“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tujuh belas.
Bruk...
Aris langsung tertidur di atas tubuh gadis itu.
Mereka tak sempat melanjutkan ke permainan yang sebenarnya,
karena Aris sudah tak dapat menahan kantuknya lagi, gara-gara bergadang semalaman.
"Apa yang ku lakukan? mengapa bisa aku bertindak murahan seperti ini,"
Maki Ana dalam hati.
Saat sudah tersadar dari ulahnya itu.
Malam ini dia memutuskan akan tidur di ruang tamu, di bandingkan harus tidur satu kasur dengan majikannya itu. Ana tak ingin kejadian yang sama akan terulang kembali, dia benar-benar merutuki dirinya sendiri, mengapa bisa dia menjadi wanita murahan seperti itu.
Dia benar-benar malu dan juga sangat menyesali perbuatan dia tadinya.
"Betapa jeleknya kelakuanmu Ana, kau itu hanya pembantu di rumah ini,
bagaimana bisa kau melakukan hal memalukan seperti itu, ingat!
majikanmu sudah beristri, kau jangan sampai di katai pelakor oleh orang lain."
Ana benar-benar menyesali perbuatannya, sekaligus merasa bersalah pada majikan perempuannya itu, setelah selesai bergelut dengan pikirannya sendiri, akhirnya dia pun memutuskan untuk segera memejamkan kedua matanya saat itu juga, agar besoknya dia tak bangun kesiangan.
*******
Pukul 05:00 Dini hari.
Aris sudah menggeliatkan tubuhnya di atas ranjang Ana.
Saat matanya menoleh ke sekitarnya, di dapatinya dia tengah berada di sebuah kamar yang asing. Tak lama setelah itu dia pun langsung termenung sejenak, demi memikirkan kenapa bisa dia tiba-tiba berada di tempat itu. Tak butuh waktu lama akhirnya memorynya sudah kembali.
"Kemana gadis itu?"
Ujar Aris bertanya-tanya di dalam hatinya seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar Ana.
Saat dia tak juga menemukan gadis itu di sana, Aris pun langsung memutuskan untuk mencarinya di luar kamar. Saat sudah berada di luar, di dapatinya pembantunya itu tengah tertidur pulas di atas sofa.
Dia pun langsung berinisiatif untuk mengangkat tubuh pembantunya itu demi membawanya kembali ke dalam kamarnya.
"Bella maafkan aku, aku tak tahu
apa yang terjadi padaku, kenapa
bisa aku melakukan ini di belakangmu,
aku benar-benar merasa bersalah karena telah mengkhianatimu," Gumam Aris penuh penyesalan.
Setelah puas meratapi penyesalannya, Aris pun langsung beranjak dari ranjangnya untuk segera membersihkan tubuhnya sebelum berangkat kerja ke kantornya pagi ini. Karena
Aris, kali ini benar-benar tak ingin bersitatap dengan gadis itu sementara waktu.
Paginya.
Kriring...kriring.
Ana langsung terkejut saat mendengar suara alarm yang berasal dari ponselnya itu.
"Aku sudah di kamar?"
Gumam Ana saat melihat tempatnya berbaring saat ini.
Setelah itu dia pun langsung menolehkan wajahnya ke arah samping, untuk melihat majikannya itu, takutnya mereka kembali tidur seranjang.
"Fuh.. untunglah beliau sudah tak ada," Gumam Ana, saat melihat pria itu sudah tak lagi ada di sampingnya.
Setelah itu dia pun langsung memutuskan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya terlebih dahulu, sebelum berangkat ke sekolah.
Dia sudah bertekad, bahwa hari ini dia akan berangkat ke sekolah sepagi mungkin, sebelum wajahnya bertemu pandang dengan majikannya itu.
Setelah semua pekerjaannya selesai, dan penampilannya pun juga sudah tertata rapi.
Dia pun langsung keluar rumah untuk berangkat ke sekolah.
Setibanya di luar rumah.
"Rupanya pak Aris sudah terlebih dahulu keluar di banding aku, apa dia sangat membenciku sekarang,"
Gumam Ana saat melihat mobil Aris sudah menghilang dari garasi.
Saat sudah tersadar dari lamunannya itu, Ana pun langsung melanjutkan perjalanannya kembali, saat ini dia hanya bisa berharap, semoga saja majikannya itu mau memaafkan kesalahannya. Ana akui, tadi malam dia memang benar-benar seperti wanita murahan, karena bersentuhan dengan majikannya sendiri.
18 menit kemudian.
"Ana,"
Gumam Aldo saat melihat gadis itu tengah berjalan kaki seorang diri.
"Ana, ayo masuklah ke mobilku sekarang!
kau tak ingin tertinggal pelajaran bukan?"
Tawar Aldo saat sudah berhasil mensejajari langkah gadis itu.
Lalu turun dari mobilnya, demi mempersilahkan gadis itu untuk masuk.
Sebelum menerima tawaran Aldo, Ana terlebih dahulu memikirkan maksud baik pria itu terlebih dahulu.
"Baiklah,"
Ujar Ana akhirnya, lagi pula ini sudah sangat siang, takutnya dia akan telat, saat tiba di sekolahnya nanti.