NovelToon NovelToon
Cinderella Abad 21

Cinderella Abad 21

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu / Beda Usia / Romansa / Pembantu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anim_Goh

Ditindas dan dibully, itu tak berlaku untuk Cinderella satu ini. Namanya Lisa. Tinggal bersama ibu dan saudara tirinya, tak membuat Lisa menjadi lemah dan penakut. Berbanding terbalik dengan kisah hidup Cinderella di masa lalu, dia menjelma menjadi gadis bar-bar dan tak pernah takut melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh keluarga tirinya.

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anim_Goh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Cinderella Biasa

Braakkk

Lisa menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kuat. Dia kemudian bangun dan langsung menatap datar ke arah pintu yang baru saja dibuka dengan cara kasar. "Apa gurumu tidak pernah mengajarkan cara membuka pintu dengan benar? Tidak sopan. Ini kamar orang, bukan kamar binatang."

"Diam kau pemalas!" sentak Hanum. "Tidak tahu malu. Tahu tidak jam berapa sekarang?"

"Mana aku tahu. Kan aku baru saja bangun setelah kau membuat kekacauan."

"Kau!"

Hanum meradang. Semakin hari Lisa semakin pandai melawan saja. Padahal gadis ini sering menerima hukuman dari ibunya, tapi seolah tak pernah bisa membuatnya jera.

(Tidak bisa, kali ini aku harus sedikit bersabar. Kalau tidak, Lisa pasti tidak akan mau membuatkan sarapan untukku. Lebih baik aku bicara baik-baik dulu padanya. Baru nanti aku akan melaporkannya pada Ibu. Ya, begini saja)

"Cepat bangun dan buatkan sarapan untukku. Ibu sedang keluar," ucap Hanum sambil menatap ke arah lain. Rasanya begitu memalukan memohon seperti ini.

"Kaukan punya tangan, kenapa tidak membuat sarapan sendiri saja?" ejek Lisa sembari merentangkan tangan. Dia kemudian menguap. "Hoamms, ngantuk sekali. Harusnya sekarang aku masih tidur. Hmm,"

"Yakkk Lisa! Kau tuli ya? Cepat bangun dan buatkan sarapan untukku. Nanti aku telat!"

"Iya iya aku bangun."

Setengah malas Lisa terpaksa beranjak dari tempat tidur. Emm, sebenarnya bukan tempat tidur seperti pada umumnya. Melainkan ... tikar biasa yang disusun di atas tumpukan kardus. Menyedihkan bukan? Memang, tapi itu tak membuat Lisa merasa rendah dan lemah. Sekejam apapun siksaan dan hukuman yang dilakukan oleh keluarga ibu tirinya, tak sekali pun dia mengeluh. Lisa memiliki keyakinan kalau suatu saat akan ada kebahagiaan yang datang menghampiri. Dan dalam penantiannya, dia selalu berusaha tegar dan kuat menghadapi badai yang datang menerjang.

"Padahal usianya sudah dua puluhan lebih, tapi membuat sarapan saja masih mengandalkan orang lain. Apa jadinya kalau nanti Hanum menikah dan memiliki mertua yang kejam? Aku yakin dia pasti akan cepat menjadi janda. Xixixi," ucap Lisa tertawa cekikikan membayangkan saudaranya menjadi janda. Dia melakukan hal itu sambil memotong sayur yang akan dimasak.

Terhitung sudah tujuh tahun lebih Lisa menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan. Diperlakukan tidak adil, dibully, bahkan kerap menerima perlakuan tak senonoh dari orang-orang yang harusnya menjadi keluarga. Penderitaan ini bermula ketika ayahnya tak sengaja menjadi korban tabrak lari sepulang dari membelikan hadiah untuknya. Sejak saat itu, Lisa selalu dituduh sebagai pembunuh sang ayah. Dan dia juga dituntut untuk membersihkan seisi rumah sebagai bentuk penebus kesalahan yang bahkan dia sendiri tak menginginkan.

"Hmm, kira-kira kapan ya aku bisa pergi dari rumah ini? Dunia luar pasti seru. Aku sering melihatnya di televisi." Lisa bermonolog dengan dirinya sendiri. "Mau kabur mandiri, tapi tidak ada tempat tujuan. Mau tetap bertahan di sini, tapi aku sudah mulai bosan. Hidupku berputar hanya untuk menjadi pembantu dan pelayan mereka yang kejam itu. Menyebalkan!"

"Siapa yang kau sebut menyebalkan?"

Lisa berjengit kaget saat mendengar teriakan Hanum dari arah belakang. Enggan menoleh, dia memilih fokus pada masakan. Bukan takut, sedang malas berdebat saja. Kakak tirinya itu tak sepadan jika dijadikan lawan. Tidak seperti ibu tirinya yang memiliki power untuk melakukan tindak kekejaman.

"Hei kau anak ingusan. Aku peringatkan jangan coba-coba untuk kabur dari rumah ini ya. Karena apa? Karena pembunuh sepertimu tidak akan diterima di dunia luar. Harusnya kau beruntung karena kami masih berkenan menampungmu, bukan malah berandai-andai ingin melarikan diri. Dasar t*lol!" maki Hanum sambil menatap tajam Lisa yang berdiri membelakangi.

"Aku bukan pembunuh!"

"Ya, kau. Kalau bukan karenamu, sekarang Ayah pasti masih hidup dan Ibu tidak akan menderita sedalam ini."

"Menderitanya apanya. Bukankah selama ini Ibu selalu hidup bahagia dengan menghabiskan harta peninggalan Ayah? Jangan mengada-ada. Bulu di tubuhku sampai bergetar karena merasa lucu mendengar ucapanmu yang tak masuk akal itu!" sanggah Lisa membela diri. Dia bicara tanpa ada niat menatap Hanum.

"Hati-hati dengan mulutmu, Lisa. Kalau bukan karena belas kasihan dari kami, kau pasti sudah mendekam di balik jeruji besi. Hidup kita jadi seperti ini gara-gara kau!"

Sebuah seruan dari arah depan membuat pertengkaran Hanum dan Lisa terhenti. Arina yang baru saja kembali dari luar, dibuat meradang oleh ucapan anak tirinya. Segera saja dia melontarkan kalimat yang selalu berhasil membuat gadis bengal tersebut menjadi diam.

"Andai malam itu kau tak meminta Ayahmu pergi keluar, dia pasti masih ada bersama kita sekarang. Usiamu memang baru sepuluh tahun saat itu, tapi kau tahu betul bagaimana cara menghancurkan kebahagiaan sebuah keluarga. Jadi tolong jangan memutar balikkan fakta seolah kami menikmati kehilangan ini. Itu sangat kejam!" ucap Arina mendramatisir keadaan. Dalam hati dia tertawa, pasti Lisa tak bisa berkutik lagi setelah ini.

"Halah, alasan itu itu saja yang selalu Ibu katakan. Kalian pikir selama ini aku buta dan idiot? Tidak. Aku tahu dengan pasti apa yang kalian perbuat terhadap semua harta peninggalan Ayah!"

Lisa mencicipi sayur yang telah selesai dimasak kemudian mengambil mangkuk. Dengan santai dia menuangkan sayur tersebut dan membawanya ke meja makan.

"Selalu menjadikan aku sebagai kambing hitam dibalik kematian Ayah, kalian pikir itu logis? Beliau adalah orangtua dari seorang anak, wajar jika ingin membelikan sesuatu. Satu yang pasti. Hubungan antara anak dan orangtua, tidak akan pernah bisa menghalangi takdir Tuhan. Jika kematian telah ditentukan, sesuci apapun sebuah hubungan, itu tidak akan bisa melawan kehendaknya. Camkan ini baik-baik!"

Arina dan Hanum mematung di tempat setelah mendapat petuah dari Lisa. Dan mereka hanya diam saja saat gadis tersebut berjalan melewati mereka dan langsung masuk ke dalam kamar.

"Bu, tidakkah Ibu merasa perlu untuk memberinya sedikit pelajaran?" tanya Hanum. "Lisa sudah sangat keterlaluan. Dia semakin menjadi -jadi melawan kita berdua. Ibu harus segera bertindak!"

"Sabar dulu, Num. Lisa yang ini tidak sama dengan Cinderella yang ada di dalam dongeng. Dia bisa melawan dan tahan banting. Perlu alasan yang tepat untuk bisa menghukumnya," jawab Arina sambil menekan tulang hidung. Cukup stress menghadapi pemberontakan anak tirinya yang bengal itu.

"Tapi aku sudah tidak tahan. Dia bahkan berani mengolok-olokku tadi."

"Kalau kau tidak tahan lalu bagaimana dengan Ibu? Lihat ini!"

Hanum langsung meringis saat sang ibu menyibak rok yang dipakainya. Terlihat di sana ada luka membiru di mana itu adalah hasil perlawanan Lisa saat akan diberi hukuman.

"Di dalam dongeng, Cinderella dikatakan sebagai sosok yang lemah dan penurut. Tetapi di rumah ini, orang yang sedang kita hadapi bukanlah Cinderella biasa. Salah melangkah, bisa-bisa kita yang menjadi upik abu. Kau jangan lupa kalau kita masih membutuhkan tanda tangan Lisa untuk mengambil alih semua harta milik mendiang ayahnya. Tunggu setelah dia cukup umur, Ibu pastikan dia akan hidup di jalanan!" ucap Arina seraya menyeringai licik. Bukan tanpa alasan kenapa dia membiarkan Lisa tetap tinggal di rumah ini. Ada sebabnya, dan itu karena harta mendiang suaminya yang hanya bisa diakses dengan tanda tangan gadis tersebut.

***

1
Osie
ini cerita ttg cinderella jaman now or cerita komedi ya..hampir kram perutnya nahan ketawa
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anim_Goh: hehe, siap kak
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anim_Goh: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Osie
lisa kapan normalnya sih/Facepalm//Facepalm/
Anim_Goh: wkwkwkwk, maafkan ya kak
total 1 replies
Osie
Richard nih ayam berbulu musang kali yaaa
Anim_Goh: sejenisnya kak 🤣🤣
total 1 replies
Murni Dewita
👣
Osie
cinderella jaman now..tapi dimataku lisa msh lah sgt lemah..sosok wanita tangguhnya blm kelihatan sama sekali
Anim_Goh: hehe, iya kak sabar ya. kita pelan2 dulu munculin karakternya
total 1 replies
Osie
aku mampir nih. udah baca bbrp bab n ekspektasiku lisa sosok wanita tangguh n g cengeng dan juga smart
Anim_Goh: wah, makasih banyak udah mau mampir ya kak
total 1 replies
Ita Xiaomi
Kocak😁
Anim_Goh: siap kak. hehe
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
Semangat berkarya kk.
Berkah&sukses selalu.
total 3 replies
Andi Jumriani Djufri
Supaya ceritax dilanjutkan
Anim_Goh: insyaallah up setiap hari kak
total 1 replies
Professor Ochanomizu
Inspiratif!
Channa Lotus
Saya mengikuti cerita ini dengan antusias, author jangan berhenti ya!
Anim_Goh: terima kasih banyak sudah berkenan membaca. ke depannya aku akan lebih bersemangat dan aktif lagi dalam membaharui novel ini 😀
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!