Apa yang kau harapkan dari seseorang yang pergi tanpa pamit?Tidak menyangka Naura bertemu kembali dengan sang mantan suami. Ardan,
saat anaknya menceritakan seorang pria baik yang ia kenal. Namun, di balik kemarahannya pada Ardan, ada perasaan yang sulit di mengerti oleh Naura.
memutuskan untuk menghilang tetapi takdir selalu mempertemukan. Meski masih tidak suka dengan kelakuan Ardan. Rasa bersalah yang di tunjukkan Ardan, membuat Naura mencoba memaafkan kembali.
Dan Ardan juga mencari tahu alasan pergi tanpa pamit yang di lakukan oleh Naura.
Ketika keduanya sudah mendapatkan jawabannya. Apakah dunia akan setuju bahwa itu adalah hal yang tepat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ylfrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Menghilang Meninggalkan Kenangan
Leonel tersenyum, tersenyum teramat manis "Benar kau ingin mengabulkan keinginan ku?"
"Hmm" Angguk Naura
Leonel berdiri dari duduknya, ia terlihat sangat bahagia
"Kau ingin apa?" Tanya Naura sekali lagi
"Memeluk mu, aku tau kau tidak akan mengabulkan-" Belum selesai Leonel berbicara, Naura sudah melingkarkan tangannya di pinggang Leonel
Leonel terkejut, lalu ia tersenyum dan membalas pelukan Naura
"Aku tidak ingin kau menangis atau terluka. Naura"
"Iya"
"Kau harus makan yang cukup dan bergizi, aku tidak ingin kau sakit"
"Iya baiklah"
"Aku juga ingin kau banyak tersenyum"
"Akan ku lakukan mulai hari ini" Ujar Naura
"Dan kau juga harus berjanji kepadaku?"
"Soal apa Naura?" Tanya Leonel
"Aku tau kau tidak akan bisa berhenti mencintai seseorang, tetapi jangan berharap banyak. Aku tidak ingin kau terluka karena ku atau mati sia-sia karena ku juga"
"Naura-"
"Bukankah menyenangkan jika masih hidup dengan segala harapan yang kita punya. Tetap hidup ya, normalnya. Ketika Ardan kembali kau harus menjadi Leonel yang banyak diam"
"Aku tau dan kita akan jarang bertemu dan aku akan merindukan mu"
Naura melepaskan pelukannya kemudian tersenyum "Aku akan toilet sebentar, merapikan riasanku, aku akan mentraktir mu makan malam"
Leonel tersipu malu "Baiklah, aku tunggu kau disini"
"Hmm"
Kemudian Naura bergegas menuju toilet, saat mendekati area toilet, Naura menukar langkah kakinya. Ia mencari keberadaan Kevin saat ini
Tiba-tiba..
Tin.. Tin.. Tin...
Klakson mobil menggelegar, dia adalah Kevin "Cepat masuk" Suruh Kevin sembari mengawasi sekitar
"Huh? Akhirnya!"
"Kau yakin tidak ada yang melihat kita?"
"Iya, kami hanya pergi berdua"
"Syukurlah, kita harus bergegas"
"Kevin kita akan kemana?"
"Ke rumah orang tuaku, tetapi kita akan menaiki mobil selama lima jam, setelah itu kita akan melakukan penerbangan di kota tersebut"
"Iya, aku akan menuruti mu"
"Ini salah satu cara agar dia tidak bisa menemukan mu"
Naura bernafas lega
"Kau yakin pengawal mu tidak akan di bunuh oleh Ardan?"
Kemudian Kevin memberhentikan mobilnya "Kirim pesan kepada dia setelah itu buang ponsel mu di sekitar sini"
Naura mengangguk setuju
Leonel maafkan aku, ternyata kebebasan itu sangat menyenangkan. Aku pergi meninggalkan beban kepada mu. Sekarang kau harus berjanji kepadaku. Jangan libatkan diri mu dalam masalahku. Kau katakan kau tidak tau apa-apa soal kepergian ku. Kau harus berjanji kepadaku untuk menemui ku di lain waktu. Dan kau tau aku juga sudah merusak isi CCTV di rumah. Kau tidak perlu khawatir. Di dalam mobil aku meninggalkan beberapa obat, jika Ardan menanyakan kau kemana? Katakan aku suruh membeli obat.
Leonel terperanjat membaca pesan yang di kirim oleh Naura. Ia duduk termenung. Namun, lihatlah wajahnya tersenyum
"Syukur lah Naura, hiduplah dengan baik mulai hari ini. Jangan menangis atau pun terluka. Aku berjanji akan menemui mu suatu hari nanti"
Leonel pulang dengan langkah pasti. Apapun yang terjadi akan ia hadapi nantinya. Sekali pun harus menukar dengan nyawanya.
Ardan tidak bisa meninggalkan Naura lama-lama, ia takut wanita itu akan kabur. Benar saja sesampai di rumah rasa kekhawatiran itu terjadi.
"Kau darimana?" Tanya Ardan, melihat Leonel baru tiba juga dengan mobilnya
Leonel menghela nafas, ia ingin hidup dan akan melakukan apa yang di perintah Naura
"Membeli obat tuan" Jawab Leonel menunjukkan obat tersebut
"Untuk siapa?"
"Naura, tadi dia menangis menahan sakit perut. Dan ia memintaku untuk membelikan ini"
Ardan khawatir, ia berlari memasuki rumah. Ia melupakan Zizi yang masih di dalam mobil.
"Naura? Kau sakit? Naura maafkan aku meninggalkan mu?" Teriak Ardan
"NAURA KAU DIMANA?" Nada suaranya semakin meninggi
Tidak ada sahutan, Ardan berlari menuju kamar. Tidak ada orang, saat keluar monitor CCTV di kamarnya mati. Ardan mulai di kuasai emosi
Ia berteriak sembari mengelilingi rumahnya "Naura kau dimana? Jangan main-main denganku!"
Lagi-lagi tidak ada jawaban
"Kenapa tuan?" Tanya Leonel
Ardan mencekik batang leher Leonel "Kau sembunyikan dimana istriku"
"A-aampun tuan, aku hanya di suruh membeli obat"
"Kau aku suruh untuk mengawasinya tetapi apa yang kau lakukan" Ardan melampiaskan kepada Leonel tanpa henti. Pukulan demi pukulan ia layangkan bertubi-tubi
"Ardan cukup" Teriak Zizi
"Ini tidak akan menyelesaikan masalah"
Ardan berhenti. Ia bersandar pada dinding. Meremas rambutnya beberapa kali.
"Telepon semuanya dan suruh ia mencari Naura di setiap sudut kota ini" Perintah Ardan kepada Leonel
"Ardan kau mencintai dia?" Tanya Zizi melihat kekhawatiran dari Ardan
"Apa pertanyaan itu menguntungkan mu sekarang?"
"Aku berhak tau dan sekarang ini aku kekasihmu"
"Mari kita putus" Ucap Ardan
Zizi terlonjak kaget "Apa"
"Zizi mari kita putus"
Zizi tertawa pilu "Kau tidak pernah berubah, baiklah. Mari kita putus dan aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi. Begitu pun kau dengan Naura, tidak akan pernah bertemu"
"Zizi"
"Jangan kau sebut namaku lagi sialan!" Ucap Zizi berlalu pergi
Ardan menghela nafas kasar. Kondisinya semakin rumit. Yang ia takutkan selama ini terjadi.
Semua pengawal Ardan mulai bergerak mencari keberadaan Naura. Sedangkan Leonel bersandar di mobilnya. Ia kesakitan akibat pukulan dari Ardan. Mukanya babak belur, ia terluka. Tetapi ia tersenyum karena bisa membebaskan Naura
Satu malam pencarian tidak membuahkan hasil, Ardan semakin di liputi emosi, ia mengumpulkan semua pengawalnya dan tentu saja ia menatap satu orang dengan penuh benci
"Manusia bodoh!" Umpat Ardan dan kembali melayangkan pukulannya ke wajah Leonel
"Kau kemanakan akal sehat mu? Apa kau tidak mengerti perkataan manusia? Aku suruh kau untuk mengawasinya dan apa yang kau lakukan? Bodoh!"
Leonel hanya diam
"Sekarang kalian semua cari dia sampai ketemu?"
"Iya tuan" Ucap mereka serentak dan kembali berpencar mencari Naura di setiap sudut kota
Berhari-hari bahkan berbulan-bulan pencarian itu tidak menemukan titik terang, sudah satu tahun lamanya Ardan menyuruh pengawal nya untuk mencari Naura. Tetapi tidak membuahkan hasil. Naura hilang bagai di telan bumi. Jejaknya sangat sulit di temukan.
Setelah kabur hari itu, Naura menyadari bahwa ia sedang hamil. Naura kembali banyak tersenyum menunggu anaknya lahir. Naura tinggal di rumah Kevin. Ia tidak kemana-mana sampai hari persalinan.
Satu tahun sudah di lewati, Ardan masih di liputi rasa sesal. Sampai pada akhirnya. Bu Lili memperkenalkan Ardan dengan Bilqis. Ardan tidak menolak, ia menjadikan Bilqis teman untuk bercerita. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Tahun berganti tahun. Hingga Bu Lili menyarankan Ardan untuk menikah lagi. Ardan tidak menolak. Ia menyetujui semua ucapan Mamanya.
"Naura kau harus bahagia dimana pun kau berada, bahkan kau harus lebih bahagia dari sebelumnya. Aku merindukanmu istriku"
siapa yg mo daftar lagi masih dibuka nih😌