"Aku katakan kepadamu jika kamu menyukai seseorang lebih dari 4 bulan itu artinya kamu mencintainya bukan lagi sekedar suka! "
seseorang telah mengatakan hal itu kepadaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miyunli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh
Bel masuk sudah bunyi, siswa mulai belajar seperti biasa. Silvi selalu kesal setiap melihat keakraban Yumi dan Rezza. Dia harus sabar untuk memberi waktu agar hubungan mereka bisa membaik.
***
Semua kegiatan hari ini disekolah berjalan dengan lancar sampai pulang sekolah.
"Yumi nanti aku jemput kamu ya buat latihan! " Ucap Ayhel.
"Ok" Jawab Yumi membentuk huruf O dengan jarinya.
Malam ini adalah pertama kalinya Yumi pergi berlatih kegiatan shalawatan. Dia sudah setuju untuk mengikuti kegiatan ini.
Silvi tengah memainkan ponselnya mengirim pesan ke seseorang.
Silvi : ingat! apa yang sudah aku suruh harus kamu lakukan!
? : siap! semua sudah beres, aku tidak bisa melakukan hal yang sama terus. Jadi ku rusak kedua remnya.
Silvi :kamu gila? Divisi Anggrek ada turunan tajam dan menikung. Kamu mau buat dia celaka?
? : Silvi, kalo mau jahat itu jangan tanggung-tanggung. Apa yang kamu suruh sudah aku laksanakan, jadi ingat untuk mengabulkan permintaanku.
Silvi mengakhiri pesan dengan kesal, lalu dia berfikir betapa bagusnya jika Yumi sampai celaka dan tidak bisa mengikuti lomba lari besok. Senyum villain mengembang di sudut bibirnya.
"Tidak pulang Za? " Tanya Yumi yang sudah bangkit dari duduknya.
Rezza menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
***
"Kamu ngapain masih disini ketua? " Tanya Rezza tidak suka.
"Bukankah aku yang seharusnya bertanya? Kenapa kamu masih berada di kelas? " Bertanya tanpa menatap.
Rezza tidak menjawab pertanyaan Ahdi dia bangkit dari duduknya ingin menemui Pak Agung. Beliau berpesan agar ketika pulang sekolah tetap berada di kelas. Mereka akan membahas soal-soal untuk Olimpiade IPA. Tapi dia tidak tau kalau akan berada di ruangan yang sama bersama Ahdi.
"Oh ya kenapa sepatu Yumi bisa ada di mobil ayahku? " Berbalik badan ketika sudah sampai pintu ruangan.
Pertanyaan itu lantas membuat Ahdi menghentikan aktivitas menulis nya. Ahdi mengingat kejadian itu dimana dia lupa menaruh kantong plastik hitam berisi sepatu Yumi yang dia taruh di bawah kursi mobil.
"Ah... Aku lupa membuangnya! Kenapa kamu tidak membantuku untuk membuangnya? ". tersenyum menatap.
" Wah... Benar-benar berubah! " Pergi meninggalkan Ahdi.
"sebenarnya yang berubah itu aku atau kamu Za? "
Ahdi menatap kepergian Rezza sampai Pak Anton datang. Rezza tidak mau berada di ruangan yang sama bersama Ahdi jadi dia memutuskan untuk belajar di kantor.
Yumi mengecek ban sepedanya yang terlihat aman. Ketika dia berjalan mendorong sepedanya sampai luar dia melihat motor ayahnya yang juga terparkir.
"Kok motor ayah di sini? " Bingung.
Belakang sekolah adalah tempat parkir dan kantor Divisi Anggrek. Jadi tempat parkir untuk kendaraan antara sekolah dan kantor di satukan.
Yumi mengendarai sepedanya dengan nyaman, sampai dijalan yang dia sukai. Dia sangat menikmati jika berada dijalan turunan dan menikung. Seringkali dia memainkan remnya agar dijalan ini terasa lama. Namun berbeda dengan sekarang, berulang kali dia mencoba untuk menekan remnya tapi tidak bisa.
"Oh tidak! Remnya... "
Sepeda Yumi melaju dengan kencang Yumi sangat berharap tidak ada kendaraan lain yang melintas agar mengurangi resiko tabrakan. Dia tidak bisa mengimbangi kecepatan di jalan tikungan tajam.
"Aaaaaa.... " Teriak.
Srakkkk!!!
Suara Yumi dan sepedanya yang terjatuh. Beruntung dia terjatuh di semak-semak bukan tepat dijalan jadi luka yang di dapat tidak parah. Tangan Yumi terluka, baju kotor bahkan ada bagian bajunya yang robek.
Ahdi keluar dari ruangan hendak pulang, karena Pak Anton akhir-akhir ini sangat sibuk jadi pertemuannya sebentar.
Ahdi mengecek kendaraannya sebelum di naiki. Dia melihat bensinnya yang tinggal sedikit. Jadi dia memutuskan untuk pergi beli bensin terdekat.
Sampai di tikungan tempat Yumi terjatuh dia melihat sepeda yang tergeletak di pinggir jalan. Ahdi menghentikan perjalanannya melihat sekitar sepeda sampai menemukan Yumi yang terlentang di semak-semak menatap langit.
"Kamu tidak apa-apa? "
"Huh... Aku tidak bisa bangun"
"A apanya yang sakit sampai susah bangun? Punggung? Kaki? Kepala? Atau apa? " khawatir.
" Aku lapar... "
"??? " Kening Ahdi mengkerut.
Ahdi ingin membantu Yumi untuk duduk dengan memberi tangannya, namun Yumi menolak dia bilang bisa sendiri.
"pertama kali melihatmu tergeletak di semak-semak aku bingung dengan ekspresi mu"
"Ouwh....bingung gimana? " berusaha bangun.
"kamu habis tidur apa habis jatuh? santai banget sampai menatap langit kayak tadi"
terimakasih sudah membaca karyaku ☺