Perjuangan seorang Wanita Yang sudah Di hianati oleh suaminya. hidupnya hancur setelah Menikah dengan seorang pria yang tidak pernah menganggapnya sebagai istri. walaupun Ia sudah berusaha menjadi istri yang Baik, akan tetapi Devan tidak pernah menghargai Kinanti. hingga pada akhirnya Mereka berdua berpisah karena Devan kedapatan Telah Berselingkuh dengan Wanita lain. dalam keadaannya yang sedang hamil Kinanti harus menerima Kenyataan jika Ia harus bercerai dengan Devan.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya kita nantikan di Episode selanjutnya yah.. Jangan lupa mampir 🙏 maaf baru pemula mohon Bantuannya 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 27: Bertemu Teman Lama
Tak Sengaja Aditya Melihat Kinanti Yang Sedang berganti pakaian di dalam kamarnya. Pria itu sangat terkesima dengan Bentuk Tubuh wanita itu. Ia terus Menatap Kinanti dari luar sana karena tak Sengaja Jendela kamar Itu Terbuka lebar sehingga membuat Aditya bisa leluasa menatap wanita yang sedang Berganti pakaian di dalam sana.
Dengan susah payah pria itu menelan salivanya karena ia Tidak bisa Menahan matanya untuk tidak melihat kemolekan Tubuh wanita itu.
"Astaga. Apa yang sudah aku lakukan di sini, Kenapa aku bisa seperti ini." Ucapnya. Lalu segera Mengalihkan pandangannya ke arah lain. Karena ia takut jika nanti Kinanti mengetahuinya.
Tak lama kemudian Kinanti keluar menemui mereka di luar sana. Saat melihat Aditya yang nampak gelisah Kinanti Mencari tau kegelisahan pria itu.
"Kamu kenapa pak?" Tanya kinanti.
Seketika membuat Aditya terkejut.
"Nggak." Singkat Aditya. Dengan Sangat Gugup.
"Kenapa wajah bapa Terlihat Pucat? Bapa sakit?" Kembali bertanya sambil Meletakkan tangannya di atas Dahi sang pemilik.
"Nggak, aku baik-baik saja." Elak Aditya. Namun kinanti masih Heran dengan Pria itu. Karena sebelumnya Aditya baik-baik saja.
"Sebaiknya kita segera kembali," ucap kinanti. Dan langsung di anggukkan oleh Aditya.
Kinanti Menggendong anaknya ke dalam rumah. Dan langsung Berpamitan pada ibunya. Begitu juga dengan Aditya.
"Bu, kami permisi dulu yah. Kapan-kapan aku akan main Ke Sini lagi." Ucap Aditya.
"Iya Nak, Datang saja kapanpun kamu Mau." Balas Bu Tuti. Sambil tersenyum menatap Pria itu.
"Mah, Aku kembali Kerja Dulu yah. Titip Arya mah,"
"Iya Nak, kamu tetap jaga kesehatan di sana. Jangan terlalu Sibuk dengan Pekerjaan sampai lupa makan."
Kinanti Mengangguk. Sambil menciumi Punggung Tangan Ibunya.
Lalu mereka langsung pergi menuju Ke Rumahnya Leo. Akan tetapi Aditya tidak mengantarkannya ke rumah leo. Melainkan Pria itu Mengemudikan Motornya ke arah restoran. Sehingga membuat Kinanti Sedikit bingung dengan tingkah Pria itu.
"Kita mau Kemana pak?" Tanya kinanti.
"Ke restoran, apa kamu tidak Kangen dengan Mereka yang di sana." Balas Aditya.
Dan Kinanti Hanya terdiam.
Setelah mereka tiba di restoran itu. Kinanti langsung turun dan Masuk ke dalam restoran untuk mencari Sahabat lamanya yang Kerja di sana.
"Mba Linda!" Seru kinanti. Ketika sudah berada di Dalam.
"Kinanti. Kapan kamu datang ke sini, kenapa kamu tidak Mengabari kami lagi. Kami sangat Rindu sama kamu tau." Ucap Linda. Sambil memeluk sahabatnya itu.
"Ini ada apa sih." Ucap seseorang dari dalam sana.
"Tebak deh siapa yang datang," menatap Wulan.
"Kinanti... Ini beneran kamu kan? Astaga Kinanti selama ini kamu Kemana saja. Bos galak itu selalu mencari-cari kamu tau." Ujar Wulan. Lalu mereka bertiga kembali berpelukan.
"Siapa yang galak?!
Ketiga wanita itu menoleh ke arah pintu. Dan melihat Aditya sedang berdiri di sana.
"M'mm.
"Kinanti yang Galak pak Bos," elak Linda. Sambil tersenyum menatap Kinanti.
"Kok jadi aku yang galak?" Sambung Kinanti.
"Cepat buatkan saya kopi. Dan bawah ke ruanganku!" Titah Aditya. Lalu ia segera meninggalkan ke tiga wanita itu.
"Galak amat yah." Ujar Linda. Lalu ketiganya Tertawa dengan penuh kebahagiaan.
"Kamu ke sini bareng Siapa?" Tanya Wulan. Sambil membuatkan kopi untuk Aditya.
"Siapa lagi kalau bukan sama Pak Aditya," jawab kinanti.
Membuat Wulan dan Linda Menatap ke arahnya dengan Tatapan yang amat serius.
"Kok bisa??" Ucap kedua wanita itu dengan serentak.
"Iya," sahut Kinanti.
"Wah, hebat dong. Rupanya pak Aditya mempunyai Rasa kepeduliannya juga yah sama kamu. Aku pikir dia hanya berbohong sama kami Ketika dia bilang mau cari kamu." Ujar Linda.
"Terus gimana acara pertunangannya dengan Bu Della? Apa mereka Sudah Resmi bertunangan?" Tanya Kinanti. Namun keduanya Menggelengkan kepala secara bersamaan.
"Acaranya Kacau. Karena pak Aditya Mempunyai rencana yang sangat Buruk untuk menjebak Bu Della. Dan ternyata Bu Della itu menjalin hubungan dengan Sahabatnya pak Aditya. Makanya mereka Batal tunangan, karena pak Aditya telah Membongkar kebusukan mereka di depan banyak orang." Tutur Linda.
"Kok bisa gitu,"
"Iya Kinanti. Dan mulai saat itu pak Aditya selalu mencari tahu tentang keberadaan kamu." Sambung Wulan.
Kinanti Hanya Terdiam Saat kedua temannya itu Menceritakan tentang Aditya terhadapnya.
"Cepat antarkan kopinya sama pak Aditya. Sebelum dia Berubah jadi Monster yang paling galak lagi." Ucap Linda.
Sehingga ketiganya Tertawa-tawa
Wulan Pergi Membawakan Kopi untuk Aditya. Sementara Kinanti dan Linda asyik mengobrol di Dapur. Karena mereka sudah Lama tidak bertemu.
"Tok!
"Tok!
"Masuk!" Ucap Aditya. Dari dalam sana.
"Ceklek! Pintu di buka oleh Wulan.
"Ini kopinya pak." Ucap Wulan. Sambil Meletakkan Kopi Di atas meja dekat Aditya.
"Kok Mala kamu yang Membawakan kopi ini ke sini." Menatap pada Wulan.
Wulan merasa Kebingungan dengan Sikap Bosnya itu.
"Maafkan saya pak. Terus siapa yang harus membawa kopi ini ke sini pak?" Tanya Wulan.
"Suruh Kinanti saja, dan Kopi itu buat kamu saja, biar Kinanti yang Membuatkan yang baru untuk saya." Ujar Aditya. Seketika membuat Wulan melongok keheranan pada pria itu.
Ia pun kembali membawa kopi yang baru saja ia buat itu ke dapur.
"Loh, kok kopinya di bawah ke sini lagi?" Tanya Linda keheranan.
"Gimana nggak di bawah ke sini. Pak Aditya Menolak kopi Buatanku. Bahkan dia meminta Aku untuk meminumnya." Keluh Wulan.
"Kok bisa? Memangnya kopinya nggak enak yah??" Tanya Linda.
Wulan Menggelengkan Kepalanya.
"Katanya Kinanti yang harus membuatkan kopi untuknya dan Mengantarkan kopi itu ke ruangan pak Aditya."
"Haaa??" Linda Melotot pada kinanti.
"Benar-benar aneh pak Aditya." Ujar Kinanti. Sambil cemberut.
Lalu ia pun segera membuatkan kopi yang di minta oleh Aditya. Setelah itu langsung membawanya ke dalam sana.
"Ini kopinya Pak," ucap kinanti. Lalu Aditya Langsung berjalan menuju Ke arah wanita itu dan mengambil Segelas kopi yang ada di tangannya kinanti.
"Temani aku minum kopi." Ucap Aditya.
"Kenapa nggak Minum di luar saja pak, biar banyak orang yang menemani kamu untuk minum kopi pak." Protes kinanti.
"Yang aku mau kamu. Bukan mereka," jawab Aditya.
"Tapi Pak, aku masih ingin Bersama mereka.
Lagi pula aku sudah lama Tidak Bertemu dengan mereka."
Seketika Aditya Mendekati Kinanti dengan sangat dekat. Sehingga membuat kinanti Tersandar ke dinding dalam ruangan itu.
"Kamu mau apa Pak?" Ucap kinanti. Berusaha memalingkan wajahnya dari pria itu.
Akan tetapi Aditya terus mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kinanti. Sehingga membuat keduanya saling bertatapan Dengan sangat dekat. Membuat jantung Keduanya berdebar kencang saat Berada dalam posisi seperti itu. Hal yang sama telah di lakukan oleh Aditya terhadap Kinanti. Ia kembali Mendaratkan Ciumannya pada wanita yang ia cintai. Dan Kinanti berusaha menolaknya akan tetapi tubuhnya terlalu kecil untuk melepaskan diri dari cengkraman pria aneh seperti Aditya.
Tak Sengaja Satrio masuk ke dalam ruangan Aditya. Dan ia Sangat terkejut ketika melihat pemandangan yang ada di depan matanya itu. Ia bahkan hampir pinsan Ketika melihat Aditya sedang Menciumi seorang wanita di dalam ruang kerjanya. Satrio Melotot Ketika melihat wajah wanita tersebut.
"Kinanti?" Ucapnya. Lalu ia segera keluar dengan Perlahan agar Aditya tidak mengetahui kedatangannya.
Satrio Masih bingung dengan apa yang baru saja ia lihat di Dalam sana. Ia merasa Heran Karena Aditya tidak pernah melakukan hal aneh seperti itu. Terkecuali wanita itu sudah menjadi Pacarnya.
