Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit.
Ronald di dalam mobil sepanjang jalan menunju kafe berulang menoleh ke Azalea yang terlihat semakin pucat, berulang Ronald menanyakan keadaan Azalea takut jika sampai kenapa napa dan takut jika sampai Azalea jatuh sakit, Ronald mengajak Azalea jalan nongkrong di kafe memang berniat ingin menghibur Azalea.
''Azalea, jika kamu sakit jangan memaksakan aku tidak apa apa jika kita tidak jadi ke kafe juga, lihat wajah kamu sudah pucat begitu,'' ucap Ronald melihat Azalea menyandarkan kepalanya ke kaca mobil.
''Gue tidak apa apa, tetap jalan saja!'' ucap Azalea dengan sura lemah.
''Yakin kamu kuat tidak kenapa napa?'' tanya Ronald memastikan.
Azalea hanya mengangguk perlahan memejamkan matanya sudah tidak ingin bicara apa apa lagi, membuat Ronald seakan mati kutu tidak bisa membuat Azalea tersenyum sekalipun.
"Haduh! benar benar bikin gua bingung harus bagaimana menghadapinya, meski gua yang menang taruhan tapi duit gua sudah bobol besar besaran, ternyata benar kata Fauzan tidak mudah menaklukan Azalea, apa lagi waktu gua cuma tiga bulan!" gumam Ronald dalam hatinya baru menyadari.
Mobil terus meluncur menuju kafe keramaian malam kota sepanjang jalan yang bercampur baur kesibukan orang orang, yang pulang beraktivitas ataupun yang baru berangkat beraktivitas, lalu lalang kendaraan motor mobil besar kecil yang melintas di jalan membuat Azalea hanya menatap kosong di balik kaca mobil.
Malam itu Azalea sengaja tidak mengenakan masker sudah tidak memperdulikan jikapun dirinya harus di kerumuni di tempat umum nanti, sementara Ronald tidak menyadari dan tidak berpikiran bagaimana dampaknya jika Azalea nongkrong di tempat umum tanpa mengenakan masker.
Mobil memasuki pelataran parkiran kafe yang cukup luas juru parkir langsung menyambutnya, mengarahkan mobil Ronald menuju parkiran kosong agar terparkir dengan rapih, Ronald menghentikan mobilnya menoleh ke Azalea yang sedang merapihkan rambutnya.
"Ayo," ajak Ronald memastikan Azalea baik baik saja.
Azalea hanya mengangguk lalu keluar mobil di susul Ronald langsung keluar mobil, keduanya melangkah menuju pintu kafe yang cukup besar, yang di desain senyaman mungkin bagi yang berniat santai sambil menikmati musik live yang di sediakan oleh pihak kafe.
Azalea baru beberapa langkah menuju pintu kafe sedikit meringis menahan sakit di kepalanya, selama di rumahnya dan di rumah baru yang Ronald beli, Azalea tidak makan apapun di tambah dengan ke adaan pikiran dan hatinya yang selalu tersulut emosi hingga naik merasa sakit di kepalanya.
Sesampai pintu kafe dan baru saja masuk beberapa langkah ke dalam kafe, Azalea yang tidak mengenakan masker wajah kecantikannya artis papan atas, begitu terlihat jelas di mata para pengunjung kafe yang sudah ada di dalam kafe.
Dari meja ke meja yang lainnya para pengunjung yang sudah duduk menikmati nongkrong santainya, mulai saling bisik dengan teman duduk satu mejanya sambil melihat ke arah Azalea dan Ronald datang.
Tidak butuh lama suasana seketika langsung gaduh terus saling bisik satu sama lainnya, hingga ada beberapa orang yang berdiri merasa penasaran melihat ke arah Azalea, kecantikan wajah Azalea artis papan atas datang ke kafe malam itu.
Tentu tidak di sia siakan momen kedatangan Azalea bagi para pengunjung kafe yang hanya melihat Azalea dari layar televisi, dan baru saja Azalea dan Ronald duduk di kursi kosong, satu persatu para pengunjung kafe mulai berdatangan minta foto bareng Azalea.
Ronald baru menyadari dan tidak mengiranya merasa risih dan terganggu buru buru berdiri, mencoba membatasi pengunjung kafe yang minta foto bareng Azalea, namun ke gaduhan tidak bisa terhindarkan saking banyaknya yang minta foto, hingga musik live di atas panggung teralihkan dengan ke datangan Azalea.
Saat suasana menjadi gaduh hingga manajer kafe turun tangan mengamankan berikut Ronald, tepat dengan Laura dan Apey datang masuk ke kafe itu, para pengunjung yang sedang minta foto dan mengambil video Azalea, sedikit teralihkan dengan kedatangan Laura dan Apey.
Manajer kafe langsung sekuat tenaga berusaha mengamankan Azalea hendak membawa ke tempat khusus, sementara Laura langsung menarik tangan Apey agar menjauh ke tempat aman belum mengetahui yang di kerumuni para pengunjung kafe adalah Azalea.
Saat Azalea berdiri hendak di bawa manajer kafe ke tempat khusus agar aman dari pengunjung kafe, mata Azalea selintas melihat ke arah Laura yang sedang menuntun tangan Apey ke depan panggung musik live.
Mata Azalea terbelalak mengenali Laura dan Apey dari belakang yang berjalan mendekat ke arah panggung, Azalea sudah tidak memperdulikan apa apa sekuat tenaga menerobos kerumunan para pengunjung mengejar Laura dan Apey.
Baru saja Laura dan Apey duduk sengaja menjauh dari kerumunan para pengunjung kafe, Azalea yang mengejar langsung berdiri depan Laura dan Apey, membuat mata Laura terbelalak begitupun Apey melihat Azalea ada berdiri di depannya.
Musuh bebuyutan kini saling tatap mata Laura perlahan berdiri tidak melepaskan tatapan tajamnya, Apey buru buru berdiri merasa yakin suasana akan menjadi panas dan genting, Ronald datang menghampiri di susul manajer kafe menghampiri.
Azalea yang sudah menahan sakit di kepalanya melihat musuh bebuyutannya bersama Apey di depan matanya, emosinya langsung memuncak naik kembali ke kepalanya hingga merasakan kesakitan, Azalea meringis memegang kepalanya tubuhnya hampir jatuh.
"Azalea, kamu kenapa?" Ronald begitu kaget dengan cepat memegang kedua lengan Azalea agar tidak jatuh.
"Cepat bawa kerumah sakit," titah manajer kafe ikut merasa kaget.
Hidung Azalea mengeluarkan darah membuat Ronald terbelalak kaget, dengan cepat Ronald hendak memapah membawa Azalea pergi, namun Azalea menepis tangan Ronald bahkan mendorong dada Ronald ke belakang.
"Diam lo jangan ikut campur!" bentak Azalea menunjuk Ronald.
Darah dari hidung Azalea kembali keluar hingga menetes, namun Azalea tidak memperdulikannya, dengan lurus telunjuk Azalea menunjuk muka Laura lalu ke Apey.
"Kalian akan mati, akan gue bikin matiiii!" teriak Azalea dengan amarahnya.
"Azalea, hidung kamu berdarah kamu harus kerumah sakit," bujuk Ronald memegang kembali lengan Azalea.
"Diaaamm!" bentak Azalea kembali mendorong dada Ronald hingga darah di hidungnya kembali keluar.
"Bang cepat paksa bawa kerumah sakit," titah manajer kafe ke Ronald melihat darah di hidung Azalea.
Azalea meringis hingga memejamkan matanya semakin merasakan sakit di kepalanya, Ronald dengan sabar hendak memangku tubuh Azalea, namun Azalea sekuat tenaga kembali mendorong dada Ronald hingga tubuh Azalea terjatuh, terbawa tenaganya sendiri dengan merasakan kepalanya semakin sakit.
Apey tahu betul bagaimana watak Azalea yang batu keras kepala, melihat Azalea berusaha berdiri tanpa bicara langsung mendekat, sekuat tenaga langsung memangku tubuh Azalea membuat Laura bereaksi hendak menarik baju Apey, namun Ronald dengan cepat menahan Laura agar Apey membawa Azalea ke rumah sakit.
Azalea menangis tidak kuat menahan sakit di kepalanya dengan darah kembali keluar di hidungnya, Apey sekuat tenaga setengah berlari memangku tubuh Azalea keluar kafe, Ronald buru buru mengejar kini perasaannya merasa panik dan tegang.
"Bawa ke mobil gua!" seru Ronald setengah berlari menuju mobilnya.
Apey terus setengah berlari memangku tubuh Azalea menuju mobil Ronald, Ronald langsung membuka pintu tengah mobilnya, Apey perlahan memasukan tubuh Azalea ke dalam mobil menyandarkan tubuh Azalea di jok mobil, saat Apey mau melepas tubuh Azalea yang sudah duduk, Azalea dengan kuat memegang baju Apey tidak mau di tinggalkannya.
Apey tidak ada pilihan lain tidak tega melihat ke adaan Azalea yang berurai air matanya menahan sakit di kepalanya, Apey langsung masuk duduk di samping Azalea menyandarkan tubuh Azalea di dadanya sambil berulang mengusap darah di hidung Azalea dengan bajunya, Azalea memejamkan matanya berada di pelukan Apey, Ronald langsung memarkir mobil dan langsung melajukan mobil meluncur di jalan besar menuju rumah sakit.
"Pemarah keras kepala batu!" sindir Apey melihat bekas darah hidung Azalea di bajunya.
Azalea langsung menggerakan tangan kirinya memegang tangan Apey mendengar sindiran Apey, seakan ingin punya kekuatan menahan sakit di kepalanya.
"Sakit!" Azalea meringis semakin kuat memegang tangan Apey.
"Tahan, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit," bujuk Apey tanpa sadar mengusap rambut Azalea yang menyandarkan kepalanya di dada Apey.
Azalea sedikit menggerakan kepalnya dengan mata terus terpejam merasakan sakit di kepalanya, Ronald terus fokus menancap gas melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi.
Mobil akhirnya memasuki pos penjagaan rumah sakit, setelah mengambil struk parkiran langsung melaju pelataran depan rumah sakit, sesampai depan rumah sakit dan berhenti, Ronald langsung keluar buru buru membuka pintu mobil, Apey langsung keluar kembali mengangkat tubuh Azalea Ronald lari masuk ke rumah sakit memanggil perawat.
Dengan cepat perawat menjemput Azalea mendorong lori pasien menuju pintu rumah sakit, Apey langsung membaringkan Azalea di lori pasien, perawat dengan cepat mendorong membawa Azalea ke dalam berikut Ronald ikut mendorong kedalam, Apey diam berdiri tidak ikut masuk menatap Azalea di bawa ke dalam rumah sakit.
Apey melangkah kembali keluar rumah sakit duduk di anak tangga depan rumah sakit dekat tiang, diam merenung benar benar tidak menyangka membawa Azalea kerumah sakit malam itu, Apey merasa bingung tidak berani menghubungi Pak Wiguna yang pasti akan merasa syok jika mendengar Azalea masuk kerumah sakit, Apey melamun diam menunduk cukup lama hingga Ronald datang menghampirinya, ikut duduk di sebelahnya.
"Lu jangan ikut campur masalah Azalea, gua yang akan mengurus semuanya," ucap Ronald dengan pandangan lurus tanpa menoleh.
"Iya, saya memang sudah tidak akan ikut campur lagi dengan keluarga Azalea," ucap Apey sambil terus menunduk.
"Gua sudah menjalin hubungan dengan Azalea, gua yang bayar putus kontrak film Azalea, dan gua sudah membelikan rumah untuk Azalea," ucap Ronald tanpa menoleh.
Apey langsung menoleh mendengarnya mengerti apa yang Ronald maksudkan.
"Iya, saya hanya supir yang ingin bekerja dengan tenang, maaf soal tadi terpaksa saya harus memangku Azalea," ucap.Apey menoleh.
"Sudah jangan di bahas, gua harap lu sadar diri ke depannya, gua sudah habis besar untuk mendapatkan Azalea," sindir Ronald.
Apey diam menatap bekas darah hidung Azalea di bajunya, Apey langsung berdiri menoleh ke dalam rumah sakit.
"Moga Azalea tidak kenapa napa dan baik baik saja!" ucap Apey lalu melangkah pergi.
Ronald menatap langkah Apey yang menuju jalan besar, lalu mengeluarkan ponsel di saku celananya, dan langsung menelpon Fauzan untuk meminta menunggu Azalea di rumah sakit, karena Ronald harus ke rumah Azalea memberitahukan terhadap orang tuanya.
Apey setelah di jalan besar perasaannya merasakan sedih, apa mungkin harus pergi dari rumah sakit meninggalkan Azalea yang pastinya akan di rawat, dirinya yang pergi dari rumah Pak Wiguna demi ingin bekerja dengan tanang, namun kini malah di hadapkan kembali dengan Azalea di rumah sakit.
Dering ponsel Apey berbunyi mengejutkan Apey yang sedang merasakan sedih dan bingung, buru buru mengeluarkan ponsel di saku celananya terlihat Ririn yang menelponnya, Apey pun langsung mengangkatnya.
"Halo Apey, kamu dimana?" tanya Ririn di telpon.
"Saya di rumah sakit," jawab Apey.
"Ada ada saja, di sosial media sangat rame video Azalea dan kamu, kamu jangan kemana mana saya kerumah sakit sekarang," titah Ririn.
"Mbak tahu di sosial media?" tanya Apey kaget.
'Ya dimana lagi, memangnya kamu yang telpon ngasih tahu? saya telpon Azalea tapi nomornya tidak aktif, sudah kamu tunggu di rumah sakit jangan kemana mana, saya tutup telponnya!" sambung Ririn langsung menutup telponnya.
Di dalam rumah sakit Ronald mengisi semua administrasi Azalea untuk persiapan kamar inap kelas VVIP, sambil menunggu hasil pengecekan keadaan Azalea dari dokter, setelah menyelesaikan administrasi langsung kembali menuju ruangan pengecekan Azalea.
"Dokter, bagaimana keadaan pacar saya?" tanya Ronald tepat dengan dokter dan perawat keluar ruangan.
"Alhamdulilah tidak ada penyakit yang berbahaya apapun, hanya mimisan akibat banyak pikiran dan pola makan yang tidak di jaga, darah pasien tidak stabil karena tidak bisa mengontrol emosi kemarahannya, jika itu tidak di jaga, takut jika sampai mengakibatkan gejala kanker otak dan rusak di pembuluh darah," papar dokter menerangkan.
"Baik dok, terima kasih banyak," ucap Ronald menarik nafas lega.
"Sama sama, nanti perawat kami akan membawanya ke ruangan inap, dan jika sudah siuman, pihak keluarga bisa untuk menemuinya, kami permisi dulu!" terang dokter melangkah pergi di ikuti perawat berjalan di sampingnya.
Setelah dokter pergi Ronald mengeluarkan ponsel di saku celananya, karena hingga saat itu Fauzan masih belum juga datang, sementara Ronald harus buru buru kerumah Azalea untuk memberi tahukan terhadap orang tuanya.
Malam itu ternyata Ririn kerumah sakit datang dengan Pak Wiguna dan Bu Maharani, yang panik ketakutan mendengar Azalea masuk ke rumah sakit, Apey yang memilih menunggu di parkiran mobil langsung menghampiri Ririn Pak Wiguna dan Bu Maharani.
"Apey bagaimana keadaan Azalea Apey?" tanya Bu Maharani dengan wajah panik.
"Maaf Bu Boss, saya tidak tahu, tapi di dalam ada Ronald," jawab Apey.
"Ayo Apey cepat ikut ke dalam!" ajak Pak Wiguna.
"Ayo Apey!" aja Ririn langsung melangkah mengikuti Pak Wiguna dan Bu Maharani.
Apey langsung ikut melangkah berjalan di belakang, setelah masuk rumah skit Apey memilih duduk menunggu di ruang tunggu, Apey tidak tahu harus melakukan apa teringat dengan perkataan Ronald, yang meminta dirinya untuk tidak ikut campur dengan urusan Azalea.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman