Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MUSRIK PART 1
Setelah Ayah sadar dari keterkejutan ya, Ayah mencoba untuk menyadarkan Aji, yang terjatuh pingsan di hadapannya.
Rani yang berada di gendongan Ibu, tiba-tiba menangis kencang, seperti dia merasakan sesuatu yang mungkin orang dewasa tidak tahu.
"Nak, bangun sayang..!"
"Ayah.. Aji kenapa tiba-tiba pingsan, lalu tempat apa ini Yah?" Mata Ibu menelusuri setiap sudut halaman rumah itu, yang sudah di penuhi oleh rumput-rumput liar.
"Nanti Ayah ceritakan di rumah Bu."
"Pak, Broto sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kalian berada disini." Ucap salah satu warga.
"Emm... Pak, bisa minta tolong, tolong kita gali tanah yang di sebelah sini pak," Subroto memberikan petunjuk kepada warga, agar menggali tanah yang berisi jasad Alina dan Ayahnya.
"Tolong kalian cari cangkul, untuk mengali tanah disini,"
"Emm ngomong-ngomong, kenapa bapak menyuruh kami untuk menggali tanah Pak?" Karena penasaran, warga pun mempertanyakan, apa yang sudah terjadi kepada Aji dan subroto.
"Nanti saya jelaskan Pak."
"Baik, kalau begitu Pak." Para warga akhirnya menggali tanah sesuai arahan Subroto.
"Astaghfirullah.. " Salah satu warga terjatuh karena sangking terkejutnya, Subroto mendekati tanah yang sedang digali itu.
"Aaa.. ada tulang belulang manusia." Sontak semua orang mendekat karena penasaran.
Tulang akhirnya di keluarkan, walau sebagian sudah hancur, karena sangking lamanya, namun para warga menyakini bahwa itu adalah tulang manusia.
"Tolong Pak, kita keluarkan semuanya, lalu kita pindahkan ke tempat pemakaman umum." Ayah memberi intruksi, agar para warga mau membantu.
Aji yang sedari tadi sudah sadar dari pingsannya, dia hanya menatap lurus, ke arah pohon tua yang berada di ujung halaman.
Itu adalah tempat Risa tergantung, namun entah kemana jasadnya, karena begitu lama pasti sudah di makan oleh hewan-hewan melata.
Setelah selesai mengumpulkan, tulang-tulang itu di bawa ke pemakaman umum, dan di kuburkan selayaknya manusia pada umumnya.
"Silakan Pak kyai, tolong doakan mereka." Subroto meminta seorang kyai untuk memimpin doa.
"Mari semua kita doakan mereka, agar semua dosa-dosanya di ampuni oleh Allah SWT, dan tenang di alam sana, amiieenn." Pak kyai mulai menadahkan tanganya, dan di ikuti oleh para warga yang ikut menguburkannya.
"Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa qihi fitnatal qabri wa 'adzaban naar.”
Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya.
Akhirnya proses pemakaman telah selesai, semua orang kembali ke rumah mereka masing-masing, Aji yang masih berada di sana, ikut pulang dengan tanganya di gandeng oleh Ayahnya, Aji terus menatap ke belakang sambil berjalan, Aji melihat Reyhan dan Alina tersenyum, sambil melambaikan tanganya.
Aji ikut tersenyum dan juga melambaikan tangannya.
***
Di rumah Rani menangis terus menerus setelah pulang dari rumah kosong itu, Ibu yang melihat anaknya yang masih bayi menangis terus, ikut menangis juga, sangking bingungnya, mengapa anaknya tak kunjung berhenti menangis, di beri asi pun tidak mau.
" Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam..Syukurlah Ayah sudah pulang, Rani dari tadi menangis terus Yah, di beri asi pun dia tidak mau."
"Astaghfirullah.." Ayah mencoba membacakan Ayat kursi lalu meniupkan di ubun-ubun anaknya, seketika Rani mau berhenti menangis.
"Alhamdulilah, akhirnya Rani mau berhenti menangis."
Aji masih terdiam membisu, dia perhatikan sosok wanita yang berada di dekat Ibunya, "Ibu.. dia siapa?" Sambil menunjuk ke arah samping Ibunya.
Mendengar ucapan anaknya, Reflek Ibu menengok ke samping, namun tidak ada siapapun, Ibu langsung mendekat ke arah suaminya, karena seketika bulu kuduk nya berdiri.
"Nak, siapa yang Aji maksud, tidak ada siapapun disini, selain kita berempat." Ayah mencoba menggendong Aji, dan membawanya ke kamar.
Karena Ayah tahu, Aji bisa melihat makhluk tak kasat mata, Ayah mencoba menenangkan Ibu, agar mau tidur, dengan Aji yang berbaring di tengahnya.
Setelah di lihat semua sudah tertidur pulas, Ayah diam-diam bangun, ternyata Ayah belum tidur, Ayah keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke arah gudang yang berada di ujung rumahnya.
Ayah membuka pintu gudang itu, dan menjulurkan tangannya ke atas sudut lemari yang berada di gudang itu, Ayah mengambil kotak yang selama ini ia simpan.
Kotak itu dibuka, dan barang itu masih tersimpan rapih di tempatnya, "Aku yakin ini barang yang sama, yang ku lihat tadi," Ayah bermonolog di hatinya.
BRRAAAKK..
Ayah kaget, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras, di lihatnya Aji yang membukanya, Ayah langsung menyembunyikan kotak itu di belakang badannya.
"Loh, Nak kenapa belum tidur?" Tanya Ayah kepada anaknya yang tiba-tiba muncul di gudang.
"Subroto, bukankah engkau mengaku beriman kepada Tuhan mu?"
Ayah merasa kebingungan atas ucapan Aji, karena anaknya tidak pernah berkata seperti itu, "Apa maksud anak Ayah,huh?"
"Lebih baik, kamu segera membakar kotak itu, sebelum terlambat, kotak itu hanya akan menyesatkanmu, dan memisahkan kamu dari Tuhanmu."
Subroto seketika sadar, yang berbicara bukanlah anaknya, melainkan alam bawah sadar anaknya, Ayah tahu ada sesuatu yang masuk kedalam diri anaknya.
"Apa maksudmu aku tersesat? Aku masih menjalankan sholat lima waktu, dan menjalankan sunah-sunah Rosulullah."
"Kamu memang melakukan semua itu, namun di dalam hatimu, kamu mempercayai benda-benda yang bahkan bertuah, itu sama saja kamu musrik."
"Jangan sembarangan kamu berbicara, lebih baik segera keluar dari tubuh anakku."
Ayah mencoba mendekati Aji, namun Aji berbicara lagi, "innal-lazina tad'una min dunillahi 'ibadun amsalukum fad'uhum falyastajibu lakum in kuntum sadiqin(a)."
Artinya "Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu." ( Al-A'raf ayat 194)
Aji seketika jatuh pingsan, dan keluarlah sebuah cahaya, dari tubuh Aji, itu adalah sang kakek yang menjaga Aji, "Ingat Subroto, dunia ini hanyalah tipu daya, namun yang kekal adalah akhirat kelak."
Ayah mendengarkan suara, namun ia tidak dapat melihat siapa yang sedang berbicara, Ayah mengendong Aji, dan membawanya ke kamar untuk di baringkan, Ayah teringat akan ucapan anaknya tadi.
"Mungkinkah dirinya sudah melakukan dosa besar? mungkinkah dirinya sudah mempersekutukan Allah, sehingga ia dan keluarganya tidak merasa tenang?" Bathin Ayah.
Ayah menyandarkan kepalanya di bahu ranjang tidurnya, ia mencoba merenung sambil menutup matanya.
"Subroto.." Ayah langsung membuka matanya, ketika mendengar sebuah bisikan di telinganya. Mata Ayah mengitari sudut kamarnya namun tidak ada tanda-tanda ada orang lain, di lihatnya istri dan anaknya sedang tertidur pulas.
"Subroto... " Suara panggilan itu terdengar lagi.
Siapa yang panggil Ayah...?
****
Note
Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu selain-Nya. Perbuatan ini merupakan dosa besar dalam Islam dan bertentangan dengan ajaran Islam yang meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan.
Nabi SAW bersabda, “Orang yang mengambil sumpah dengan nama seseorang dan bukan Allah adalah kufr atau musyrik.” (HR.Ahmad, Abu Dawud, dan At- Tirmidzi).
"Wa iz qaala luqmaanu libnihii wa huwa ya'izuhuu yaa bunayya laa tusyrik billaah(i), innasy-syirka lazulmun 'aziim(un).
Artinya: (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, "Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar." ( Surah Al-Luqman ayat 13)
____
Jangan lupa dukunganya, untuk like, komen dan votenya...
Terimakasih..
semangat
Subroto nampak dilema, entah harus membuang benda itu atau tidak. Tapi, jika di buang, dia sedikit tidak rela.
Kalau seperti kata-kata di atas, mungkin bisa sedikit baik
Itu mungkin sedikit lebih bagus
Setelah tanda titik, awali dengan huruf besar
Spasi
Mungkin ga perlu ada tanda , di kalimat (Ketika Subroto)
Itu bisa di gabung aja (Ketika Subroto mencari kunci lemari itu)
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/......