Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Kringgg
Bel jam istirahat berbunyi, Mira hendak mengembalikan jacket dari Wahyu tetapi ia berniat untuk mengembalikannya nanti saja, menunggu saat jam pulang sekolah atau saat Wahyu sedang sendiri dan sepi, ia tidak ingin orang orang tahu kalau Wahyu pernah meminjam kan dirinya jacket.
"Wahyu, kita main bola yuk!" ajak Bagas sambil menepuk bahu wahyu.
"Kalian saja aku mau ke ruang OSIS, ada urusan" ujar Wahyu beranjak pergi
"Yahhh, ya udah deh kita aja yang main" ujar Aldi, dan yang lainnya.
Sekarang kelas sudah kosong, tinggal Mira yang ada di sana. Ia sebenernya juga bingung mau kemana, tetapi ia tidak ada pilihan lain, ia pun pergi meninggalkan kelas dan berjalan menuju perpustakaan.
"Mau kemana baby" seseorang tiba tiba berjalan di sampingnya.
"Gading?"
"Kenapa, sayang?"
"Kau sudah gila, siapa sayang mu?"
Mira mencebik.
"Hahaha, kamu lupa sama yang tadi pagi?"
Mira mendelik, lalu berjalan cepat meninggalkan gading.
"Kau suka ke perpustakaan juga ya yank?" Ujar gading ikut duduk tepat di hadapan Mira.
"Berhenti memanggilku sayang, aku tidak mau ada fitnah di sini" ujar Mira tampa menatap wajah Gading
"Loh aku kan pacarmu, apa aku salah?"
"Aku bukan pacarmu"
"Hahhaha" gading cekikikan.
Dasar gila.
"Btw, kamu baca buku apaan?" tanya gading kemudian
'kamu tidak lihat di sampulnya tertulis buku Ilmu Pengetahuan Alam' ujar Mira dalam hati.
"Heiii, aku ngomong sama kamu loh, kok diam aja?" ujar gading lagi.
Mira tetap diam saja, dia malas jika harus berdebat dengan gading.
"Sudah tutup bukumu, mending kamu ikut aku ke kantin!" Gading menarik buku Mira, dan mengembalikannya ke sembarang rak, lalu menarik tangan Mira ke luar perpustakaan.
"Heiii, lepaslah!" ujar Mira berusaha melepas cengkraman Gading pada lengannya.
"Nggak, kalau aku lepas kamu pasti nggak mau ikut sama aku." ujar gading.
"Lepas"
"Duduk" ujar gading saat mereka telah sampai di kantin. Semua mata tertuju kepada mereka, terkhususnya Mira.
"Heiii, itu si Gading siswa pindahan anak unggulan kan?"
"Iya, dia si Gading, siswa tampan yang ketampanannya menyaingi Wahyu ketua OSIS kita"
"Siapa itu cewek? Aku baru lihat"
"Iya, sepertinya dia juga bukan siswi yang populer di sekolah ini"
Bisik-bisik para siswi siswi yang ada di kantin mulai terdengar. Mereka sibuk mengomentari Mira dan Gading. Mira sungguh merasa dirinya sedang di hakimi yang bukan-bukan oleh orang-orang yang berada di kantin pada saat ini.
"Mau pesan apa?" tanya gading kepada Mira.
Mira terdiam, dia hanya bisa melotot kepada Gading. Ia sungguh kesal dengan perlakuan gading padanya pada saat ini. Ingin meninggalkan ruangan kantin pun dirinya malu, ia tak ingin gading bertindak lebih jauh dan membuat dirinya jauh semakin malu lagi.
"Eh itu si Mira bukan sih wei?" ujar Aldi, Wahyu dan genknya baru saja sampai di kantin.
"Iya, itu si Mira, gila sekali si Mira bisa duduk satu meja sama anak pindahan itu. Padahal dengar-dengar dia itu anak donatur terbesar di sekolah kita," ujar Bagas.
"Sudah, bukan urusan kita. Kita ke sini mau makan bakso kan? Sudah sana pesan, jangan mengurusi hidupa orang lain" ujar Wahyu.
Mira yang mendengar itu hanya bisa menunduk, tangannya saling bertautan di bawah meja. Hatinya dag Dig dug, ia tidak ingin Wahyu berfikir yang bukan bukan perihal dirinya dengan Gading.
"Mbak, pesan Baksonya 2 aja ya, sama juice jeruknya!" ujar gading.
"Kamu suka bakso dan jus jeruk kan sayang?" tanya gading kemudian kepada Mira.
"Auuuu" gading menjerit tertahan, ia berusaha menahan sakit, ternyata di bawah meja kaki Mira baru saja menendang kaki Gading.
"Aku nggak suka sama perlakuan kamu ini" ujar Mira dengan suara tertahan, kantin ini ramai oleh siswa-i terlebih ada Wahyu dan trman-temannya di sana, Mira tidak ingin ada yang mendengar percakapan dirinya dengan gading.
"Oh Ya, perhatiannya sebentar" ujar gading seraya berdiri yang membuat semua mata kini tertuju kepada Gading.
'ini anak mau ngapain lagi sih?' batin Mira, ia mulai khawatir.
"Perkenalkan nama saya gading, saya siswa baru di sini. Saya rasa di sini sudah banyak yang mengenal saya. Saya adalah anak dari donatur terbesar di sekolah ini. Saya hanya ingin mengumumkan bahwa saya dan gadis di hadapan saya ini, namanya Mira. Dia adalah pacar saya, kami baru saja jadian tadi pagi" ujar Gading.
Mira langsung melotot.
"Gading!!!" Ujar Mira dengan suara tertahan sehingga terdengar seperti berbisik.
Gading hanya menatapnya, sambil menyeringai. Ia suka dengan wajah panik Mira.
"Gilak, bisa bisanya si Gading suka sama cewek seperti si Mira" ujar Aldi.
"Bener lu Aldi, aku aja bingung apa yang di sukai dari si Mira. Secarakan di Gading anak unggulan, kamu tahu sendiri anak unggulan cewek ceweknya gimana. Beuuhh, cakeup benner, seperti seleb" ujar Rian.
"Iya, benner banget itu" ujar Bagas.
Wahyu tampak tak berkomentar, ia sibuk mengunyah baksonya.
"Wahyu, gimana menurutmu, kok bisa ya si gading naksir sama si Mira, sampai jadian lagi." Ujar Aldi
"Aku no komentarlah, lagi makan di larang bicara " ujar Wahyu.
"Iya deh" ujar Aldi
"Jadi untuk merayakan hari jadian kami, semua yang makan di kantin pada saat ini, saya yang bayarin," ujar Gading. Sontak semuanya bersorak gembira.
"Khusus kami, kamu nggak usah bayar, kami sudah bayar barusan" ujar Wahyu mengacungkan tangan kepada Gading.
"Ohhh, iya sudah. Berarti yang tidak saya bayar meja 3 yaitu meja ketua OSIS terhormat kita, apa ada lagi?" tanya Gading santai, padahal hatinya sudah sangat kesal. Bisa-bisanya ada yang menolak pemberiannya, terlebih teman masa kecilnya itu, Wahyu.
"Baiklah, karena tidak ada yang komplein, berarti selain meja 3 aku yang bayarin" ujar Gading, lalu duduk.
"Eh, Wahyu kita kan belum bayar sama sekali?" ujar Bagas
"Biarin aja, orang sombong begitu harus di beri pelajaran " ujar Wahyu.
"Tapikan"
"Sudah tak ada tapi tapi, makanan kalian semua biar aku yang bayar. Seperti tidak ada uang saja, sampai mau Nerima traktiran orang sombong seperti si Gading" ujar wahyu sambil mengunyah baksonya.
"Eh wahyu, tapi aku perhati-hatikan kamu seperti udah kenal banget ya sama si Gading?" ujar Rian
"Kok gitu?" tanya gading
"Iya, buktinya kamu tahu kalau si Gading sombong, padahal kami lihat dia biasa saja. Namanya juga orang lagi senang karena jadian, wajar donk traktir anak-anak lainnya agar yang lainnya juga ikut merasakan kesenangannnya" ujar Rian.
"Benar banget tuh" ujar Aldi.
"Apa jangan jangan lu sebelumnya udah kenal sama si Gading sebenarnya Bay?" Tanya aldi.
"Hehh, nggak lah. Aku cuman lihat ekpresinya aja, makanya bilang dia sombong "
"Wesss, sejak kapan Bayu si ketua OSIS bisa baca sifat orang hanya lihat ekpresinya saja" ujar Bagas
"Udah nggak usah di lanjut lagi, makan aja yang banyak, biar nggak kelaparan pas jam pelajaran nanti." Ujar Wahyu
"Mira, kamu cinta nggak sama aku?" tanya gading.
'Dasar manusia sableng, bagaimana mungkin aku cinta sama manusia seperti dia ' batin Mira
"Jawab donk" ujar gading kemudian setelah melihat Mira hanya diam saja.
"Tidak" sahut Mira singkat.
"Oh" ujar gading tak kalah singkatnya.
Mereka lanjut menyantap sajian di hadapan mereka.