KAU BUKAN SEGALANYA

Amira yang sudah sampai di rumah, segera mengurung diri di kamar. Walau hatinya puas telah memberi pelajaran pada keluarga Erick, namun dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa dia sangat malu, karena orang-orang sudah tahu bahwa dirinya mandul.

Sedangkan Revand mendapat berita dari Doni, tentang video Amira yang sedang viral, segera menghubungi Fumiko untuk menanyakan keberadaan Amira. Karena Amira sulit di hubungi, ponselnya mati.

Fumiko menjelaskan, saat sekarang Amira sedang berada di kamarnya. Dan tidak lupa Fumiko menceritakan, wajah Amira terlihat murung saat pulang tadi.

"Baiklah," jawab Revand lega, setidaknya dia tahu bahwa Amira sudah berada di rumah.

Kemudian dengan segera dia menaiki mobilnya dan meluncur ke rumah Amira. Sesampai di rumah Amira, dia di sambut oleh Fumiko yang terlihat cemas.

Setelah memberi instruksi untuk mengunci pintu rapat-rapat, Revand menaiki tangga kamar Amira.

Tok tok tok

Revand mengetuk pintu....

Sepi...., tidak terdengar suara apa pun dari dalam. Kemudian Revand membuka pintu kamar secara perlahan.... tidak terkunci.

Di lihatnya, Amira duduk di sudut tempat tidur sambil menutup wajahnya dengan bantal, bahunya terlihat berguncang, Amira menangis.

"Mira, aku masuk ya....?!", kata Revand dengan suara pelan.

Tidak ada reaksi apa pun, Revand terus melangkah. Kemudian Revand duduk di sisi Amira.

"Aku malu, Al..... semua sudah tahu tentang kehidupan rumah tangga aku", lirih Amira dengan matanya terpejam.

"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja", jawab Revand sambil menggenggam tangan Amira untuk memberi kekuatan.

"Pasti semua menertawakan dan menghina aku ya, Al. Aku seorang wanita mandul", Amira tertawa kemudian menangis.

Revand memeluk bahu Amira. Hatinya menjadi nelangsa melihat keadaan Amira yang tampak putus asa.

"Kamu tidak salah, Amira. Wanita mandul bukanlah sebuah aib. Semua sudah kehendak Allah..... Lagi pula kau masih muda, masih banyak kesempatan. Kau bisa berobat. Nanti akan ku perkenalkan pada seorang dokter spesialis kandungan dari Belanda, dia pasti bisa membantu mu" jawab Revand.

Amira menatap Revand dengan wajah penuh harap, "Benarkah......?!" matanya berkilau indah, seperti sebuah harapan.

"Ya... " jawab Revand mantap.

Kemudian Amira menatap langit-langit kamar. Walau dokter sudah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi hatinya tetap was-was, karena sudah tiga tahun dia menikah, dia tidak kunjung hamil juga.

Sedangkan Sonya yang baru di nikahi Erick, langsung bisa hamil. Ach....

"Kau tahu kejadian tadi....?" tanya Amira kemudian.

Revand mengangguk, "Aku sudah melihat videonya"

Amira tertawa getir, "Mereka jahat, Al...... Aku terpaksa melakukan akting seperti itu".

"Sudah benar itu tindakan mu.... hitung-hitung untuk memberikan shock therapy pada mereka". seru Revand sambil tertawa, Amira ikut tertawa juga.

"Aku malu karena sudah viral.... apa tanggapan orang-orang terhadap aku?".

"Hampir sembilan puluh persen membela mu. Tetapi tidak usah kau pikirkan....... Fokuskan aja pada permasalahan yang sedang kau hadapi sekarang.... Itu lebih baik". nasehat Revand.

"Benar, Al. Aku akan segera menyelesaikan masalah ini", kata Amira.

Tetapi kemudian, Amira seperti teringat sesuatu, "Oya, Al..... Dari mana Sonya mendapatkan foto- foto saat kita berbelanja ya?. Apa dia menguntit kita?". tanya Amira sambil berpikir.

"Mungkin dia tidak sengaja melihat kita, dan mengambil kesempatan untuk memotret kita..... Tapi apa pun itu, biarkan saja", jawab Revand tenang.

"Kau tidak takut di ketahui orang lain" tanya Amira.

"Justru yang aku takutkan, kau tidak mau berteman dengan ku lagi gara-gara foto itu" ujar Revand.

                *****

Erick terbangun, setelah hampir 10 jam tidak sadarkan diri.

Erick membuka mata lebih lebar dan melihat seorang perawat sedang membereskan beberapa peralatan medis.

"Di.... di mana saya dan apa yang terjadi?" Erick mencoba menggerakkan tubuhnya, terasa sakit, Erick berusaha untuk bangkit. Dengan sigap perawat itu menahan tubuhnya agar tetap berada di tempat tidur.

"Tenang tuan....... tenanglah dulu. Anda belum pulih sepenuhnya", kata perawat..

"Apa yang terjadi?" tanya Erick lagi.

"Semalam tuan pingsan. Dan keluarga tuan yang membawa kemari", jawab perawat itu.

"Sekarang di mana keluarga saya", Erick kembali bertanya karena dia tidak melihat siapa pun dari keluarganya berada disini.

Dimana Sonya?, Amira?....... Dalam seketika dia merasa frustasi. Percuma punya dua istri, di saat dia sakit, tidak ada satu pun yang menemaninya.

"Nyonya Mary semalam ada di disini, sekarang sudah pergi sebentar. Dan nyonya Sonya katanya sebentar lagi akan datang" sahut perawat yang kebetulan mengenal keluarga Erick.

Kemudian perawat tersebut pergi setelah mengecek data kesehatan Erick.

Erick menghela napas panjang, pikirannya melayang jauh entah kemana. Erick berusaha mengingat kejadian semalam.

Di mana saat dia dan Sonya bertengkar hebat, karena Sonya meminta agar Erick membalas dendam terhadap Amira.

Erick juga teringat foto Amira bersama seorang pria di ponsel Sonya.

Siapa pria itu? Apa dia selingkuhan Amira? Ach.... perasaan Erick sangat sakit membayangkan Amira bersama pria lain.

"Amira harus memberi penjelasan siapa pria bre......ek itu" batin Erick marah.

Di kumpulkan sisa tenaganya, kemudian dia bangkit dari tempat tidur. Dengan berjalan perlahan, dia berhasil mencapai pintu, lalu membukanya.

Untunglah saat ini para perawat sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga dia pun bebas keluar dari ruangan menuju jalan raya.

Dengan sebuah taksi, Erick pun melaju ke rumah Amira.

.

Amira yang pagi itu sedang bersiap-siap hendak pergi ke kantor. Di kejutkan suara ketukan pintu rumahnya.

Kemudian terdengar suara Fumiko yang berteriak menghentikan langkah seseorang.

Amira segera keluar dari kamarnya....

"Aku ini suaminya, aku berhak masuk ke rumah isteri ku sendiri" ternyata Erick yang datang dan sangat marah saat Fumiko menyuruhnya menunggu Amira di ruang tamu saja.

"Tapi tuan...... "

"Fumiko... " panggil Amira, yang sudah berada di hadapan mereka.

"Maaf mbak.... " melihat kedatangan Amira, Fumiko langsung menunduk.

"Tidak apa, biarkan saja dia masuk" jawab Amira tenang, sambil melangkah ke ruang tamu dan duduk di salah satu sofa.

"Kau pecat saja pembantu tidak tau diri itu, Amira?!" ujar Erick berang sambil duduk di depan Amira.

Amira menghela napas, "Bisakah kalau mas datang, dengan sikap yang lebih baik" kata Amira.

"Kau menginginkan mas bersikap baik, setelah kau sendiri mempermalukan keluarga mas kemarin?!" ujar Erick sengit.

Amira memutar bola matanya dengan malas, sepertinya dia sudah menduga apa tujuan Erick datang.

"Puas kau..... setelah membongkar aib keluarga kita ke semua orang" hardik Erick lagi.

"Sangat..... sangat puas!!" jawab Amira tegas sambil menatap tajam pada Erick.

"Dasar tidak tahu malu..... Apa kau tidak berpikir, apa yang akan dikatakan orang-orang setelah mengetahui aib keluarga kita" seru Erick lagi.

Amira tertawa, "Bukan kita....., tapi kamu, mas. Keluarga kamu yang menginginkan aib ini terbongkar.... dan keluarga kamu pantas mendapatkan itu semua?!!"

"Kau.....!!" Erick hendak mengayunkan tangannya, tapi tidak jadi. Dia kembali menurunkan tangannya.

"Kenapa, mas?! Apa kau ingin memukul ku juga. Pukul saja sepuas mu. Seperti keluarga mu memukul aku.... Apakah itu tidak kau sebut aib?!!! hardik Amira.

Erick mengusap rambutnya dengan kasar, "Mengapa, Amira?. Mengapa kau berubah.... aku sungguh tidak mengenalmu lagi"

"Kau yang membuat aku berubah mas..... kau yang membuat aku jadi begini?!!"

Erick terdiam sejenak...... pikirannya menerawang.

"Siapa pria itu?" tanya Erick kemudian.

"Pria yang mana?!..... pria yang di tunjukan foto sama Sonya itu?, seru Amira menggelengkan kepalanya.

"Apa dia selingkuhan, mu?" tanya Erick menahan geram di hatinya.

"Aku bukan seperti kamu, mas. Dia hanya teman sekantor aku" terang Amira.

"Hanya taman sekantor?!..... bisa jalan berdua, minum berdua... jangan-jangan kalian sudah tidur berdua", kata Erick sinis.

Sakit hati Amira di tuduh seperti itu.

"Kau terlalu jauh dalam memikirkan hal itu, mas. Apa karena kau teringat perbuatan mu dulu bersama Sonya, saat mengkhianati aku, maka kau menuduh aku seperti itu juga?!" ucap Amira sengit.

Erick terkesiap saat Amira mengucapkan itu.

"Bukan begitu Amira..... kau wanita bersuami, tidak pantas berjalan berdua pria lain".

Amira bersedekap dada "O.... kalau aku tidak pantas karena bersuami. Sedangkan kau berselingkuh.... kemudian diam-diam menikahi selingkuhan mu, apa itu yang kau anggap pantas".

"Jadi.... kau ingin balas dendam?!" Erick tertawa mengejek. Ternyata dugaannya benar, Amira hanya ingin balas dendam saja karena cemburu, pikir Erick.

"Apa mau mu...?!" tanya Amira yang malas untuk bertengkar lagi.

"Jauhi dia.... atau... ", Erick menggantungkan perkataannya.

"Atau apa......?!" tanya Amira menantang.

"Akan ku hancurkan dia!!"

.

#KBS

Dukung Author dengan vote, like dan comment