NovelToon NovelToon
Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nabilla Apriditha

— END 30 BAB —

Endalast Ganfera duduk di depan cermin besar di kamarnya, memandangi bayangannya sendiri. Usianya baru menginjak 15 tahun, tetapi di balik mata dan rambut merahnya, ada kedewasaan yang tumbuh terlalu cepat. Malam ini adalah ulang tahunnya, dan istana penuh dengan sorak-sorai perayaan.

Endalast tersenyum, tetapi matanya masih mengamati kerumunan. Di sudut ruangan, dia melihat pamannya, Lurian. Ada sesuatu dalam sikap dan tatapan Lurian yang membuat Endalast tidak nyaman. Lurian selalu tampak ambisius, dan ada desas-desus tentang ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Thalion.

Lurian berpaling dan berbicara dengan bangsawan lain, meninggalkan Endalast dengan perasaan tidak enak. Dia mencoba menikmati perayaan, tetapi kecemasan terus mengganggunya. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari luar, oh tidak apa yang akan terjadi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabilla Apriditha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27: Lepas Dari Identitas Palsu

.......

.......

.......

...——————————...

Endalast berdiri di balkon, memandang keramaian yang memadati halaman istana kerajaan Reon. Hatinya dipenuhi tekad dan keberanian. Dia tahu bahwa waktunya telah tiba untuk membebaskan Amala dari identitas palsunya dan membiarkan dunia tahu siapa dia sebenarnya.

Endalast menemui Raja Reon di ruang pribadinya. Sang raja sedang duduk di belakang meja, merenung tentang segala hal yang telah terjadi. Endalast mengetuk pintu dengan pelan, dan Raja Reon mengangkat kepalanya, memberikan isyarat agar Endalast masuk.

"Raja Reon," kata Endalast dengan penuh hormat, "Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat penting."

Raja Reon mengangguk, mengisyaratkan agar Endalast duduk. "Apa yang ingin kau bicarakan, Endalast?"

Endalast menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian. "Aku ingin meminta izinmu untuk mengakhiri identitas palsu Amala. Biarkan dia hidup dengan identitas aslinya sebagai putrimu. Aku berjanji akan melindunginya dengan segala cara."

Raja Reon terdiam sejenak, merenungkan permintaan itu. Matanya yang penuh kebijaksanaan menatap dalam ke mata Endalast. "Aku melihat betapa serius dan tulusnya perasaan kalian berdua," kata Raja Reon akhirnya. 

"Selama ini aku menekan Amala untuk memenuhi ekspektasiku sebagai pangeran. Aku merasa bersalah karena telah membuatnya hidup dalam kebohongan. Jika ini yang terbaik untuknya, maka aku setuju."

Endalast merasa lega mendengar persetujuan Raja Reon. "Terima kasih, Yang Mulia. Aku berjanji akan selalu melindungi dan mendukung Amala."

Malam itu, di tengah acara perjamuan, Endalast menggandeng Amala ke tengah ruangan. Para tamu yang hadir terkejut melihat Endalast menggandeng seorang wanita yang begitu menawan. Bisik-bisik dan pertanyaan mulai terdengar di antara mereka.

Endalast dan Amala berhenti di tengah ruangan. Amala memandang Endalast dengan penuh keyakinan, dan Endalast memberinya senyuman yang menguatkan. Amala kemudian berdiri di depan semua orang, menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara.

"Saudara-saudara sekalian," kata Amala dengan suara lantang dan jelas, "Aku adalah Jatra, yang selama ini kalian kenal sebagai pangeran. Namun, kenyataannya, aku adalah seorang wanita. Namaku adalah Amala, putri Raja Reon."

Ruangan menjadi hening seketika. Para tamu terlihat terkejut dan bingung. Amala melanjutkan, "Aku meminta maaf atas kebohongan yang selama ini terjadi. Ini semua dilakukan untuk melindungi diri dan memenuhi ekspektasi yang diberikan padaku. Namun, dengan dukungan dari Raja Endalast, aku akhirnya bisa mengungkapkan identitasku yang sebenarnya."

Endalast mengangguk, berdiri di samping Amala dengan penuh keyakinan. "Aku berdiri di sini hari ini untuk mendukung Amala. Dia adalah wanita yang kuat dan berani, dan aku berjanji untuk melindunginya dengan segala cara."

Para tamu yang awalnya terkejut perlahan mulai menerima kenyataan tersebut. Banyak dari mereka yang kemudian memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan.

Raja Reon maju ke depan, menatap putrinya dengan mata penuh kebanggaan. "Aku bangga padamu, Amala. Kamu telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Aku minta maaf atas tekanan yang selama ini aku berikan padamu."

Amala tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. "Terima kasih, Ayah. Dukunganmu sangat berarti bagiku."

Endalast memeluk Amala dengan erat, merasakan kelegaan dan kebahagiaan yang mendalam. Mereka tahu bahwa tantangan masih banyak di depan, tetapi dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, mereka yakin bahwa mereka bisa menghadapinya bersama.

Malam itu berakhir dengan suasana yang penuh harapan dan kebahagiaan. Amala dan Endalast melangkah maju bersama, siap menghadapi masa depan yang lebih cerah. Mereka telah melalui banyak hal, tetapi cinta dan dukungan yang mereka miliki membuat mereka semakin kuat.

Dalam beberapa hari berikutnya, kabar tentang identitas Amala menyebar ke seluruh kerajaan dan sekitarnya. Banyak yang terkejut, tetapi banyak pula yang mendukung. Endalast dan Amala bekerja keras untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang kuat dan penuh cinta.

Sir Arlon, Sir Cedric, Sir Alven, dan Jenderal Eron terus memberikan dukungan kepada Endalast. Mereka merasa bangga dengan keberanian rajanya dan siap membantu dalam setiap langkah yang diambil.

"Aku tahu ini tidak akan mudah," kata Sir Cedric suatu hari, "tapi kami semua ada di sini untuk mendukungmu, Endalast. Kamu telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa."

Endalast tersenyum dengan penuh syukur. "Terima kasih, teman-teman. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa kalian semua."

Hari-hari berlalu, dan hubungan antara Endalast dan Amala semakin kuat. Mereka terus bekerja bersama untuk membangun kerajaan yang lebih baik, dengan dukungan penuh dari orang-orang di sekitar mereka.

Dalam momen-momen kebersamaan mereka, Endalast dan Amala sering merenung tentang perjalanan mereka. "Kita telah melalui banyak hal," kata Amala suatu malam, saat mereka duduk di bawah langit berbintang. "Aku bersyukur kita bisa menghadapi semuanya bersama."

"Aku juga bersyukur," balas Endalast, menggenggam tangan Amala dengan lembut. "Denganmu di sisiku, aku merasa bisa menghadapi apa pun."

Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan cinta dan dukungan satu sama lain, mereka yakin bahwa masa depan mereka akan penuh dengan kebahagiaan dan keberhasilan.

Walau dengan semua hal rumit yang terjadi antara dirinya dengan Amala, Endalast tidak pernah berhenti mengabdi pada rakyatnya. Dia masih sering mengadakan rapat meskipun pikirannya sedang kacau.

Baginya, tanggung jawab sebagai raja adalah yang utama, dan rakyatnya membutuhkan kepemimpinan yang tegas dan penuh perhatian.

...——————————...

Suatu hari, Endalast mengumpulkan para penasehat dan pejabat tinggi kerajaannya untuk membahas rencana besar yang telah dipikirkannya selama beberapa waktu. Di ruang rapat yang luas dan megah, mereka duduk mengelilingi meja bundar, mendengarkan dengan saksama saat Endalast berbicara.

“Kita perlu membangun pasar rakyat di setiap kota dan desa,” kata Endalast dengan suara tegas. “Pasar ini tidak hanya akan menjadi tempat perdagangan, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan budaya."

"Rakyat kita telah sangat produktif dalam menciptakan barang, namun mereka belum memiliki tempat yang layak untuk menjualnya. Ini adalah tugas kita untuk menciptakan beberapa pasar yang strategis di seluruh daerah kekuasaan kita.”

Sir Arlon mengangguk setuju. “Ide yang bagus, Yang Mulia. Pasar seperti itu akan membantu meningkatkan perekonomian lokal dan memberikan tempat bagi para pengrajin dan petani untuk menjual produk mereka.”

Endalast tersenyum dan melanjutkan, “Kita perlu memastikan bahwa pasar ini mudah diakses oleh semua orang, terutama mereka yang tinggal di desa-desa terpencil. Selain itu, kita juga harus menyediakan fasilitas yang memadai, seperti tempat penampungan, sanitasi, dan keamanan. Saya ingin pasar ini menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi semua orang.”

Sir Cedric mengangkat tangannya. “Yang Mulia, apakah kita sudah memiliki anggaran yang cukup untuk membangun pasar-pasar ini? Dan bagaimana kita akan mengatur pendistribusian barang dari desa-desa ke pasar-pasar tersebut?”

“Kita akan menggunakan sebagian dari anggaran pembangunan kerajaan,” jawab Endalast. “Selain itu, kita juga bisa mengumpulkan pajak dari hasil penjualan di pasar untuk membantu biaya operasional."

"Untuk pendistribusian barang, kita akan mengadakan kerjasama dengan para pedagang dan pengangkut lokal. Kita harus memastikan bahwa semua barang dapat sampai ke pasar dengan cepat dan efisien.”

Jenderal Eron menambahkan, “Kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan. Pasar yang ramai bisa menjadi sasaran empuk bagi para penjahat. Kita perlu mengatur sistem keamanan yang ketat untuk melindungi para pedagang dan pembeli.”

Endalast mengangguk. “Benar, Jenderal Eron. Kita akan mengerahkan pasukan keamanan di setiap pasar untuk menjaga ketertiban dan mencegah tindak kejahatan. Saya ingin semua orang merasa aman saat berada di pasar.”

Rapat berlangsung selama beberapa jam, dengan setiap penasehat dan pejabat memberikan masukan dan saran. Setelah semua hal teknis dan logistik dibahas, Endalast menutup rapat dengan penuh keyakinan bahwa rencananya akan berhasil.

“Terima kasih atas dukungan dan kerjasama kalian,” kata Endalast. “Mari kita bekerja keras untuk mewujudkan pasar rakyat ini demi kesejahteraan semua rakyat kita.”

Para penasehat dan pejabat meninggalkan ruangan rapat dengan semangat baru. Mereka tahu bahwa mereka sedang bekerja untuk sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi kerajaan.

Dalam beberapa minggu berikutnya, pembangunan pasar-pasar rakyat dimulai. Endalast secara pribadi memantau kemajuan proyek ini, memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

Dia mengunjungi setiap lokasi pasar, berbicara dengan para pekerja dan penduduk setempat, dan memberikan dorongan kepada mereka.

“Ini adalah awal yang baru untuk kita semua,” kata Endalast kepada para pekerja di salah satu pasar. “Pasar ini akan menjadi tempat di mana kita bisa berkumpul, berdagang, dan merayakan budaya kita. Terima kasih atas kerja keras kalian.”

Setiap pasar dirancang dengan baik, dengan area yang luas untuk penjualan barang, ruang terbuka untuk pertunjukan budaya, dan fasilitas penunjang yang memadai. Penduduk setempat mulai merasakan manfaat dari pasar ini. 

Mereka memiliki tempat yang layak untuk menjual hasil bumi, kerajinan tangan, dan barang-barang lainnya. Pendapatan mereka meningkat, dan kehidupan sosial mereka menjadi lebih aktif.

Tidak lama setelah pasar-pasar rakyat dibuka, dampak positifnya mulai terasa di seluruh kerajaan. Perekonomian lokal meningkat pesat, dan penduduk merasa lebih sejahtera.

Pasar menjadi pusat kegiatan sosial, di mana orang-orang berkumpul untuk berdagang, berinteraksi, dan merayakan budaya mereka.

Suatu hari, saat mengunjungi salah satu pasar, Endalast bertemu dengan seorang wanita tua yang menjual kerajinan tangan. Wanita itu tersenyum lebar ketika melihat Endalast.

“Yang Mulia,” kata wanita itu dengan penuh rasa hormat. “Terima kasih atas pasar ini. Saya sekarang bisa menjual kerajinan tangan saya dan mendapatkan penghasilan untuk keluarga saya. Anda telah mengubah hidup kami.”

Endalast tersenyum, merasa terharu mendengar kata-kata wanita itu. “Terima kasih, Bu. Saya senang bisa membantu. Kita semua bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik.”

Endalast melanjutkan perjalanannya di pasar, berbicara dengan para pedagang dan pembeli, mendengarkan cerita mereka, dan merasa bangga dengan apa yang telah dicapai. 

Meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan perasaan rumit tentang hubungannya dengan Amala, dia menemukan kekuatan dalam dedikasinya kepada rakyatnya.

Di tengah kesibukan mengelola kerajaan dan mengembangkan pasar rakyat, Endalast sering mengadakan pertemuan dengan Sir Arlon, Sir Cedric, Sir Alven, dan Jenderal Eron. Mereka membahas berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi, serta mencari solusi yang terbaik.

Di tengah kesibukan meninjau lokasi pasar baru, Endalast terkejut saat melihat seorang wanita dan pria tua mendekatinya. Mereka tampak seperti pasangan suami istri yang sederhana, namun ada ketenangan dan kebijaksanaan dalam tatapan mereka. 

Endalast berhenti sejenak, memberi isyarat kepada pengawal dan penasehatnya untuk memberikan ruang bagi pasangan tersebut. Wanita tua itu tersenyum lembut, sementara pria tua itu menundukkan kepala dengan hormat.

"Yang Mulia Endalast," kata wanita tua itu dengan suara tenang namun penuh keyakinan. "Kami mendengar kabar tentang hubungan Anda dengan Amala, putri dari kerajaan Verqeon. Kami datang untuk memberikan dukungan dan restu kami."

Endalast merasa tersentuh oleh perhatian mereka. "Terima kasih. Dukungan kalian sangat berarti bagi saya," jawabnya dengan tulus.

Pria tua itu mengangguk. "Kami mengerti apa yang Anda pikirkan, Yang Mulia. Mencintai seseorang dengan dalam tidaklah salah. Jangan biarkan pembicaraan tidak penting mengganggu pikiran Anda. Kami akan sangat senang jika Anda memiliki seseorang yang akan membuat Anda bahagia selamanya."

Wanita tua itu menambahkan, "Kami tidak akan banyak mengatur, Yang Mulia. Kami hanya akan berdoa semoga wanita yang Anda pilih selalu sejalan dengan Anda. Tenanglah dan jernihkan pikiran Anda."

Endalast merasa lega mendengar kata-kata bijak mereka. Dukungan dari rakyatnya, terutama dari pasangan yang bijaksana ini, memberinya kekuatan dan keyakinan. "Terima kasih atas doa dan dukungan kalian. Itu sangat berarti bagi saya," katanya, suaranya penuh rasa syukur.

Pasangan itu tersenyum dan memberi hormat sebelum berlalu, meninggalkan Endalast dengan perasaan yang lebih tenang. Dia kembali meninjau lokasi pasar dengan semangat yang baru, siap untuk melanjutkan tugasnya sebagai raja dan pemimpin yang baik bagi rakyatnya.

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Endalast mengadakan rapat rutin dengan para penasehat dan pejabat tinggi. Meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai perasaan, dia tetap fokus pada tugasnya untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya.

Sir Arlon, yang selalu penuh perhatian, memperhatikan bahwa Endalast tampak lebih tenang. "Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja? Anda tampak lebih tenang hari ini," katanya.

Endalast tersenyum tipis. "Aku bertemu dengan sepasang suami istri tua di pasar beberapa hari yang lalu. Mereka memberikan dukungan dan nasihat yang sangat berarti bagiku. Itu membuatku merasa lebih tenang."

Sir Cedric, yang juga memperhatikan perubahan pada Endalast, menambahkan, "Dukungan dari rakyat sangat penting, Yang Mulia. Mereka percaya pada Anda dan keputusan Anda. Itu adalah kekuatan besar."

Endalast mengangguk. "Benar sekali, Sir Cedric. Aku merasa lebih kuat dengan dukungan mereka. Kita harus terus bekerja keras untuk memastikan bahwa pasar-pasar ini berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi semua orang."

Pembangunan pasar rakyat terus berlanjut dengan lancar. Setiap pasar dirancang dengan baik, dengan area yang luas untuk penjualan barang, ruang terbuka untuk pertunjukan budaya, dan fasilitas penunjang yang memadai. 

Penduduk setempat mulai merasakan manfaat dari pasar ini. Mereka memiliki tempat yang layak untuk menjual hasil bumi, kerajinan tangan, dan barang-barang lainnya. Pendapatan mereka meningkat, dan kehidupan sosial mereka menjadi lebih aktif.

Suatu hari, saat mengunjungi salah satu pasar yang baru dibuka, Endalast berbicara dengan seorang pedagang sayur yang tampak gembira. "Yang Mulia, terima kasih atas pasar ini. Saya sekarang bisa menjual hasil panen saya dengan mudah dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik."

Endalast tersenyum dan menjawab, "Saya senang mendengar itu. Pasar ini adalah untuk kalian semua. Semoga semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya."

Tidak lama setelah pasar-pasar rakyat dibuka, dampak positifnya mulai terasa di seluruh kerajaan. Perekonomian lokal meningkat pesat, dan penduduk merasa lebih sejahtera.

Pasar menjadi pusat kegiatan sosial, di mana orang-orang berkumpul untuk berdagang, berinteraksi, dan merayakan budaya mereka.

Endalast merasa bangga dengan apa yang telah dicapai. Meskipun hatinya masih dipenuhi dengan perasaan rumit tentang hubungannya dengan Amala, dia menemukan kekuatan dalam dedikasinya kepada rakyatnya.

Suatu hari, saat mengunjungi salah satu pasar, Endalast bertemu dengan seorang wanita tua yang menjual kerajinan tangan. Wanita itu tersenyum lebar ketika melihat Endalast.

"Yang Mulia," kata wanita itu dengan penuh rasa hormat. "Terima kasih atas pasar ini. Saya sekarang bisa menjual kerajinan tangan saya dan mendapatkan penghasilan untuk keluarga saya. Anda telah mengubah hidup kami."

Endalast tersenyum, merasa terharu mendengar kata-kata wanita itu. "Terima kasih, Bu. Saya senang bisa membantu. Kita semua bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik."

Endalast melanjutkan perjalanannya di pasar, berbicara dengan para pedagang dan pembeli, mendengarkan cerita mereka, dan merasa bangga dengan apa yang telah dicapai.

Di tengah kesibukan mengelola kerajaan dan mengembangkan pasar rakyat, Endalast sering mengadakan pertemuan dengan Sir Arlon, Sir Cedric, Sir Alven, dan Jenderal Eron. Mereka membahas berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi, serta mencari solusi yang terbaik.

Suatu malam, setelah pertemuan panjang, mereka duduk bersama di ruang pribadi Endalast. Endalast memutuskan untuk membuka diri tentang perasaannya kepada teman-temannya.

“Aku harus jujur dengan kalian,” kata Endalast dengan suara rendah namun tegas. “Aku sangat mencintai Amala. Situasi ini membuatku pusing, tetapi yang pasti aku tidak bisa berhenti memikirkan dia.”

Sir Arlon tersenyum dan meletakkan tangannya di bahu Endalast. “Kami sudah menduganya, Yang Mulia. Dari cara kamu berbicara tentang dia dan bagaimana kamu selalu menerima suratnya dengan antusias. Kami tahu bahwa dia sangat berarti bagimu.”

Sir Cedric menambahkan, “Kami mendukungmu sepenuhnya, Endalast. Yang penting adalah kebahagiaanmu. Kami yakin bahwa Amala adalah wanita yang baik, dan dia juga mencintaimu. Semua akan berjalan lancar asalkan kita semua mendukung kalian.”

Endalast merasa lega mendengar dukungan dari teman-temannya. “Terima kasih, teman-teman. Dukungan kalian sangat berarti bagiku. Aku akan berjuang untuk kebahagiaan kami dan kesejahteraan kerajaan ini.”

Jenderal Eron, yang selalu serius dan tegas, mengangguk setuju. “Kami akan selalu ada di sini untuk mendukungmu, Yang Mulia. Kamu telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa, dan kami yakin kamu akan terus melakukan yang terbaik untuk kerajaan dan rakyatmu.”

Dengan dukungan dari teman-temannya, Endalast merasa lebih kuat dan yakin. Dia tahu bahwa dia memiliki tanggung jawab besar sebagai raja, tetapi juga memiliki hak untuk mencari kebahagiaannya sendiri.

Endalast dan Amala terus berkomunikasi, merencanakan masa depan mereka bersama. Mereka tahu bahwa jalan di depan mungkin tidak selalu mudah, tetapi dengan cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat mereka, mereka yakin bahwa mereka bisa menghadapi segala tantangan.

Pembangunan pasar rakyat berjalan dengan sukses, membawa manfaat besar bagi seluruh kerajaan. Rakyat merasa lebih sejahtera, dan kehidupan sosial mereka menjadi lebih aktif.

Endalast merasa bangga dengan apa yang telah dicapai, dan dia tahu bahwa ini hanyalah awal dari masa depan yang cerah bagi kerajaannya.

Meskipun hati dan pikirannya masih penuh dengan berbagai perasaan, Endalast menemukan kekuatan dalam tanggung jawabnya sebagai raja dan cintanya kepada Amala. Bersama-sama, mereka siap menghadapi segala tantangan dan meraih kebahagiaan yang mereka impikan.

1
Carletta
keren
RenJana
lagi lagi
Lyon
next episode
Candramawa
up
NymEnjurA
lagi lagi
Ewanasa
up up
Alde.naro
next update
Sta v ros
keren bener
! Nykemoe
cakep up up
Kaelanero
bagus banget
AnGeorge
cakep
Nykelius
bagus top
Milesandre``
lagi thor
Thea Swesia
up kakak
Zho Wenxio
kece up
Shane Argantara
bagus
☕️ . . Maureen
bagus banget ceritanya
Kiara Serena
bagus pol
Veverly
cakep
Nezzy Meisya
waw keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!