Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Di rumah Sonny pagi ini terjadi ketegangan antara Sonny dan Mona sang istri, Sonny yang geram karena Mona malah menghambur hamburkan uang untuk belanja hal hal yang tidak penting, sementara kondisi keuangan mereka sedang memburuk.
sedang sang anak gadisnya malah semalaman tidak pulang, entah dimana anaknya itu sekarang padahal pagi ini harus sekolah.
Sonny semakin dibuat murka saat sang istri yang di nasehati malah melawan dan marah marah.
"tolong mengertilah Mona, keadaan keuangan kita sedang tidak baik baik saja sekarang, kurangilah hobi belanja mu yang tidak penting itu", ucap Sonny frustasi.
"ya itu tanggung jawabmu sebagai kepala keluarga dan pemilik perusahaan untuk mencari jalan keluar agar keuangan kita kembali normal, bukan malah memarahiku seperti ini", ucap Mona tak mau kalah,
"kamu sebagai istri harus ya kamu ikut memikirkan jalan keluar, dan membantuku bukannya malah melimpahkan semua padaku dan kamu tetap dengan hobi belanja mu yang tidak berguna itu", Sonny semakin dibuat murka,
"kamu minta saja pada pamanmu yang kaya raya itu, bukannya kau keluarganya", ucap Mona sinis,
"semua hak ibuku sedah diberikan padaku dan sudah aku bangunkan perusahaan dan membeli rumah ini, kamu kira semua ini dari siapa, bahkan kamu yang anak orang kaya pun tidak menyumbang apapun", sonny meluapkan semua yang selama ini dia pendam,
",kau bahkan sudah tahu Sonny kalau aku sudah tidak dianggap anak oleh orang tuaku karena aku yang telah mencoreng nama baik mereka dengan hamil diluar nikah", Mona semakin berapi api,
"itu semua karena kesalahanmu sendiri, aku selalu menjaga batasanku tapi kau malah menggodaku dengan berkata tak akan masalah jika hamil duluan toh kita akan menikah, tapi apa, bahkan saat kita akan menikah dan orang tuamu mengetahui segalanya mereka malah membuang mu begitu saja", ucap sinis Sonny.
Cilla membatu mendengar pertengkaran kedua orang tuanya itu, satu fakta yang dia ketahui bahwa dia adalah anak diluar nikah, dan ternyata itulah alasan kenapa selama ini mamanya tidak pernah menceritakan perihal keluarganya.
"jadi Cilla adalah anak diluar nikah ma?", ucap Cilla dengan ekspresi yang sulit di artikan,
Seketika Sonny dan Mona membelalakkan mata mendengar suara Cilla yang ternyata sejak tadi mendengar pertengkaran mereka.
selama ini mereka bahkan melupakan semua kejadian dimasa lalu karena bagi mereka yang terpenting adalah kehidupan keluarga mereka saat ini, dan saat ini mereka tidak sengaja membuka rahasia itu karena keadaan keuangan keluarga mereka yang sedang terpuruk.
"Cilla, sejak kapan kamu disana nak?", tanya Mona mencoba tenang,
"jawab pertanyaan Cilla ma, apa benar Cilla anak diluar nikah?", tanya Cilla lagi,
"benar, kamu memang ada sebelum kami menikah, tapi percayalah nak meski begitu bagi kami kamu anak kesayangan kami, tak peduli apapun penilaian orang bagi kami kamu putri kesayangan kami", ucap Sonny menjelaskan.
Cilla terkekeh sumbang, sungguh dunia benar benar mempermainkannya saat ini, dia mengira hidupnya sempurna tapi ternyata kehadirannya menjadi aib untuk keluarga mamanya.
...****************...
Disekolah, key sudah duduk anteng di bangkunya bersama Disti menyimak penjelasan guru matematika yang sedang menerangkan pelajaran didepan sana.
keadaan kelas begitu sunyi hanya terdengar guru yang menerangkan pelajaran dan semua menyimak dengan baik, tidak ada yang ngobrol, meletakkan kepala diatas meja atau bahkan tidur, semua menyimak dengan tenang, kelas unggulan memang beda.
Bel istirahat berbunyi semua siswa siswi berhamburan keluar dari kelas setelah guru mata pelajaran mengakhiri pengajaran.
Key masih setia duduk di bangkunya, dari wajahnya sangat terlihat kalau saat key sedang tidak baik baik saja, Disti pun menyadari itu.
"kenapa?", tanya Disti, yang jawab gelengan kepala oleh key,
Disti berdecak kesal dengan respon key, selalu saja begitu kalau ditanya tentang keadaannya, nunggu dipaksa dulu baru mau terbuka.
"kita kenal gak cuma setahun dua tahun key, sejak kita SMP, gue tahu loe sedang tidak baik baik saja", ucap Disti jengah.
"gue gak apa apa dis", kata key,
ternyata dikelas itu tak hanya ada mereka berdua, ada Devin dan dua temannya Leo dan putra yang memang belum keluar dari kelas.
"dis, kantin yuk sekalian bahas tugas kelompok kita", ajah putra yang tiba tiba sudah disamping bangku Disti,
"yuk key, mikir juga butuh tenaga key, yuk ke kantin dulu", ajak Disti sambil menarik tangan key, dan akhirnya key pun mau.
mereka pun berjalan bersama kekantin, Disti bersama putra dan Leo sedang Devon langsung menarik tangan key agar bejalan bersamanya karena ada yang ingin ia tanyakan.
Semenjak terbiasa mengerjakan tugas bersama, Devon pun kini mulai terbiasa dengan key, dan sikapnya pun lebih Santai pada Keynara, sosok key yang apa adannya membuat Devon nyaman.
eits nyaman sebagai teman tentunya, karena sampai saat ini Devin bisa mendefinisikan perasaanya terhadap key, jadi anggap saja sebagai teman.
"semalam gimana?", tanya Devon setengah berbisik agar tidak ada yang mendengar ucapannya,
"loe mah von, gue berharap banget bisa Dateng biar bisa bantu dan temenin gue, malah gak nongol, kesel gue", ucap key sambil memanyunkan bibirnya yang membuat Devon terkekeh samar,
",sorry sorry, semalam gue ada kerjaan sama asisten gue, sampai malam baru selesai, mau nyusulin tapi pasti udah selesai makan malamnya", kata Devon,
key mengembuskan nafas kasar dan Devon melihat itu,
"kenapa?", tanya Devon,
"sepupu loe serem", ucap key sebal,
Sungguh Devon ingin sekali tertawa ngakak saat ini, tapi nanti pasti akan jadi dipandang aneh para seluruh penghuni sekolah, seseorang yang biasanya datar dingin dan cuek tiba tiba saja tertawa ngakak, pastilah bakan jadi hot news di grup pesan sekolah.
Devon sudah menduga pasti yang akan membuat kacau pasti sepupu datarnya itu, dia pasti tidak akan bisa berbicara dengan nada lembut dan terkesan ketus yang juga akan membuat key jadi takut.
"dia kenapa?", tanya Devon memastikan,
"datar banget wajahnya, kalau ngomong nadanya jutek banget, galak juga kelihatannya jadi takut gue", ucap key,
Devon melihat ekspresi key jadi ingin semakin tertawa.
Percayalah menahan tawa yang ingin sekali meledak adalah sangat menyiksa, tapi Devon berusaha untuk tetap cool.
"kan gue udah bilang key, dia itu sama kayak gue, nanti kalau loe udah terbiasa pasti tuh orang bakal bersikap biasa sama loe, yang terpenting kan semua baik sama loe", kata Devon menenangkan,
"baik bahkan baik banget, semua menerima gue dengan sangat baik dan lembut, dan loe tahu von ternyata Oma loe tuh pernah gue tolongin saat kepalanya pusing pas di mall sendirian", ujar key,
"oh ya, malah bagus donk loe jadi gak canggung", kata Devon.
interaksi mereka ber 2 menjadi pusat perhatian para siswa siswi sepanjang perjalanan mereka dari kelas sampai kantin, apalagi Devon dan key yang berjalan beriringan sambil ngobrol, banyak yang menatap iri pada key, secara selama ini belum pernah ada cewek yang bisa dekat dengan Devon bahkan Cilla yang notabennya adalah sepupunya saja Devon tidak mau berdekatan, tapi ini key malah dengan mudahnya bisa bersama dengan Devon.
sedang 3 orang lain malah asyik dengan obrolan mereka sendiri tanpa sadar kalau dua orang di belakangnya sedang ngobrol serius.