Ara adalah seorang personal asisten Garvi, hubungan mereka cukup unik. Terkadang terlihat layaknya kawan sendiri tapi tak jarang bersikap cukup bossy hingga membuat Ara lelah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin_iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lima belas
💙💙💙💙
Dika langsung memutuskan untuk ke apartemen sang kakak setelah melihat postingan Garvi di twitter. Ada perasaan kesal, marah, sebal, dan juga tidak habis pikir dengan kelakuan sang kakak.
"Ngapain?" sambut Garvi begitu ia membuka pintu apartemennya.
Bukannya menjawab Dika malah nyelonong masuk ke dalam apartemen. Kepalanya celingukan seperti sedang mencari sesuatu.
"Nyari apaan lo?" tanya Garvi heran.
"Ara mana?"
"Di kamar. Kenapa lo nyariin dia?"
"Maksudnya nyuruh PA lo nginep di sini biar apa?" tanya Dika dengan ekspresi wajah kesal.
Garvi yang merasa heran hanya mampu menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak berkomentar dan hanya geleng-geleng kepala tak lama setelahnya. Menurutnya sikap sang adik sedikit aneh. Tapi ia tidak terlalu ambil pusing. Kalinya melangkah menuju sofa dan duduk di sana.
"Anjir, gue dicuekin," gerutu Dika kesal. Pria itu kemudian menyusul sang kakak.
"Lo selingkuh dari pacar lo ya, Mas?" tuduhnya kemudian.
"Ngaco banget," sahut Garvi, masih dengan wajah santainya.
"Ya terus maksudnya apa ngebiarin perempuan lain nginep di apartemen lo, sementara lo sendiri punya cewek."
Garvi tersenyum miris. "Udah senasib sama lo sekarang. Kita sama-sama single."
Ekspresi wajah Dika seketika langsung berubah prihatin. "Hah? Kalian putus?"
Garvi langsung mengangguk untuk mengiyakan. "Doa anak yatim emang semanjur itu, Dik."
"Hah? Anak yatim mana yang tega doain lo putus sama pacar lo? Kasih tahu gue, biar gue hajar dia."
"Elo," sahut Garvi cepat.
Spontan Dika langsung menutup bibirnya rapat-rapat. "Kok gue sih, Mas? Kapan gue doainnya?"
"Waktu kita baikan, yang lo nyuruh gue maskeran."
Kali ini ekspresi Dika berubah. Ada raut wajah bersalah pada wajah tampannya.
"Sorry, Mas, bercanda doang padahal gue waktu itu."
Garvi agak sedikit terkekeh. "Makanya hati-hati sama candaan lo, Dik, apalagi sekarang lo udah jadi anak yatim."
Dika meringis malu-malu sambil menyandarkan punggungnya pada badan sofa. "Bener juga ya, Mas, kita sekarang udah jadi anak yatim. Enggak punya bokap. Kok sekarang gue jadi mendadak kangen bokap." Helaan napas terdengar setelahnya, "meski kadang suka seenaknya atau selalu minta dituruti kalau punya keinginan, tapi karena udah nggak ada, perasaan kangen itu ketara jelas banget ya."
Tanpa berkomentar, Garvi di sampingnya mengangguk setuju. Sama seperti sang adik, dia pun merasa merindukan Papa mereka. Kalau waktu bisa diputar, ingin rasanya ia lebih memperhatikan sang Papa. Berusaha lebih patuh dan tidak menjadi anak yang pembangkang.
"Gue anak yang nakal banget ya dulu, Mas. Suka membangkang sama Papa, dulu Papa pasti kecewa banget ya sama gue?"
"Lumayan, tapi meski beliau pernah kecewa sama lo, Papa juga bangga kok sama lo."
Dika tersenyum getir. "Enggak ada yang bisa dibanggain dari gue, Mas. Gue nggak kayak lo yang pinter dan selalu jadi anak yang penurut."
"Gue juga waktu seusia lo dulu, suka ngebangkang kok. Papa juga. Sebenernya kita bertiga itu saja aja."
"Oh ya? Tahu dari mana lo?"
"Mama."
Dika ber'oh'ria sambil manggut-manggut paham.
"Tapi, Bang, gue jadi kepikiran sesuatu."
"Kepikiran apa?"
"Kalau kita berdua sama-sama jomblo begini, gimana kita bisa kasih Mama mantu?" Dika kemudian menegakkan tubuhnya secara tiba-tiba, "setelah gue pikir-pikir gue mau deh dijodohin sama Ara. Dia anaknya asik juga, gue ngerasa bisa sefrekuensi sama dia. Selama ngobrol kita ngobrol gue juga ngerasa kalau kita nyambung."
"Enggak." Garvi menggeleng tidak setuju, "gue nggak terima kalau PA kesayangan gue sama lo. Dia terlalu berharga untuk itu."
Bibir Dika langsung manyun kesal. "Plin-plan banget sih lo jadi hamba Tuhan?"
"Hei, tolong, sadar diri! Lo juga gitu, dulu lo bilang nggak mau, nggak mau, eh, sekarang kok malah ngarep. Aneh lo."
"Ya, namanya perasaan bisa berubah kali, Mas." Dika kemudian menyadari sesuatu dari kalimatnya, "eh, bentar, Mas, jangan bilang perasaan lo juga berubah. Lo juga naksir Ara?"
"Lo naksir?" Garvi balik bertanya.
Dengan wajah yakinnya Dika mengangguk cepat. "Ara cantik, manis, dan asik, kayaknya aneh deh kalau gue nggak naksir." Ia kemudian terkekeh geli tak lama setelahnya, "lo sendiri gimana, Mas?"
Garvi mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Biasa aja sih."
"Najis, cowok kok denial," cibir Dika, "mana ada biasa aja tapi post foto tidur di sosmed, mana bukan second akun lagi," sambungnya sambil menggerutu.
"Ya emang kenapa? Ada masalah?"
"Ada," sahut Dika cepat, "masalahnya gue yang bego nanya beginian ke elo, Mas," sambungnya dengan nada ketus.
"Sialan," umpat Garvi dengan wajah tersinggungnya.
"Naksir juga nggak papa sih, Mas, kita bisa saingan. Tapi gue mau kita bersaing secara sehat."
"Sambil minum susu gitu?"
"Jayus," ketus Dika sambil berdecak.
"Gue nginep di sini ya, Mas?"
Garvi menggeleng tidak setuju. "Kamar tamu gue dipake Zahra, Dik, lo mau tidur di sofa?"
Dika langsung melotot tidak percaya. "Kasur lo ukuran king size ya, kenapa lo malah nawarin sofa?"
"Soalnya gue nggak bisa berbagi tempat tidur sama lo," balas Garvi santai, namun, membuat emosi Dika meradang.
"Kakak macam apa lo?" dengus Dika makin kesal.
Garvi tidak menjawab dan hanya mengangkat kedua bahunya secara bersamaan.
"Mending lo balik," ucap Garvi pada akhirnya.
Dika langsung menggeleng tidak setuju. "Enak aja, enggak terima lah gue. Kalian kan bukan muhrim nggak bagus tinggal berduaan, nanti yang ketiga setan."
"Iya, lo setannya."
"Sialan," umpat Dika kesal, "kalau begini gue jadi ogah deh bersaing sama lo. Najis banget."
Awalnya Garvi ingin menyahut, namun harus ia urungkan karena kemunculan Ara yang baru saja keluar dari kamar tamu dengan wajah mengantuknya. Ia menguap lalu membuka kedua matanya. Reflek ia langsung menjerit heboh saat menemukan kakak beradik itu kini sedang menatapnya.
"Kok kalian bisa ada di sini?" tanyanya kemudian.
Garvi dan Dika saling bertukar pandang lalu keduanya terbahak bersama.
💙💙💙💙
galak² gimanaa.. gitu 😆😂😂