NovelToon NovelToon
Pacar Onlineku

Pacar Onlineku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: m anha

Ayu, seorang gadis desa yang bekerja sebagai perawat di sebuah puskesma di daerahnya, tak sengaja mengenal seorang yang tinggal di Jakarta, hanya karena ia salah mengirim pesan.

Hanya karena berbeda satu angka dibelakang nomor ponsel temannya. Membuat Ayu mengenal Sosok Ardi, pria kesepian yang di tinggal menikah oleh kekasihnya.

Bagaimana kisah mereka?
Akankah hanya sebatas pacar online saja atau mereka akan bertemu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Jauh Dariku

Ayu memberanikan diri untuk menggenggam tangan Ardy, menggenggam tangan orang yang dicintainya itu.

Jantung Ayu berdetak sangat kencang, bahkan air matanya kini menetes dari sudut matanya. Apakah ia benar-benar mencintai sosok yang terlihat lemah di hadapannya ini, mengapa ia begitu merasa sakit melihat kondisinya.

Selama ini mereka selalu berbicara dan saling menghibur walau melalui via telepon. Namun, itu sangat membuatnya bahagia, apakah semua ini terjadi karena keputusannya yang mengakhiri hubungan mereka, apakah dia salah telah menilai Ardy sebagai orang yang hanya mempermainkan perasaannya, apakah pria yang ada di depan ini memang serius mencintainya.

Ayu tak bisa lagi menahan isakannya, ia terisak sambil terus menggenggam tangan Ardy. Lama ia menagisn hingga tak terasa rasa lelah dan kantuk mulai menyerangnya dan ia pun tertidur.

Dion yang tadinya ingin kembali membujuk Ayu untuk pindah ke kamar yang sudah disiapkannya, mengurungkan niatnya saat melihat Ayu yang sudah tertidur dengan menjadikan tangannya sebagai bantalan dan bersandar di sisi Ardy dengan tangan mereka yang saling bergenggaman.

"Semoga kalian bisa bersatu dan tak ada lagi yang menghalangi kalian setelah kalian bisa melewati semua ini," gumam Dion kemudian ia pun kembali ke keluar dari ruang perawatan tersebut.

Pagi hari, Ardy terbangun dan saat membuka mata ia melihat sosok yang ingin ditemuinya itu berbaring di sampingnya. Ardy memperhatikan wajah Ayu dengan seksama, apakah dia sedang bermimpi atau memang Ayu yang sangat dicintainya itu kini ada di depannya. Ia memperhatikan dengan intens wajah wanita yang ada di depannya itu, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibir yang yang mungil. Wajahnya terlihat sangat cantik, lebih cantik dari saat mereka melakukan panggilan video, kulitnya sangat putih dan bersih.

Ingin rasanya Ardy mengusap pipi wanita yang tertidur di sampingnya itu. Namun, ia tak bisa menggerakkan satu tangannya dan tangan yang lainnya masih digenggam oleh Ayu.

"Ayu," panggil Ardy. Namun, Ayu tak mendengar panggilan dari Ardy, di mana Ardy hanya menggerakkan bibirnya tanpa bisa mengeluarkan suara, ia masih sangat lemah.

Ardy kembali mencoba memanggil nama Ayu. Namun, tetap saja suaranya tak bisa ia keluarkan.

Ardy juga ingin menggerakkan tangan yang digenggam oleh Ayu. Namun, semua terasa sangat lemah, membuat ia pun memutuskan hanya tetap diam dan menatap wajah Ayu yang masih tertidur pulas.

Jangankan memanggil dan menggerakkan tangannya, membuka mata saja ia harus berjuang dengan sangat kuat. Ia tak ingin matanya kembali terpejam dan ingin terus melihat Ayu, ia takut jika sampai ia memejamkan mata dan saat membuka mata kembali Ayu sudah tak ada di sisinya.

Suara Adzan berkumandan, karena sudah terbiasa bangun di jam saat sudah waktunya melaksanakan subuh. Ayu pun terbangun, begitu ia membuka mata, tatapannya langsung bertemu pada Ardy yang sejak tadi melihatnya, keduanya mematung.

Ayu tak bisa berkata apa-apa, jantung yang bergemuruh dengan sangat hebat, ia pun dengan perlahan mengangkat kepala yang sejak tadi bersandar di kasur.

"Ardy," lirik Ayu dengan begitu pelan dan setetes air mata jatuh di pelupuk matanya, hanya satu kata itu yang bisa dia keluarkan. Pandangan mereka saling bertemu, air mata yang keluar dari mata Ardy dan Ayu menggambarkan bagaimana perasaan mereka saat ini.

Bahagia, sedih, harus bercampur menjadi satu, ingin rasanya Ardy mengusap air mata yang menetes di pipi wanita cantik yang ada di depannya itu. Namun, ia tak kuasa untuk melakukannya, tubuhnya terasa sangat lemah.

"Ayu," liriknya. Ayu pun mengangguk dan ia tak bisa lagi menahan diri, ia terisak sambil mengencangkan genggaman tangannya pada Ardy. Ayu tak bisa menguasai dirinya, ia terus menangis.

"Jangan menangis, aku baik-baik saja. Terima kasih terima sudah menjagaku, terima kasih telah datang padaku," liriknya dengan begitu pelan dan berat. Namun, Ayu bisa mendengar semua apa yang diucapkan oleh Ardy. Ayu pun mengangguk dan terus mengangguk di sela-sela isaknya.

Ayu baru tersadar jika ia harus memanggil dokter, ia pun menekan salah satu tombol di dinding, tombol yang ada di bagian atas tempat tidur Ardy, tombol yang khusus untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian dokter pun datang dan mulai memeriksa kondisi Ardy.

Ayu terus berdiri di belakang dokter, berharap dokter membawa kabar baik atas kondisi Ardy.

"Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Ayu setelah ia melihat dokter sudah selesai memeriksa Ardy.

"Alhamdulillah, kondisinya baik-baik saja, semua berjalan lancar. Kita hanya tinggal menunggu pemulihannya saja," jelas dokter membuat Ayu pun bernafas lega.

"Tenanglah, tak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap dokter yang melihat Ayu meneteskan air mata.

"Terima kasih, dokter," ucap Ayu.

"Ya sudah, Ayu. Aku permisi tinggal dulu," ucap sang dokter tersebut.

"Iya dokter, sekali lagi terima kasih," ucap Ayu, dokter pun keluar dan Ayu kembali menghampiri Ardy.

"Beristirahatlah," ucap Ayu memperbaiki selimut Ardy. Ardy menggenggam tangan Ayu.

"Jangan pergi dariku, jangan jauh-jauh dariku," ucap Ardy, di mana rasa kantuk mulai menyerangnya. Dokter baru saja memberikan obat dan itu membuatnya merasa sangat mengantuk.

"Iya, aku akan selalu menemanimu, istirahatlah. Aku juga ingin melaksanakan salat subuh dulu, kamu nggak apa-apa kan? Aku tinggal sebentar," ucap Ayu.

"Iya, doakan aku semoga aku bisa cepat sembuh dan bisa menghalalkanmu," ucap Ardy membuat Ayu pun tersenyum dan mengangguk.

Ayu keluar dari ruangan itu, diikuti oleh tatapan Ardy yang tak ingin lepas menata sosok wanita yang sangat dicintainya, hingga pandangannya semakin mengabur, kantuk semakin menyerangnya. Ia pun sudah tak bisa lagi membuka mata dan Ardy pun tertidur setelah Ayu menutup pintu kamar ruang perawatannya.

1
Mas Sigit
Luar biasa
Mas Sigit
smg ayu ga keguguran🤲
Mas Sigit
mdh"an setelah ini adelia akan brubah baik🤲
Mas Sigit
jgn" ayu lg hamil trs keguguran, pny kk ipar ko hatiny seperti iblis
Rebecca Jaimin
Luar biasa
Mas Sigit
ga sah kn namany beda antara rahayu sama ayu pradita🤭
Mas Sigit
duuuh ikut senang dengernya pas ardy ngsih uang ke ayu
kori fvnky
Biasa
kori fvnky
Kecewa
Rika Fitria
Luar biasa
Himawari
271T y kak😆
nana supriyatna
Biasa
Supiah Susilawati
Luar biasa
Lia Kiftia Usman
🤣🤣🤣 ingat cerita awal kenal dgn pak su... jaman masih tlp rmh... maksud suami tlp temannya tapi salah sambung ke tlp rmh saya yg hanya tertukar posisi 2 angka di belakang... harusnya 28 menjadi 82 .. mang jodoh skrg kami sdh punya 3 cucu😉🤭
Lia Kiftia Usman: ☺ kan jaman tlp rmh..say, pager 😁😁😁, tlp.mobil... baru hp langsung melesat kemajuan teknologi nya.
Rahmawati: aku pikir 3 orng anak trnyata 3 orng cucu😁🙏
total 2 replies
Siti Nurul Aida
Luar biasa
mido abe
waktu ayu salah kirim pesannya menyuruh Nasya ke IGD membantu dokter menangani pasien,kok jd ngaku2 pelayan restoran,pstinya kn ardy mikir nya dia perawat atau dokter gt
Yanti86
Luar biasa
istrinya kimtaeyung
masih lanjut bc 😍😍😍😍
istrinya kimtaeyung
aq juga senyum' sendiri 😅😅😅 😅😅
Bilal Khan
👌👌👌👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!