Adeeva Rachella..
Dia terlahir sebagai Gadis Bisu, namun hal itu Adeeva sangat disayangi oleh kedua orang tuanya..
Hingga disuatu kejadian yang membuatnya tidak bisa untuk berbicara tentang keadilan kedua orang tuanya yang dibunuh oleh Pamannya sendiri..
Pamannya itu adalah Adik dari Ibunya Adeeva, dia adalah seorang gila dengan kekayaan itulah sebabnya dia membunuh kedua orang tuanya Adeeva karena ingin mengambil kekayaannya..
Hidup Adeeva berubah daratis saat kepergian kedua orang tuanya, dia tinggal bersama Pamannya namun dijadikan Pembantu oleh Istri dan Anak Pamannya..
Adeeva juga mendapat perilaku yang tidak pantas seperti sering dibully, disiksa dan lebih parahnya lagi dibuat hingga hampir mati oleh mereka..
Adeeva ingin menyerah, namun pada malam itu seorang Pria bernama Dellson Arden mengajaknya untuk keluar dari Neraka itu..
Adeeva setuju dengan hal itu, tetapi apakah kehidupan Adeeva akan berubah setelah bersama Dellson?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15-Kritis!
Setelah 2 jam lebih akhirnya Dokter keluar dari ruangan tindakkan itu, dengan cepatnya Bibi Nuh, Pak Mung dan Clara menghampiri Dokter tersebut..
" B-bagaimana keadaannya Dokter?"..
Suara Clara yang sangat gemetar membuat Dokter itu merasa kasihan, mungkin Clara benar-benar shock saat bangun dari pingsannya melihat keadaan Adeeva berlumuran darah seperti itu..
Dokter itu menghelankan nafasnya, karena beberapa kali Adeeva mengalami gagal jantung atau bisa dikatakan detak jantungnya berhenti seketika..
" Untuk sekarang keadaannya mungkin akan baik-baik saja, tusukkan diperut dan didadanya melukai ginjal dan serta paru-parunya"..
Mereka bertiga sangat terkejut saat mendengar penjelasannya Dokter itu..
" Tapi kalian jangan khawatir sudah saya pasang selang agar dia bisa mendapatkan oksigen, karena jika dari mulut atau hidung itu tidak akan masuk karena paru-paru sebelah kirinya robeknya sangat besar sehingga membuatnya benar-benar susah bernafas, dan lagi beberapa kali dia mengalami kejang-kejang dan detak jantungnya berhenti seketika namun mungkin memang Tuhan masih ingin memberikan dia hidup lebih sehingga dia bisa melwati masa kritisnya"..
Mereka semakin sedih mendengar penjelasannya Dokter itu benar-benar sangat malang sekali nasibnya Adeeva.. Mereka masih belum tau sebenernya siapa yang melakukan itu?
" Kapan dia akan bangun Dok?"..
" Untuk itu saya belum bisa memastikan bu, karena melihat dari kondisinya mustahil dia bisa bangun dengan cepatnya tapi berdoa saja dia bangun cepat, dan untuk patah tulangnya dibagian tangan dan kaki saya sangat prihatin karena dari patahan itu ada beberapa tulang yang hancur"..
Dug!...
Semua jantung mereka berdebar dengan sangat kencang saat mendengar kaki dan tangannya Adeeva patah?
Bagaimana bisa? Mereka mengira itu hanya luka tusukkan namun ternyata benar-benar sangat gila yang ingin membunuh Adeeva..
" J-jadi bagaimana Dok dengan itu?"..
" Ibu tenang ya, sudah kami atasi semuanya dan tolong kalian urus Administrasinya karena dia harus berpindah keruangan ICU"..
" Terima kasih banyak Dokter sudah berusaha untuk dia"..
" Sama-sama ibu, itu adalah tugas saya sebagai Dokter dan jika kalian sudah mengurus administrasinya tolong kasihkan saja ke perawat didalam sana biarkan mereka yang akan memindahkan pasien keruangan ICU"..
Mereka semua menganggukkan kepalanya, setelah kepergian Dokternya Clara duduk dengan memegangi dadanya..
Terasa sesak yang Clara rasakan saat mendengar penjelasan Dokter itu..
" Bi, maafkan Clara ini semua kesalahan Clara coba saja Clara sadar siapa yang masuk kedalam Mansion tidak akan terjadi seperti ini dengan Adeeva"..
Bibi Nuh mendekat kearah Clara dan duduk disampingnya, dia mengerti bahwa Clara merasa bersalah atas hal yang terjadi kepada Adeeva..
" Itu bukan salahmu nak, kamu sudah menjaganya dengan baik namun hanya orang itu saja berhati iblis sehingga membuatnya mencelakai Adeeva"..
Clara langsung memeluk Bibi Nuh, dia menangis sejadi-jadinya dia tidak tau siapa yang ingin membunuh Adeeva sehingga membuatnya seperti sekarang ini..
" Baiklah sekarang kamu urus dulu ya Administrasinya, pake saja dulu kartu Tuan Dellson itu agar Adeeva cepat dipindahkan ke ruang ICU"..
Clara menganggukkan kepalanya dan mulai bangun dari duduknya dia harus mengurus tentang kepindahan ruang Adeeva..
" Pak Mung, tolong kembali ke Mansion dulu siapa tau Tuan Dellson kembali dan kalau bisa Pak Mung cari tau siapa yang membuat Adeeva begini"..
" T-tapi bagaimana saya bisa tau bi?"..
" CCTV tuan apakah hidup?"..
" Tapi saya tidak berani sembarangan masuk ruang kerjanya Tuan Dellson"..
Bibi Nuh terdiam, apa yang dikatakan Pak Mung adalah benar tetapi dari hasil CCTV itulah membuat semuanya akan tau siapa pelakunya..
" Kalau begitu, Pak Mung kembali saja dulu"..
" Baik bi, jika ada apa-apa tolong hubungi saya dengan cepat"..
Bibi Nuh menganggukkan kepalanya, kini Pak Muh akan pergi dan kembali ke Mansion..
***
Disisi Mansion..
Apa yang dikatakan Bibi Nuh benar, bahwa Dellson kembali ke Mansion tapi dia hanya sendiri berarti yang berurusan disanalah adalah Ben..
Saat dia mendapatkan kabar dari Bibi Nuh tentang kehadiran wanita gila itu membuatnya berpamitan kepada semua kolega disaat..
Dia membiarkan Ben yang menghandle semuanya... Saat turun dihalaman Mansion Dellson sangat terkejut melihat pintu Mansionnya terbuka dengan cepatnya Dellson berlari dan masuk..
" Adeeva"..
Namun keadaan didalam Mansionnya sangatlah sepi, hal itu benar-benar membuat Dellson penasaran..
" Bibi Nuh, Clara"..
Satu persatu Dellson memanggilnya namun tidak ada jawabannya, Dellson pun berlari kearah tangganya untuk mengecek keadaan Adeeva didalam kamarnya..
Brak!...
Matanya tertuju kearah kamar itu dia melihat kamar itu sangat kosong tidak ada sedikit pun melihat keadaan Adeeva disana..
" Adeeva dimana kamu?"..
Dellson kembali menuruni anak tangga, setelah tiba dibawah dia berjalan kearah dapur untuk mencari Bibi Nuh dan Clara..
" Bibi Nuh, Clara"..
Hal itu membuat Dellson sangat frustasi karena tidak ada diantara mereka pun menjawabnya, Dellson berlari kearah halaman belakang mencari Pak Mung namun ternyata Pak Mung juga tidak ada disana..
Dellson mengelilingi semua halaman dibelakang Mansionnya itu namun tidak satupun melihat keberadaan Pak Mung, namun hanya Dellson melihat darah didekat Pot-pot Bunga..
" Darah apa ini?"..
Dellson benar-benar penasaran itu darah hewan atau darah manusia?
Karena sangat penasaran, Dellson kembali kedepan untuk mencari keberadaan mereka.. Saat Dellson kembali kedepan akhirnya dia bertemu dengan Pak Mung tepat memasuki halaman Mansionnya..
" Pak Mung"..
Seketika Pak Mung menoleh kearah suara yang memanggil dirinya..
" Tuan Dellson"..
Dellson pun menghampiri Pak Mung dengan nafas yang sudah ngos-ngosan..
" Pak Mung dimana mereka? Mengapa di Mansion sangat sepi sekali? Dan darah apa yang ada dihalaman belakang itu?"..
Pak Mung hanya terdiam raut wajahnya terlihat sangat sedih hal itu membuat Dellson penasaran..
" Pak Mung ada apa?"..
Pak Mung menarik nafasnya dengan sangat dalam dan menatap kearah Dellson..
" Darah yang tuan lihat itu adalah darahnya Nona Adeeva, dan sekarang Nona Adeeva ada dirumah sakit dia baru saja melewati masa kritisnya serta dia akan dibawa keruangan ICU"..
Dug!
Mata Dellson langsung terbelalak saat mendengar bahwa itu adalah darahnya Adeeva, apa yang sebenarnya terjadi?
" Apa yang terjadi kepada Adeeva Pak Mung?".. Teriak Dellson dengan histerisnya
" K-kami semuanya juga tidak tau apa yang terjadi dengan Nona Adeeva saat kami kembali dari belanja barang untuk bulanan pintu Mansion sudah terbuka, saat kami masuk Clara sudah tergeletak dilantai namun Adeeva sudah tidak ada didalam Mansion, saya merasa sangat aneh jadi saya mencoba mencarinya kehalaman belakang takutnya Nona Adeeva ada disana namun firasat saya mengatakan benar Nona Adeeva ada disana namun dalam keadaan yang sudah sangat lemah, saat saya menemukan Nona Adeeva ada pisau tertancap didadanya Nona Adeeva hal itu dengan cepat saya mencabutnya semua barang-barang bukti yang digunakan mereka untuk membunuh Nona Adeeva masih saya taruh disana begitu juga dengan darah"..
Raut wajah Dellson seketika berubah saat mendengar ceritanya Pak Mung, tangannya seketika mengepalkan sangat erat..
" Antarkan saya kerumah sakit sekarang juga, dan biarkan bukti-bukti itu saya akan menelpon seseorang untuk melacak siapa pelakunya"..
Suara nada Dellson sudah benar-benar berubah, bahkan Pak Mung saja sangat takut menatap kearah Dellson..
" B-baik tuan mari saya antarkan"..
Kini aura iblisnya Dellson sudah keluar dari dalam dirinya, dia benar-benar ingin tau siapa yang beri menyentuh Adeeva..
" Untuk saat ini bersenang-senanglah dulu kalian, setelah itu jangan harap kalian akan masih hidup dengan tenang karena kalian sudah membangunkan iblis dalam diriku".. Dalam hatinya Dellson