Pesona Istri Yang Disia-siakan
Mentari pagi bersinar menembus Celah-celah kaca jendela di kamar.
Seorang Wanita Muda yang masih tertidur nyenyak di kasurnya. Wanita itu belum menyadari jika Hari sudah Pagi sehingga ia Masih terlelap dalam tidurnya.
Tiba-tiba suara alarm berbunyi nyaring di atas Nakas Samping Tempat Tidurnya. Dengan Cepat wanita itu Membuka Matanya dan Menatap ke arah jam Dinding Yang ada di kamar itu.
"Astaga. Kenapa aku jadi kesiangan, Hari ini kan Aku ada Janji sama Susan," Ucap Kinanti. Sambil bergegas Masuk ke dalam Kamar mandi.
Usai membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Wanita muda itu langsung berlari keluar dari Kamar. Dan berjalan menuju ke luar halaman.
Pemilik kontrakan yang ia tinggali merasa heran dengan Wanita yang baru saja Keluar dari kamarnya itu dengan sangat terburu-buru. Sehingga ia pergi Menghampiri Wanita itu.
"Kamu mau kemana nak, Kenapa terburu-buru seperti itu?" Tanya Sukma. Pemilik kontrakan yang Kinanti tempati.
"Aku ada janji sama Teman Bu, tapi aku Mala Kesiangan," balas Kinanti. Dengan lembut.
"Oh. Kirain kamu mau kerja, soalnya kamu terlihat terburu-buru saat keluar dari kamar,"
"Nggak Bu, aku belum dapat kerjaan." Balas Kinanti.
"Yang sabar nak, Mungkin di tempat ini kamu belum menemukan pekerjaan yang layak, Tapi Saya yakin pasti kamu akan Mendapatkan Pekerjaan di tempat lain," ujar Bu Sukma. Tersenyum menatap Kinanti.
"Iya bu, Terimakasih."
Dan tidak Lama Kemudian taksi yang ia Pesan Segera tiba di depan mereka. Dan ia langsung berpamitan kepada Bu sukma.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh. Kini Mobil yang ia tumpangi Sudah Sampai di Depan Rumah Sahabatnya itu. Setelah Membayar Ongkos pada Sang sopir. Kinanti Langsung Pergi ke Rumah Sahabatnya.
"Tok!
"Tok!
"Tok!
Beberapa kali ia mengetuk pintu rumah milik Sahabatnya itu. Namun tak ada jawaban dari dalam sana. Membuat Kinanti sedikit cemas karena ia sudah terlambat datang ke Rumah Susan.
"Apa mungkin dia Sudah pergi ke tempat Kerjanya, Yah. Tapi kan Hari Ini hari Libur?" Gumam Kinanti yang masih berdiri Di Depan Pintu.
Ia terus Mengetuk Pintu Rumah itu. Sambil memanggil Sahabatnya. Namun tak Kunjung keluar Dari dalam sana. Sehingga Kinanti Memutuskan untuk kembali ke kontrakannya saja.
"Kemana perginya Susan, Yah? Tumben hari Minggu dia nggak ada di Kontrakannya," Keluh Kinanti. Sambil menatap Sekeliling Jalan yang ia Lalui dan berharap bisa Bertemu dengan Susan.
Karena merasa Lelah Kinanti beristirahat di bawah pohon dan duduk. Sambil Memijat Kedua kakinya yang Terasa Sakit.
"Bagaimana aku bisa Mendapatkan Uang untuk Biaya Putraku, sementara di sini aku masih belum menemukan Pekerjaan." Ucap Kinanti dengan raut wajah yang bersedih.
Dan ia pun teringat Akan Masa lalunya Dengan Suaminya yang sudah menghianatinya.
*Flash Back*
"Tega kamu mas. kenapa kamu lakuin ini sama aku mas! Kenapa?? Apa kamu Tidak bisa Mencintai aku walaupun Hanya sedikit saja mas? Aku sedang Mengandung anak Kamu Loh mas, Kenapa kamu tega lakuin Ini sama Aku!" Teriak Kinanti Sambil Berlinang air matanya.
"Memangnya Siapa yang Mau Sama kamu. Udah Jelek kayak Gitu. Perlu kamu Ketahui Aku nggak pernah mencintai kamu Kinanti, aku Nikah sama Kamu Itu pun Terpaksa karena Kedua orang TuaKu yang Memaksaku untuk nikah sama Kamu. Dan mengenai KandunganMu, Aku nggak peduli karena Aku melakukannya saat Aku mabuk dan Itu salah kamu. Kenapa juga kamu mau melakukannya!" Bentak Devan. Dengan Kasar tanpa mempedulikan perasaan Istrinya.
"Jadi kamu melakukan semuanya karena terpaksa mas? Lalu kenapa Kamu juga Mau Menerima Permintaan Orang tua kamu Jika memang kamu nggak Mau Nikah sama aku, Harusnya kamu Menolaknya mas. Bukan Menerimanya. Sekarang kamu mala mau Ninggalin aku sama Anak Kita, apa kamu Nggak pernah Memikirkan Perasaanku mas??"
"Cukup! Aku nggak mau Mendengar ocehan kamu lagi. pokoknya aku mau kita cerai Dan Aku juga tidak ingin melihat Wajahmu dan Juga anak yang Kamu kandung itu. Jadi sebaiknya kamu pergi dari Sini Sebelum aku Melemparkan Mu Keluar!!" Bentak Devan. Membuat Kinanti Bertambah Sakit hati dengan Semua perbuatan Suaminya itu.
"Baik Mas, Aku akan keluar Dan aku juga akan pastikan jika kita tidak akan Pernah saling bertemu lagi setelah kita bercerai." Balas Kinanti. Yang sudah Terlanjur sakit hati dengan Perkataan Suaminya Itu.
"Udahlah, Jangan banyak bicara. Kamu nggak dengar yah, kan Mas Devan Udah Mengusir kamu dari rumah ini. Itu tandanya Devan Lebih memilih aku Di banding kamu." Timpal wanita yang berada di samping Devan.
Kinanti Menatap tajam pada Mita Yang tidak Lain adalah sekertaris Suaminya sendiri. Dan yang sudah Merebut Devan darinya.
"Aku pastikan kalian akan Menerima apa yang sudah kalian perbuat sama aku hari ini, ingat mas. Karma itu lebih menyakitkan dari apa yang sudah kamu perbuat sama aku dan anakku." Ujar Kinanti, lalu ia segera keluar dari Rumah itu sambil membawa semua Pakaiannya.
Dan setelah perceraiannya dengan Devan. Kinanti Memutuskan untuk Kembali ke kampung halamannya. Karena ia Sudah tidak mempunyai siapapun lagi di Kota itu. Dan Ia Akan Membesarkan anaknya di kampung bersama kedua orang tuanya yang selalu menyayanginya.
*Flash back off*
Wanita itu terkejut ketika seseorang sedang berdiri tepat di depannya.
"Apa kamu baik-baik Saja?" Tanya Lelaki dewasa yang Kebetulan Berjualan di Tempat itu.
"I--iya, pak. Aku nggak apa-apa kok pak, hanya Saja Aku kecapean saat berjalan tadi Dari Rumah teman." Jawab Kinanti. Dengan sedikit malu.
"Memangnya kamu mau Kemana Nak?" Tanya Lelaki dewasa itu.
"Aku mau pulang ke Kontrakan Pak," jawab Kinanti. Dengan lembut.
"Oh. Kamu Bukan warga sini yah?"
Kinanti Menggelengkan Kepalanya.
"Aku Dari Bogor pak, dan aku datang ke sini untuk mencari pekerjaan. Tapi sangat sulit mendapatkan pekerjaan di sini." sahut Kinanti.
Lelaki itu Tersenyum Menatap pada Kinanti.
"Jika kamu Yakin, pasti tidak sulit untuk mendapatkan pekerjaan di sini. Asalkan kamu ada niat untuk bekerja," ujar Lelaki itu.
"Iya pak,"
"Apa kamu Lapar, kebetulan Saya Lagi Berjualan Bubur ayam. Dan Jika kamu mau, kamu bisa Makan Gratis di sini." Ucap lelaki itu.
"boleh pak, tapi rumah bapa di mana?" Tanya Kinanti.
"Saya tinggal di lorong Cempaka dekat Sana Nak," jawab Lelaki itu. Sambil Mengambilkan Bubur ayam Untuk Kinanti.
"Ini makanlah," ucap pak Soleh. Sambil memberikan sepiring Bubur ayam kepada Kinanti.
"Makasih Banyak, Pak."
Kinanti Sangat Menikmati Bubur ayam tersebut. Rasanya sangat enak Dan membuatnya Ingin nambah lagi. Tapi karena itu adalah pemberian secara gratis. Kinanti hanya Diam sambil Mengembalikan Piringnya.
"Jika kamu mau, kamu bisa datang ke sini Setiap Hari. Kebetulan saya Berjualan di sini." Ujar pak Soleh.
"Iya pak, Makasih banyak yah pak,"
M'mm...
"Kalau begitu aku pamit dulu pak, Makasih Sebelumnya karena bapa Udah baik sama aku,"
"Iya nak,"
Kinanti Segera Kembali ke kontrakannya. dan Ia Masih berharap jika Susan Bisa Ke kontrakan. Namun Sampai sore Susan Tak Kunjung datang dan mengabarinya lagi. Membuat Kinanti merasa cemas dengan Keberadaan Susan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments