikan efek mengejutkan yang bahkan sulit diprediksi oleh dirinya sendiri. Teknik ini menjadikan setiap serangannya tidak terduga dan lebih mematikan.
Latihan Ketiga : Teknik Tapak Ilahi Bumi
Setelah menguasai dua teknik sebelumnya, kini giliran Tapak Ilahi Bumi menjadi fokus latihan Luo Xinfen. Teknik ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan bumi, menciptakan getaran yang cukup dahsyat untuk melumpuhkan musuh seketika. Namun, teknik ini juga membutuhkan stamina yang sangat besar, karena energi yang digunakan harus dihubungkan langsung dengan elemen bumi di sekitarnya.
Luo Xinfen memulai dengan menempatkan kedua tangannya di tanah, merasakan energi bumi di bawah kakinya. Dewa Bin Jue mengajarinya untuk menarik energi dari tanah, lalu menyebarkannya melalui seluruh tubuh. “Kau harus menyatu dengan bumi, Xinfen. Rasakan alirannya dan biarkan getaran itu menyatu dengan tubuhmu.”
Begitu energi bumi mulai mengalir melalui tubuhnya, Luo Xinfen merasakan kekuatan luar biasa yang menggetarkan setiap sel di dalam dirinya. Ia lalu mengayunkan tangannya ke tanah, menciptakan getaran kuat yang merambat seperti gelombang di permukaan air. Suara gemuruh memenuhi ruangan saat tanah di sekitarnya mulai bergetar, membuat patung-patung kayu yang menjadi sasaran berguncang hebat.
Latihan ini berlanjut hingga Luo Xinfen dapat mengatur intensitas getaran yang dihasilkan. Ia dapat menciptakan gelombang kecil untuk melumpuhkan lawan dalam jarak dekat, atau gelombang yang lebih besar untuk menghancurkan kelompok musuh dalam sekali serang. Getaran itu sangat kuat hingga membuat permukaan tanah di sekitarnya retak, menunjukkan potensi penghancur dari Tapak Ilahi Bumi.
Pendaftaran Kompetisi
Beberapa hari setelah Latihan yang melelahkan, Luo Xinfen mendapatkan pesan bahwa pendaftaran kompetisi antar keluarga besar di Benua Huangzhou akan segera dimulai. Ia langsung berangkat ketempat pendaftaran di Aula Cahaya Surgawi, Luo Xinfen pergi sendiri ke kota Huangzhou. Kerumunan peserta dari keluarga-keluarga besar telah memadati aula utama, masing-masing menunjukkan aura kekuatan dan keyakinan.
Saat mendaftarkan diri, Luo Xinfen menyaksikan beberapa keluarga terkenal seperti Keluarga Wei, Keluarga Qin, dan Keluarga Xiao mendaftarkan perwakilan mereka. Tatapan dingin dari perwakilan Keluarga Wei, Wei Ling, tak luput dari perhatian Luo Xinfen. Wei Ling adalah salah satu lawan yang paling diwaspadai, dengan keterampilan bertarung yang tajam dan dukungan dari Ras Iblis. Tidak lama kemudian, Wei Ling mendekatinya dengan senyum sinis, diikuti oleh pengawal pribadinya.
“Wei Ling” Sapa Luo Xinfen dengan nada tenang.
“Oh, Luo Xinfen. Aku mengira kamu sudah menghilang dari Benua Huangzhou” Ucap Wei Ling
“Oh, ternyata kamu yang mengirim mereka saat aku bermeditasi?” Ucap Luo Xinfen
“Benar…. HAHAHA…, Oh, Luo Xinfen Kudengar kau berlatih keras untuk kompetisi kali ini,” Wei Ling mencibir, “Tapi seberapa keras pun usahamu, kekuatan Keluarga Luo tak akan cukup untuk menyaingi kami” Ucap Wei Ling dengan penuh kesombongan.
Luo Xinfen menahan emosinya tetapi sebelum ia sempat merespon, salah satu pengawal Wei Ling melontarkan ejekan. “Dasar keluarga rendahan! Tak ada gunanya berkompetisi jika hanya akan mempermalukan diri sendiri”
Penghinaan itu membuat Luo Xinfen merasa darahnya mendidih. Tanpa berpikir Panjang, ia melangkah maju, tatapannya tertuju pada pengawal tersebut. “Kalau kalian merasa cukup hebat, buktikan saja di arena, bukan dengan mulut besar” Ucap Luo Xinfen.
Mendengar itu Wei Ling tersenyum tipis. “Kalau kau begitu ingin bertarung, aku punya pengawal yang sedang mencari lawan. Bagaimana kalau kau mencobanya di sini?”
Luo Xinfen tidak mundur. “Kalau itu yang kau inginkan, aku siap.”
Pertarungan di Aula
Pengawal Wei Ling, yang bernama Wei Rui, melangkah maju, dan senyum percaya diri. Ia dikenal sebagai Ahli kultivasi dengan tingkatan, Tingkat Menengah Tahap Ke-2 dengan teknik khusus dari Keluarga Wei, yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan serangan. Sedangkan Luo Xinfan hanya berada di Tingkat Dasar Tahap Ke-8.
Melihat kesombongan di wajah pengawal itu, Luo Xinfan merasakan tekadnya semakin kuat walaupun pengawal itu ranahnya lebih tinggi, Keluarga Luo bukan keluarga yang bisa diremehkan.
Saat tanda diberikan, Wei Rui langsung menyerang dengan kecepatan tinggi, pukulan dan tendangannya tajam menghantam udara. Namun, Luo Xinfen dengan sigap menggunakan Jiwa Petir Langit, menambah kecepatannya untuk menghindari serangan-serangan cepat tersebut. Setelah mengamati pola serangan lawan, Luo Xinfen menemukan celah dan mengirimkan serangan balik yang kuat. Serangan itu mengalir dari teknik Cakar Naga Bayangan, dan cakar energinya berhasil menggores pakaian dan pertahanan Wei Rui.
Wei Rui terkejut, tetapi ia belum menyerah. Ia mengumpulkan seluruh kekuatannya dan menyerang kembali, kali ini dengan teknik khas Keluarga Wei, “Pukulan Serigala” Ucap Wei Rui. Serangan itu mendekat cepat, tetapi Luo Xinfen menggunakan Tapak Ilahi Bumi, menghantam tanah dengan kuat dan menghasilkan getaran yang membuat Wei Rui kehilangan keseimbangan.
Melihat Wei Rui terjatuh, Luo Xinfen menghentikan serangannya. “Aku pikir cukup sampai di sini. Buktikan kekuatan kalian di arena, bukan di sini.”
Kerumunan yang menyaksikan pertarungan itu terkejut dengan kekuatan baru yang ditampilkan Luo Xinfen. Wei Ling, yang menyaksikan pertarungan tersebut, hanya tersenyum samar sebelum berbalik pergi dengan pengawalnya. Namun, tatapan matanya menyiratkan bahwa ia masih menyimpan dendam, dan ini hanya awal dari persaingan panjang antara Keluarga Wei dan Keluarga Luo.
Dengan tekad yang semakin kuat, Luo Xinfen menyelesaikan pendaftarannya sekaligus menyerahkan Teknik Terkuat Keluarga untuk mengikuti kompetisi, Luo Xinfen segeral meninggalkan aula, dan siap menghadapi kompetisi. Di balik kemenangan kecil itu, ia menyadari bahwa lawan yang sesungguhnya akan segera dihadapi, dan pertarungan ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang menantinya.