NovelToon NovelToon
Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:575.7k
Nilai: 4.3
Nama Author: Sadewi Ravita

Jika menurut banyak orang pernikahan yang sudah berjalan di atas lima tahun telah berhasil secara finansial, itu tidak berlaku untuk rumah tangga Rania Salsabila dan Alif Darmawangsa. Usia pernikahan mereka sudah 11 tahun, di karuniai seorang putri berusia 10 tahun dan seorang putra berusia 3 tahun. Dari luar hubungan mereka terlihat harmonis, kehidupan mereka juga terlihat cukup padahal kenyataannya hutang mereka menumpuk. Rania jarang sekali di beri nafkah suaminya dengan alasan uang gajinya sudah habis untuk cicilan motor dan kebutuhannya yang lain.

Rania bukanlah tipe gadis yang berpangku tangan, sejak awal menikah ia adalah wanita karier. Ia tidak pernah menganggur walaupun sudah memiliki anak, semua usaha rela ia lakoni untuk membantu suaminya walau kadang tidak pernah di hargai. Setiap kekecewaan ia telan sendiri, ia tidak ingin keluarganya bersedih jika tahu keadaannya. Keluarga suaminya juga tidak menyukainya karena dia anak orang miskin.
Akankah Rania dapat bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sadewi Ravita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Kejadian di Rumah Alif

"Alif, kok kamu kesini lagi? Kenapa bawa tas besar, apa itu?" tanya ibunya.

Alif membisu, ia terus melangkahkan kakinya ke kamarnya di lantai dua. Ayah, adik dan adik iparnya hanya melihat tanpa berkomentar apapun. Sedangkan ibunya menyusulnya dengan tergesa-gesa.

"Alif, tunggu," panggil ibunya.

Wanita itu menghalau putranya yang akan menutup pintu kamar. Dengan penuh tanda tanya ibunya juga ikut masuk. Alif mulai menangis, membuat ibunya makin curiga.

"Katakan Nak, apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa kamu sampai menangis seperti ini?"

Ibunya mengusap punggung Alif agar pria itu lebih tenang, namun rasa sedihnya ternyata tak mampu ia tepis begitu saja. Rasa kehilangan akan semakin nyata dan semakin cepat ia alami. Sungguh ia tidak rela, ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa anak dan istrinya.

"Jangan buat ibu mu ini mati penasaran, kamu harus segera menceritakan semuanya," ucap ibunya lagi.

"Ini semua karena iIbu, Rania sudah tahu semuanya. Ia mengusir ku dan akan tetap menggugat cerai. Ibu sudah berhasil menghancurkan pernikahan ku, sekarang Ibu puas kan"

Alif berteriak kepada ibunya, wanita itu belum paham apa yang terjadi.

"Maksud kamu apa, aku tidak mengerti? Rania tahu apa? Kamu jangan membuat aku bingung,"

"Rania mendengar apa yang kita bicarakan tadi, ia datang kesini dan mendengar semuanya. Ia tahu tentang kebohongan kita, Nia tidak bisa memaafkan begitu saja. Dia sangat marah dan mengusir ku,"

"Apa?"

Ibunya sangat terkejut mendengar menantunya sudah tahu semua kebusukan mereka. Namun detik kemudian wanita itu telah tenang kembali.

"Ya sudah kalau ketahuan mau apa lagi, lupakan saja dia. Wanita itu pikir mudah apa mengurus dua orang anak tanpa suami, biar tahu rasa. Kamu jangan sampai mengemis cinta padanya, wanita di luar sana banyak yang ingin jadi istri mu, biar nanti ibu carikan," ucap ibunya.

Alif tidak percaya dengan kata-kata ibunya, begitu mudahnya ia berbicara begitu tanpa peduli dengan perasaannya. Walaupun ia banyak kekurangan sebagai seorang suami dan ayah, tapi ia sangat mencintai istri dan anaknya.

"Ibu bicara apa sih, tidak mudah melupakan mereka. Jika saja ibu tidak terlalu ikut campur dengan masalah rumah tangga ku, ini semua tidak akan terjadi," bentak Alif.

"Jaga bicara mu, aku ini ibu mu. Tanpa aku kamu tidak akan pernah lahir ke dunia ini. Wanita itu banyak, kamu bisa mendapatkan yang seribu kali lebih segala-galanya daripada Rania,"

"Cukup Bu, Ibu tidak akan pernah mengerti. Aku tidak ingin yang seribu kali lebih baik, aku hanya ingin Rania dan kedua anak ku. Sebaiknya Ibu keluar saja, biarkan aku sendiri,"

Alif kembali menangis seperti wanita yang baru saja di putuskan kekasihnya, merajuk dengan sikap ibunya yang menurutnya tidak pernah mengerti akan dirinya.

☆☆☆

Keesokan harinya.

Saat mentari baru saja mengintip di ufuk timur, burung-burung mulai berkicau saling bersahutan dan bahkan suara kokok ayam juga masih terdengar, beberapa orang terlihat mendatangi rumah keluarga Alif. Mereka mengetuk pintu cukup keras sehingga membangunkan seluruh penghuni rumah.

Tok... tok... tok...

"Cepat buka pintunya," teriak seorang wanita.

"Cepat, buka..." yang lain ikut menimpali.

"Hei, ada apa ini teriak-teriak di rumah orang? Masih pagi sudah bikin ribut, kalian itu siapa?" tanya Ibu Alif.

"Oh ini ibu dari pelakor itu, cepat suruh putri mu dan suami ku keluar," ucap wanita berjilbab yang berteriak paling keras tadi.

"Heh apa maksud kalian, putri ku anak baik-baik jangan suka menfitnah ya," balas ibu Alif.

"Ada apa ini Bu, kok ramai sekali?" tanya Alif.

Semua pengguni rumah keluar, suami adik Alif tampak bersembunyi di balik punggung istrinya.

"Itu dia orangnya, ayo hajar," perintah wanita berjilbab tadi.

"Ayo..."

Mereka segera menarik tangan Nelly, yang lain mulai menjambak rambutnya. Nelly yang bertubuh kurus menjadi bulan-bulanan ibu-ibu tadi.

"Akh... sakit, lepaskan aku," teriak Nelly.

"Hei kalian apa-apaan, lepaskan putri ku,"

Ibu Alif berusaha menolong putrinya, ia menarik jilbab seseorang di antara mereka sampai terlepas. Ibu tersebut semakin emosi, dia berbalik dan membalas serangan ibu Alif.

"Dek sudah, tolong lepaskan Nelly. Dia itu tidak tahu apa-apa, aku yang salah,"

Tiba-tiba suami Nelly bersuara untuk membantu istrinya.

"Dasar kamu pria brengs*k, sudah punya istri masih juga mencari wanita lain. Rasakan ini,"

Wanita itu meradang, ia memukul pria itu dengan membabi buta. Terlihat suami Nelly meminta maaf berkali-kali, dia hanya menghindar namun tidak melawan saat wanita itu memukulinya. Suasana menjadi kacau, keributan mengundang tetangga berdatangan dan menonton pertikaian mereka.

"Semuanya berhenti!" teriak Alif dengan sekuat tenaga.

Semua orang terpaku, mereka segera menghentikan pertengkaran dan berdiri di kubu masing-masing.

"Aku tidak tahu sebenarnya ini ada apa? Jika memang ada masalah silahkan selesaikan baik-baik jangan kekanakan seperti ini. Kalian itu sudah dewasa, tidak malu apa menjadi tontonan warga," ucap Alif.

"Jangan sok suci, dia ini sudah berani sekali merebut suami ku. Seperti yang tidak ada pria lain saja, suami orang di embat juga. Dasar wanita gat*l,"

Wanita itu menunjuk-nunjuk Nelly yang masih meringis kesakitan, dengan emosi. Semua menoleh ke arah Nelly dengan tatapan tidak percaya.

"Jangan sembarangan ya, suami ku itu duda. Dia sendiri yang sudah menunjukkan surat cerainya, kamu jangan menfitnah ku," Nelly membela diri.

"Duda apanya, kita masih syah menjadi suami istri. Kamu saja yang terlalu naif, terlalu percaya dengan mulut laki-laki,"

"Iya benar, dia ini istri syah nya," sahut yang lain.

"Tedy, coba kamu jelaskan ini semua," pinta ayah Alif.

Pria itu pun segera maju ke depan, wajahnya pias antara menahan rasa malu dan juga rasa takut.

"Maafkan aku Yah, Ibu, Nelly, Mas Alif... yang di katakannya benar, dia masih istri ku," ucap Tedy.

"Apa? Berani-beraninya kamu menipu kami ya," ucap ibu Alif.

"Tega sekali kamu menipu ku, Mas," ucap Nelly.

Keduanya memukul Tedy, meluapkan semua rasa emosi mereka. Sementara istri Teddy yang tidak tega suaminya di pukul segera melerai mereka.

"Sudah cukup, sekarang Mas pilih. Pilih aku dan anak mu, atau wanita ini,"

Wanita itu berkata dengan tegas, meminta suaminya memutuskan. Teddy menatap Nelly dan wanita itu bergantian, dia mencintai keduanya hingga tidak dapat memutuskan.

"Aku mencintai kalian berdua, aku bingung," ucap Teddy.

Tetangga meneriaki dan menghinanya sebagai lelaki yang egois. Keluarga Alif merasa malu dan menyuruh mereka menyelesaikan semuanya di dalam rumah. Namun istri syah Teddy tidak sudi untuk masuk.

"Kamu akan kehilangan aku dan anak mu jika tetap di sini,"

Wanita itu pergi dengan mengancam Teddy.

"Aku akan menyusulnya dan menyelesaikan semuanya, nanti aku akan menemui mu kembali," ucap Tedy kepada Nelly.

"Mas..."

Nelly patah hati, untuk kesekian kalinya dia di tinggalkan.

1
Deli Waryenti
sidang perceraian adalah kasus perdata Thor, jadi gak ada jaksa. mohon survey dulu sebelum menulis
Deli Waryenti
surat dari Pengadilan agama
Deli Waryenti
tuh kan, makanya Rania kamu jangan lemah
Deli Waryenti
Rania oon...jangan lupa juga tanyain sama Alif masalah uang kontrakan rumah
Deli Waryenti
Rania plin plan
Deli Waryenti
alif lebay
Deli Waryenti
by the way Thor
Deli Waryenti
ternyata oh ternyata
Deli Waryenti
astaga...alif norak
Deli Waryenti
sukurin lu alif
Deli Waryenti
bapaknya alif anggota isti ya
Deli Waryenti
harusnya alif paham siapa ibunya
Deli Waryenti
ceritanya bagus dan bahasanya rapi, tapi kok sepi ya
Deli Waryenti
Luar biasa
Deli Waryenti
kok ada mertua begini
Deli Waryenti
buang saja mertuamu ke laut, Rania
Deli Waryenti
😭😭😭
Deli Waryenti
setujuuuu
Deli Waryenti
kerja apa sih si alif
Deli Waryenti
gak punya uang tapi masih merokok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!