NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.5k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Begitu Cepat

Melihat Rega dan Reyn semakin dekat membuat seseorang terbakar api amarah. Dia yang masih cinta malah diabaikan dan ditinggalkan.

"Akan aku percepat kematianmu." Sorot mata penuh kemurkaan terpancar.

Target sudah di depan mata dan pedal gas pun dia injak hingga membuat mobil itu melaju dengan sangat cepat. Matanya melebar ketika seseorang berlari mendorong tubuh target orang tersebut. Malah tubuh si pelari itu yang dia tabrak.

"Rega!"

.

Reyn sudah tak bisa berkata. Bulir bening yang menjadi bukti betapa sedihnya dirinya. Tangannya terus menggenggam lelaki yang kini sudah terpejam. Ada ketakutan yang luar biasa yang tak bisa dia ungkapkan.

"Aku mohon bangun, Kak." Begitu lirih. Sayangnya, lelaki itu sudah begitu lemah.

Tibanya di rumah sakit, air mata tak kunjung berhenti. Reyn duduk sendiri di depan IGD. Telapak tangannya yang berlumuran darah membuat hatinya hancur begitu parah.

"Ma-af, a-ku ma-lah mem-buatmu menangis."

Kalimat yang keluar dari bibir Rega membuat hatinya seketika patah. Tangis Reyn pun pecah.

Kejadian itu begitu cepat. Reyn yang sedang menyeberang terkejut ketika ada mobil putih melaju dengan kecepatan tinggi. Dia sudah mematung dan pasrah. Matanya pun sudah terpejam.

"Reyn! Awas!"

Suara Rega mampu dia dengar dan dia merasakan tubuhnya didorong cukup kencang hingga tersungkur ke bahu jalan. Bertepatan dengan itu dia mendengar suara orang terbanting dengan sangat keras. Ketika dia menoleh Rega sudah ada di tengah jalan.

Memori Reyn berputar pada kejadian itu. Sekarang ini dia benar-benar ketakutan. Suara langkah kaki sedikit berlari terdengar. Perlahan, Reyn menoleh ke asal suara dan berharap orang yang dia harapkan datang.

"Papi!"

Reyn berhambur memeluk tubuh papinya Isak begitu lirih terdengar dan mampu membuat hati papi Restu nyeri.

"Harusnya Reyn yang tertabrak. Bukan Kak Rega."

Rayyan yang ikut bersama sang papih terdiam. Dia mengusap lembut punggung sang kembaran. Kesedihan Reyn mampu dia rasakan.

"Udah Empok, jangan nangis. Nanti dada lu--"

"Lebih sakit melihat Kak Rega tak sadar kayak gini dibandingkan sesak di dada gua."

Rayyan kembali terdiam. Sang papi menghela napas berat. Suara langkah yang mendekat terdengar. Reyn mulai mengendurkan pelukannya. Wajahnya sudah amat basah.

Tubuh Reyn menegang karena dia melihat siapa yang datang. Seketika kepalanya menunduk dalam tatkala wanita paruh baya itu menghampirinya. Dia akan terima semuanya. Makian, cacian, kemarahan, apapun itu Reyn akan terima.

"Maafkan aku, Bu. Harusnya Kak Rega--"

Air matanya kembali meluncur deras ketika wanita itu malah memeluknya dengan sangat erat. Mengusap punggung Reyn dengan begitu lembut.

"Kamu gak perlu minta maaf, Reyn. Ini bukan salah kamu."

Papi Restu dan Rayyan mulai saling pandang. Mereka melihat ketulusan dari wanita yang masih memeluk tubuh Reyn

"Jangan nangis lagi, ya. Rega anak kuat. Dia pasti akan tetap bertahan karena perjuangan cintanya belum membuahkan hasil."

Bu Gendis mengusap lembut wajah Reyn yang amat basah. Dia pun masih sempat menyunggingkan senyum penuh keteduhan. Tak ada marah. Wanita itu begitu tenang.

"Bu, saya ayah dari Reyn. Saya minta maaf dan akan menanggung semua pengobatan putra Ibu sampai sembuh. Sekali saya min--"

"Tak perlu meminta maaf, Pak. Ini bukan salah Bapak ataupun Reyn. Kita berdoa untuk kesembuhan Rega."

Jika, ibu yang lain pasti akan tidak terima. Beda halnya dengan Bu Gendis yang begitu legowo menerima kenyataan pahit sang putra. Padahal, Rega adalah anak tunggalnya.

Tak lama berselang, dokter keluar. Bu Gendis dengan tegar menghadap dokter. Bertanya tentang keadaan sang putra.

"Pasien kehilangan banyak darah. Dan stok kantong darah dengan golongan darah yang pasien miliki tinggal sedikit. Bisa tolong kamu untuk mencari--"

"Bisa, dok."

Bu Gendis terkejut mendengar ayahnya Reyn memotong ucapan dokter. Tak Bu Gendis sangka jikalau ayahnya Reyn sangat cepat dalam bertindak. Begitu juga dengan lelaki tampan yang berada di samping ayah Reyn. Mereka begitu kompak menelpon seseorang untuk dicarikan kantong darah sesuai dengan golongan darah Rega.

"Kamu tenang, ya. Sekarang, Kamu harus bertahan demi Rega."

Bu Gendis terus mencoba menenangkan Reyn. Terlihat siluet kesedihan yang mendalam di wajah cantik itu.

"Aku akan terus menjaga kamu. Aku janji itu."

Rega benar-benar menepati janjinya. Dia selalu ada untuk Reyn, dan kini Rega rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Reyn.

"Kenapa kamu harus melakukan itu? Padahal, biarkan saja aku mati karena memang waktuku untuk hidup tak akan lama lagi."

Air mata tak pernah surut. Setiap kali Reyn terdiam, air matanya tanpa aba kembali menetes.

"Kita doakan yang terbaik untuk Rega," ucap sang mami sembari memeluk tubuh Reyn.

Hati ibu mana yang tak sedih mendengar putra satu-satunya kecelakaan dan kini dalan keadaan kritis. Namun, Bu Gendis mampu menutup rasa sedihnya karena dia meyakini anaknya adalah anak yang sangat kuat.

"Mama yakin kamu akan sadar, Regara."

Di dalam hati Bu Gendis ada ketakutan. Di mana dia merasa cemas akan kantong darah yang diperlukan Rega. Sudah dua jam berselang, belum ada tanda-tanda kantong darah datang. Bu Gendis menutup matanya untuk berdoa. Baru beberapa detik dia mendengar suara seseorang.

"Jumlah kantong darah yang diperlukan sudah saya serahkan ke pihak rumah sakit. Dan sengaja saya bawa lebih untuk jaga-jaga."

"Makasih."

Ucap syukur Bu Gendis panjatkan. Rasa cemasnya mulai menguar. Sedangkan Reyn masih berada di dalam pelukan sang mami dengan wajah yang begitu sembab.

"Percayalah sama Ibu, Rega pasti sadar."

Keoptimisan Bu Gendis membuat Reyn menegakkan tubuhnya. Dia menatap dalam wajah ibunda Rega.

"Jikalau, Kak Rega tak juga sadar. Apa Ibu akan membenci aku?"

Kedua orang tua juga kembaran Reyn terkejut mendengarnya. Mereka juga menanti jawaban dari Bu Gendis.

"Dengar ya, Reyn. Apapun yang terjadi dengan Rega, Ibu tak memiliki hak untuk membenci kamu. Apalagi kamu sudah Ibu anggap seperti putri Ibu sendiri. Jadi, tak mungkin Ibu membenci kamu."

Jawaban yang begitu menyentuh dan membuat mami Sasa tercengang. Begitu juga dengan papi Restu dan Rayyan yang sangat tak menyangka.

"Ini adalah effort terbesar dan tertinggi yang Rega lakukan untuk orang yang amat di sayang. Rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan kamu, wanita yang dia tunggu selama empat tahun. Bahkan, dia rela menunda pernikahan digempuran para sahabatnya yang satu per satu sudah naik ke pelaminan. Dari empat tahun yang lalu sampai sekarang dia hanya menginginkan kamu, Reyn."

Air mata kembali membasahi pipi Reyn. Bu Gendis memeluk tubuh Reyn yang begitu rapuh.

"Ibu tak akan memaksa kamu untuk menerima Rega. Ibu hanya ingin melihat kamu juga Rega bahagia. Tapi, jangan pernah bohongi hati. Lebih baik terlambat mengakui daripada menyesal di kemudian hari."

...*** BERSAMBUNG ***...

Udah double nih. Tembus 50 komen besok triple up.

1
Yosephine Nidya Ayu Puspajati
kak minta alurnya dung pertama kali baca yg mana dulu, terus selanjutnya yg mana biar tau silsilahnya
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!