Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 PESTA I
Mika sudah menggunakan gaun yang cukup cantik apa lagi gaun yang di pakai mika begitu pas di tubuhnya.
" Kak, bagaiman apa aku sudah cantik? " Tanya mika kepada dimas yang sedang duduk di sofa
Dimas sampai tidak berkedip melihat keindahan di depan matanya.
" Kak " Tegur mika.
" Kamu sangat cantik, apa lagi jika kamu memakai ini " Dimas berjalan lalu memasangkan kalung berlian yang cukup cantik di leher mika.
Jantung mika seketika tidak karuan bahkan ia sampai menahan napas ketika dimas berada di dekatnya.
Dimas tersenyum " Nafas lah, kamu bisa mati jika terus menahan nafas " Tegur dimas yang merasa tidak bersalah itu.
" Huh.. " Mika membuang nafas pelan " Ya sudah ayok pergi " Ajak mika sambil melangkah melewati dimas.
Dimas semakin terkekeh menyusul mika dari belakang.
Di dalam mobil mika dan dimas sibuk masing-masing.. Mika memilih melihat kearah luar sedangkan dimas sibuk dengan hp yang sedang ia pegang.
Sesekali dimas melirik kearah mika yang masih setia melihat kearah luar " Nanti disana akan banyak rekan bisnisku, apa tidak apa-apa jika disana kamu akan sering sendiri? " Tanya dimas membuka pembicaraan.
" Tidak apa-apa. Aku disana bisa makan makanan yang sudah di hidangkan " Jawab mika tersenyum.
" Tidak jadi masalah asalkan jangan minum minuman yang beralkohol saja. Aku tidak mau nanti kamu mabuk "
" Ck.. Siap kak.. Gak akan banyak paling lima gelas " Jawab mika cuek.
Peletak..
Dimas menyentil kening mika " Auh.. Sakit kak " Keluh mika memegangi kepalanya yang sakit.
" Makanya nurut jika di nasehati, diasana banyak pria mata keranjang aku tidak mau kamu di mangsa oleh mereka "
" Kalo begitu kenapa ajak aku, kakak bisa pergi sendiri "
Dimas membuang nafasnya pelan, benar yang di katakan oleh mika bisa aja dimas pergi seorang diri namun entah kenapa dimas malah memilih mengajak mika.
" Pokonya turuti saja apa yang aku katakan titik.. Jangan banyak protes "
" Iya.. Iya " Jawab mika pasrah.
Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di tempat acara. Dimas membukakan pintu mika lalu menggandeng mika seolah mereka adalah pasangan kekasih.
Mika sempat tersedak mendapatkan perlakuan manis dari dimas, apa lagi mika tau jika dimas mekiliki perasaan kepadanya membuat jantung mika tidak aman.
" Ayok " Ajak dimas yang langsung di anggukkan oleh mika.
Acara cukup megah bahkan setiap kalangan bisnis akan hadir di sini.
Dimas tidak melepaskan tantannya dari pinggang mika, bahkan dimas semakin posesif ketika ada pria yang menatap mika.
" Kak, jangan begini " Tegur mika.
" Kalo tidak begini, para hidung belang itu akan terus menatap kamu " Bisik dimas di telinga mika.
Huh.. Huh.. Huh...
Mika membuang nafasnya pelan, mika menelan air ludahnya ketika mencium aroma mins dari mulut dimas. Mika wanita dewasa yang normal, jiwa mika meronta-ronta mendapatkan bisikan dari dimas.
" Kak dimas sudah gila, bisa-bisanya dia menggoda wanita yang sudah bersuami, mana menggodanya di depan umum lagi. Bisa bahaya jika mas tomi melihat aksi kak dimas " Guman mika dalam hati.
Dimas langsung menghampiri rekan bisnis dan memperkenalkan mika kepada mereka, dimas begitu bangga bisa memperkenalkan mika kepada mereka bahakan dimas tidak melepaskan rangkulan dari pinggang mika.
" Kak, aku ambil minum dulu " Bisik mika.
" Biar aku saja yang ngambil "
" Tidak perlu kak, aku bisa sendiri "
" Baiklah, setelah itu langsung kembali "
Mika mengangguk lalu pergi mengambil air minum.