NovelToon NovelToon
Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.

Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?

Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Setelah sampai kantor, Nindya kembali ke mejanya menyelesaikan setengah berkas yang dia kerjakan tadi. Dua jam berlalu interkom berbunyi.

"Nindya tolong buatkan saya kopi saat ini juga."

"Baik pak akan saya buatkan" Nindya segera mematikan sambungan interkom.

Nindya beranjak dari duduknya lalu menuju dapur, dengan cekatan Nindya membuatkan kopi sesuai dengan selera Kaivan yang tidak banyak gula. Setelah itu Nindya segera memberikan ke Kaivan.

"Ini pak kopi anda seperti biasanya tidak banyak memakai gula."

"Iya terima kasih, oh iya bagaimana hasil pemeriksaannya apakah sudah keluar?"

"Sudah pak, langsung jadi pak sekitar setengah jam setelah pemeriksaan."

"Apakah kamu sudah melihat hasilnya?"

"Belum pak, saya berniat melihat hasilnya bersama-sama dengan kedua orang tua kita nanti."

"Baiklah kalau begitu, berarti kamu harus menghubungi kedua orang tuamu agar bertemu di restoran yang sudah saya siapkan."

"Baik pak, apakah anda juga sudah menghubungi orang tua anda?"

"Ini saya akan memberitahu, berarti nanti kita ke restorannya bareng saja."

"Iya pak, kalau begitu saya permisi" Kaivan hanya menjawab dengan anggukan saja.

Nindya kembali lagi ke mejanya menyelesaikan berkas yang tinggal sedikit lagi selesai dan tidak lupa menghubungi ayah dan ibunya untuk datang ke restoran yang sudah diberitahu oleh Kaivan. Berjam-jam telah Nindya lalu dengan sibuk mengerjakan hingga akhirnya jam pulang pun datang.

Nindya segera membereskan mejanya lalu menunggu Kaivan di lobby kantor. Sambil menunggu Nindya duduk di atas sofa yang memang ada di dalam lobby.

"Nindya ngapain kamu duduk disitu? Ayo pulang, memangnya kamu enggak mau pulang?" tanya Fadli yang menghampiri Nindya saat tahu sahabatnya itu tengah duduk di sofa.

"Aku masih ada urusan bentar, kamu kalau mau pulang pulang saja."

"Ya sudah kalau gitu" Fadli pun meninggalkan Nindya.

Fadli pergi Adel pun datang, "Nindya ayo pulang? Pasti kamu disini nungguin aku ya karena enggak ada teman pulang?"

"Enggak nungguin kamu untuk pulang sih lebih tepatnya aku mau ngasih kunci motor kamu nih."

"Aku kira kamu mau pulang sama aku, terus kamu ngapain nunggu disini?"

"Aku ada urusan sama seseorang makanya nunggu disini."

"Sama siapa?" tanya Adel penasaran.

"Sudah kamu enggak perlu tahu, sudah sana pulang nanti malah keburu macet dan sampai rumah jadi kemalaman kan nanti waktu istirahat kamu jadi kepotong."

"Oh iya apa yang kamu katakan itu ada benarnya, ya sudah aku pulang duluan ya" Nindya mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah Adel pergi Kaivan datang dengan jas yang tersampir ditangannya dan lengan kemeja yang tergulung sampai siku. Nindya yang melihatnya pun tergoda karena tampilan bosnya saat ini sungguh amat sangat menggoda iman.

Nindya mencoba menyadarkan dirinya, dirinya tidak boleh suka dengan bos yang gampang marah itu. Nindya menggelengkan kepalanya beberapa kali agar tidak tergoda dengan pesona bosnya.

"Kamu kenapa Nindya?" pertanyaan dari Kaivan langsung menyadarkan Nindya.

"Saya tidak apa-apa pak."

"Kenapa kamu menggelengkan kepalamu beberapa kali?"

"Bukan apa-apa pak, ayo kita berangkat sekarang pak takutnya orang tua kita lama menunggu kita di restoran."

"Iya ayo kita berangkat" Kaivan langsung berjalan terlebih dahulu di depan.

Sedangkan Nindya yang ada dibelakang pun bisa bernafas lega karena Kaivan tidak bertanya lagi. Nindya mengikuti Kaivan di belakangnya, sesudah sampai mobil Kaivan malah berhenti tidak masuk ke dalam mobil.

"Kenapa pak kok berhenti?" tanya Nindya dengan menelengkan kepalanya melihat Kaivan yang ada di pintu samping kemudi.

"Saya enggak mau nyetir capek, kamu aja ya yang nyetir kali ini."

"Tapi pak..." belum selesai Nindya berucap Kaivan malah melempar kunci ke arah Nindya.

"Sudah cepat kamu aja yang nyetir" Kaivan berjalan menuju pintu sebelah kiri samping kemudi.

Kaivan mendorong pelan tubuh Nindya untuk berjalan ke pintu kemudi. Nindya pun hanya bisa pasrah saja kalau disuruh mengemudi seperti ini. Nindya masuk dan mulai mengstater mobil lalu mulai menjalankan ke arah restoran.

Sampai di pelataran parkiran restoran, Kaivan tidak berhenti sama sekali. Sepanjang jalan Kaivan terus mengomel karena Nindya mengendarai mobil pelan.

"Seharusnya kita sudah sampai di sini dari tadi, kamu sih naik mobilnya lama banget kita jadi telat kan ini."

"Saya mengendarai mobil pelan itu agar kita selamat sampai tujuan dan tidak ada luka sedikitpun."

"Halah alasan kamu itu!"

"Lagian salah bapak juga sih kenapa tetap suruh saya nyetir kalau saya nyetirnya lama."

"Kamu malah menyalahkan saya?!"

"Iya, bapak yang salah bukan saya karena tidak ada sejarahnya perempuan salah, perempuan itu selalu benar."

"Terserahmu sajalah" Kaivan sudah malas untuk berdebat pun berjalan lebih dulu meninggalkan Nindya jauh dibelakang.

"Kamu kok sudah sampai Kai?" tanya Eni sambil melihat dibelakang Kaivan.

"Mana Nindya kok enggak sama kamu kesini nya?"

"Dia ada dibelakang bu, tenang saja enggak perlu panik" ucapan Kaivan tadi langsung mendapatkan pukulan di lengan Kaivan oleh Eni.

"Kamu itu kenapa ninggalin Nindya sendiri sih? Seharusnya kamu jaga dia dan selalu ada disampingnya bukan malah ditinggal seperti ini, kamu tahukan saat ini Nindya sedang hamil anak kamu."

"Enggak papa bu lagian Nindya itu wanita yang mandiri."

"Kamu itu selalu saja kalau dibilangin susah banget" ucap Eni sambil menggeram sangking geramnya.

"Sudah buk Eni tidak papa" ucap Leli diakhiri dengan senyuman. Hingga tidak lama kemudian Nindya pun datang.

"Duduk sebelah sini nak Nindya" ucap Eni dengan ramah sambil menggeret ke belakang kursi yang ada ditengah-tengah antara Kaivan dan Eni.

Setelah mereka memesan makanan dan makan bersama selesai, tibalah saatnya Nindya akan memberikan laporan pemeriksaan dokter yang dia lakukan tadi. Nindya jadi panas dingin saat ini.

"Jadi ada apa kalian menyuruh kita semua untuk kumpul bersama pada hari ini?" ucap Bara dengan penuh wibawa.

"Ayah aku dan Nindya meminta semua untuk berkumpul disini karena ingin memberitahu sesuatu yang pasti akan membuat kalian kaget" ucap Kaivan.

"Memang apa yang ingin kamu beritahu pada kami?" tanya Eni.

"Nindya berikan laporan pemeriksaan kamu tadi kepada orang tua kita" suruh Kaivan kepada Nindya.

Dengan segera Nindya memberikan amplop itu kepada Eni terlebih dahulu karena ada disampingnya. Eni membuka amplop itu lalu membacanya, ekspresinya terlihat kaget begitu pun seterusnya. Bara, Leli dan Jajak pun berekspresi sama .

Kaivan dan Nindya yang melihat semua berekspresi kaget pun senang karena mereka telah berhasil menggagalkan pernikahan ini. Hingga kemudian Jajak dan Bara saling pandang lalu mengangguk.

"Bagaimana ayah, apakah ayah kaget setelah melihat itu?"

"Iya ayah sangat kaget sekali karena itu kami semua ingin memajukan pernikahan ini agar terlaksana secepatnya" Kaivan dan Nindya pun kaget.

1
aku udah mampir ya nak /CoolGuy/
vivi: Terima kasih sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!