Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tidak Terima
Sarah yang belum tidur sejak tadi sengaja menunggu kepulangan keluarga kecil itu. Hatinya menjerit dengan air mata berurai hingga make-up yang dipakainya luntur.
Ditambah lagi bau alkohol menyengat dari tubuhnya karena ia minum langsung dengan botol. Bibirnya terus mengumpat dengan senyum getir menahan luka.
"Kalian sudah pulang?" Mendekati Sean dan Rubby yang sedang menggendong bayinya.
"Bukan urusanmu...! Masuk ke kamarmu sekarang...!" bentak Sean seraya melindungi kedua wanitanya dari Sarah.
"Berikan bayiku...!" pekik Sarah dengan tubuh sempoyongan.
"Dia bukan bayimu...! Bayimu sudah meninggal akibat mengalami spektrum" bantah Rubby menjauhi Sarah. Sean mengernyitkan keningnya.
"Jangan melantur kamu...! Kamu hanya ibu susu bayiku. Berikan kepadaku....!" teriak Sarah sambil menangis.
"Ini bayiku. Putri kandungku yang diberikan ibuku padamu. Aku sudah tahu faktanya. Nama ibuku Ananta. Dan ada surat adopsi yang kamu dan ibuku tandatangani," balas Rubby makin membuat Sean terkejut.
"Sarah. Apakah benar ini adalah bayinya Rubby? Dan kau Rubby, kenapa tidak mengatakan dari awal kalau bayi ini milikku yang terlahir dari rahimmu, hah?" teriak Sean membuat Sarah melotot syok.
"Apaa....? Bayi ini milik kalian berdua? Ha....ha....ha....! jadi wanita sok alim ini tidak lebih dari seorang pelacur untukmu Sean...?" cibir Sarah dengan tertawa jahat.
Plakkkk......
"Diam kamu Sarah....!" Sean terlihat benar-benar murka pada kedua wanita yang telah mempermainkan dirinya selama tiga bulan ini.
Rubby juga begitu takut pada amukan Sean. Sean memanggil penjaga untuk menghukum Sarah. Dan penjaga mansion mewah itu tahu ke mana mereka harus membawa Sarah.
"Kalian...! Bawa pergi wanita menjijikan ini dari rumahku...!" pekik Sean dengan wajah memerah.
"Tidak...! Jangan...! Lepaskan aku...! Sean...! Aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Maafkan aku Sean....! Tolong jangan bunuh aku...!" teriak Sarah yang sudah menjauh dari Sean karena tubuhnya diseret oleh kedua penjaga mansion Sean.
Sekarang gantian Rubby yang berhadapan dengan amarahnya Sean. Sean menyeret Rubby yang sedang menggendong bayinya menuju kamarnya. Rubby membaringkan bayinya di atas kasurnya Sean.
"Dan kau juga. Jelaskan apa maksudmu menyembunyikan putriku padahal kamu sudah menemukan dia ada bersamaku..?!" bentak Sean saat mereka sudah berada di kamar.
"Itu karena aku tidak mau kamu mengetahui kalau aku adalah wanita yang pernah kamu perkosa. Mengakuinya sama saja membuka identitas ku yang sudah aku sembunyikan darimu," sahut Rubby dengan terbata-bata. Pastinya air mata wanita bercadar ini tidak dapat terbendung lagi.
"Jadi, dengan kata lain kamu ingin membawa pergi putriku dariku? Kalian berdua akan meninggalkan aku, hah....?! Kalau begitu pergilah....! Tunggu apa lagi...? Bawa bayimu itu dariku...! Tujuanmu seperti itu bukan? Baiklah. Tunggu di sini...! Aku akan memanggil pelayan untuk mengemasi barang-barang kalian," ucap Sean segera beranjak keluar dari kamarnya membuat tubuh Rubby gemetar ketakutan.
Awalnya dia ingin sekali kabur dari Sean bersama dengan bayinya. Namun setelah melihat ketulusan cinta Sean padanya malam ini, Rubby merasa tidak ada tempat lain lagi yang ia datangi kecuali berada bersama pria nya yang berjanji ingin menikahinya.
"Ya Allah. Kenapa semuanya berakhir seperti ini? Aku harus bagaimana sekarang? Sean benar-benar marah padaku. Ya Allah. Tolong aku ya Allah...!" pinta Rubby yang tiba-tiba merasa perutnya sangat sakit.
"Ohhh...sstttt...! Ya Allah. kenapa sakit banget...?!" pekik Rubby tertahan sambil mengusap perutnya. Kesakitan makin mendera tubuhnya dengan keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya.
"Sean...! Sean....! Tolong aku....!"
Brakkk....
Rubby pingsan seketika membuat bayinya menangis kencang. Sean buru-buru masuk melihat apa yang terjadi di dalam kamarnya. Ia melihat tubuh Rubby sudah tergeletak di lantai. Dua orang pelayan di mansion itu tampak heran dan saling menatap satu sama lain. Tubuh mereka juga gemetar ketakutan saat melihat peristiwa malam ini.
"Rubby. Astaga...!" Sean menarik cadar Rubby lalu mengangkatnya ke tempat tidur. Rubby berbaring di sebelah bayinya yang masih menangis. Pelayan sigap mengambil bayinya Sean dan menenangkan bayi cantik itu.
"Panggil dokter...! Cepat....!" teriak Sean panik.
"Baik tuan." Pelayan melakukan panggilan telepon dengan dokter pribadi Sean.
Sementara itu Sean terpaksa harus melepaskan jilbab panjangnya Rubby hingga terpampanglah kecantikan Rubby dengan wajah pucat pasi. Tangan Rubby begitu dingin membuat Sean sangat ketakutan.
"Rubby. Aku mohon sayang...! Tolong buka matamu...!" air matanya Sean kembali berderai. Ia membawa setengah tubuh Rubby dalam pelukannya.
"Maafkan aku sayang...! Aku tidak serius mengusirmu. Aku hanya kesal padamu saja. Marah ku juga tidak akan lama. Bangun Rubby...! aku mohon Rubby...!" air matanya terus bercucuran memeluk tubuh Rubby.
Dokter Abby mengetuk pintu kamar Sean terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar mafia itu. Permisi tuan..! Ijinkan aku memeriksanya." Sean membaringkan kepalanya Rubby dan memberi ruang pada dokter Abby.
Setelah beberapa menit memeriksa keadaan Rubby, dokter Abby menatap wajah Sean dengan ekspresi cemas.
"Sepertinya nona ini mengalami pembengkakan rahim pasca melahirkan. Apakah selama ini dia tidak mengeluhkan sakitnya, tuan?" tanya dokter Rubby.
Sean menggeleng walaupun hatinya cukup kaget mendengar diagnosa dokter." Kalau begitu sebaiknya bawa saja nona ini ke rumah sakit," ucap dokter Rubby.
"Dia adalah istriku dokter. Dia baru saja melahirkan anak kami," ucap Sean walaupun sedikit berbohong tentang status pernikahannya pada dokter Abby untuk menutupi aib Rubby.
Sean kembali memasang jilbabnya Rubby. Ia tidak ingin ada yang melihat kecantikan calon istrinya itu. Sean menggendong Rubby membawanya ke mobilnya. Dia benar-benar menyesal telah menyakiti hati Rubby.
"Jaga bayiku...! Dan pastikan Sarah tidak pernah muncul di rumahku...! Kalian mengerti?!" tegas Sean sebelum pintu mobil itu ditutup oleh Dick.
"Baik tuan." Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Di dalam mobil itu juga ada dokter Abby. Setibanya di rumah sakit, Rubby segera ditangani oleh dokter lainnya. Sean tetap berada di ruangan itu untuk menjawab beberapa pertanyaan dokter tentang keadaan Rubby.
Perut Rubby diperiksa dengan menggunakan alat USG melalui jalur lahir. Sean yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya karena dia tidak berhak melihat bagian tubuh Rubby walaupun ia pernah menghamili Rubby.
"Kami akan melakukan beberapa tindakan medis pada rahim istri anda tuan tanpa mengangkat rahimnya. Untuk itu kami butuh persetujuan anda untuk menandatangani beberapa dokumen," ucap dokter.
"Baik dokter. Lakukan yang terbaik untuk istriku," ucap Sean lalu mengecup kening Rubby yang terlihat sangat pucat.
Sean meninggalkan ruangan itu untuk menunggu di luar. Ia menghubungi pelayannya untuk mengetahui keadaan bayinya. Dick hanya menepuk bahu Sean agar tetap sabar.
"Mungkin dengan cara ini akhirnya kamu tahu kalau Rubby mau menjadi ibu susu untuk baby Oliver karena sudah menemukan putri kandungnya sendiri. Mungkin Rubby memilih diam karena tidak ingin Sarah melakukan hal gila pada putri kalian.
Sebaiknya kita berdoa saja agar keadaan Rubby membaik. Dan jangan lupa master harus segera khitan kalau ingin menikahi nona Rubby," ucap Dick menghibur tuannya itu.
"Aku tidak tahu prosedurnya seperti apa. Bagaimana rasanya nanti dan berapa lama akan sembuh," gerutu Sean.
"Aku sudah menemukan klinik khusus untuk orang yang ingin melakukan khitan. Kadang yang nonis saja melakukannya karena katanya untuk menjaga kesehatan tubuh," timpal Dick.
"Baiklah. Tunggu keadaan Rubby membaik dulu baru aku pikirkan hal itu," jelas Sean.
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby