"Tapi mas..."
"Udah diam, kamu itu cuma bisa malu-maluin aku ya! nyesel aku nikah sama kamu!" Arzan berdiri dari sofa akan meninggalkan ruang televisi tapi di cegah oleh Ruby.
"Mas aku mau izin kerja sama Luli."
"Ya udah sana kerja! malah bagus kalau kamu kerja jadi kamu enggak numpang gratis dan jadi beban di sini!"
Ruby mulai meneteskan air matanya yang sudah dia tahan sedari tadi. Hatinya sakit mendengar semua perkataan yang di lontarkan oleh Arzan.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA MAN TEMAN! 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Ruby mencoba menahan diri mendengar perkataan itu, sedangkan Reynand cuman diam saja tanpa membela Ruby sama sekali. Hingga lift sampai di gedung tempat divisi pemasaran, Ruby segera keluar karena sudah muak mendengar kata-kata wanita itu.
"Ruby tunggu sebentar" Reynand segera keluar dari lift lalu menarik tangan Ruby menghentikan langkahnya.
"Ada apa?"
"Kamu jangan mendengarkan kata-kata mereka tadi ya."
"Enggak kok tenang aja, lepas tangan kamu nanti dilihat orang malah tambah berpikiran aneh-aneh."
"Kamu jangan jauhi aku ya?" Reynand takut kalau sampai itu terjadi.
"Kenapa menjauhi kamu? kamu kan enggak melakukan kesalahan" Reynand tersenyum mendengar itu.
"Ayo kita masuk" mereka berdua masuk ke dalam bersama-sama.
Kedua kalinya mereka masuk bersama ke dalam ruangan ada yang kaget dan ada pula yang biasa saja, sebenarnya Ruby agak canggung melihat tatapan orang-orang kepadanya. Hingga Arizal memberikan arahan untuk memperhatikannya, sepertinya dia akan mengumumkan suatu hal.
"Apakah kalian masih semangat? ini pemotretan terakhir kita untuk produk pelembab bibir besok kalian libur semua dan pemotretan di lanjutkan lusa untuk produk terbaru lagi" Arizal memberikan pengumuman setelah semua orang sudah datang.
"Produk terbaru apakah itu untuk pemotretan lusa?" tanya Luli.
"Nanti akan aku beritahu, baik sekarang siap-siap dan mulai pemotretannya dengan segera" setelah mengatakan itu Arizal pergi keluar dari ruangan. Seusai itu semua menyiapkan pemotretan dan untuk model sedang didandani.
Sedangkan disisi lain lebih tepatnya di ruamah Ruby dan Arzan. Saat Ruby telah pergi ke kantor Arzan segera bersiap-siap untuk bertemu dengan teman-temannya pagi ini. Setelah berkendara selama tiga puluh menit akhirnya Arzan telah sampai di rumah Yudi. Sampai di sana sudah ada semua temannya, Arzan sampai terakhir sendiri.
"Maaf ya aku telat, aku tadi harus nunggu istriku berangkat kerja terlebih dahulu" Arzan bertos ria dengan temannya satu persatu.
"Iya enggak papa santai aja mereka berdua juga baru sampai kok" ucap Yudi sambil menunjuk ke arah Yuda dan Akbar.
"Muka kamu kenapa Yuda kok kusut gitu?" Yuda menolehkan sebentar kepalanya ke arah Arzan.
"Muka dia kusut itu karena diputusin bahkan bisa dibilang ditinggalin sama Luna karena permainan truth or dare kita pada malam itu" Arzan menyemburkan tawanya mendengar itu.
"Syukurin!" ucap Akbar ikut berkomentar.
"Kalian berdua kok seperti itu sih, melihat temannya dalam kesusahan malah tertawa dan mengejek seperti itu" ucap Yuda lemas.
Yuda mengusap rambutnya hingga kusut karena frustasi. "Makanya jangan suka bermain dengan banyak wanita itulah karma yang kamu dapatkan" ucap Akbar dengan nada datar.
"Sebenarnya hanya Luna saja yang resmi menjadi pacarku sedangkan wanita-wanita yang lainnya itu hanya ada disaat waktu senggang ku saat Luna tidak ada disini, kalian tahukan Luna sering bekerja diluar negeri. Sungguh aku sangat mencintainya coba saja kalau dia mau kembali pasti aku tidak akan melakukan hal yang sama."
"Bagaimanapun perilaku kamu tidak bisa dikatakan benar dalam mempermainkan perempuan, kalau kamu ingin tetap kembali dengan Luna maka kejarlah dia sekeras mungkin jangan menyerah" disaat menasihati temannya seperti ini baru Akbar bisa berbicara dengan panjang.
"Baik aku akan berubah dan memperjuangkan Luna kembali" setelah mendengar perkataan Akbar tadi membuat semangat yang ada didalam tubuh Yuda kembali menyala wajahnya pun sudah tidak sekusut tadi.
"Sekarang ada apa denganmu Arzan, kenapa kamu mengajak kita berkumpul pagi-pagi begini di rumahku?" tanya Yudi.
"Aku mau memberitahu kalian semua bahwa aku sudah berhasil mengambil perawannya Ruby semalam, ternyata tidak sia-sia aku menerima taruhan dari kalian. Aku mendapat jackpot yang lumayan besar, sekarang aku menagih hadiah taruhan mana berikan kepadaku" Arzan menagih hadiahnya ke arah Yuda dan Yudi.
Tidak disangka tidak dinyana Arzan langsung menerima bogeman mentah tepat di hidungnya, yang membuat hidungnya seketika mengeluarkan darah. Arzan menusap darah yang keluar dari hidungnya lalu memandang Akbar bertanya.
"Sungguh kamu patut disebut bajingan! kamu tidak takut apa yang dialami oleh Yuda akan kamu rasakan? tonjokan tadi semoga bisa menyadarkan kamu akan kesalahan yang kamu perbuat" ucap Akbar tanpa raut penyesalan sama sekali karena telah menonjok wajah Arzan.
"Kamu kenapa sih, kamu enggak diajak karena kamu enggak ikut dalam taruhan ini!" ucap Arzan sewot.
"Kamu ya!" Akbar berdiri akan menonjok wajah Arzan kembali tapi ditahan oleh Yudi.
"Udah enggak usah berantem lagi, kasihan tuh hidung Arzan keluar banyak darah begitu" ucap Yudi mencoba menenangkan Akbar.
"Biarkan! dia pantas mendapatkan itu!" Akbar masih diliputi emosi.
"Udahlah kamu diam saja Akbar, kamu jangan sok menasehati begitu. Mana hadiahnya aku menagihnya sekarang juga, aku sudah berhasil menidurinya tinggal menceraikan dia beberapa bulan lagi" Arzan berucap dengan senang.
Akhirnya Yuda dan Yudi memberikan hadiah yang mereka janjikan saat melakukan taruhan, Yudi meletakkan kunci mobil dari merk ternama dengan harga yang sangat-sangat mahal sedangkan Yuda memberikan satu sertifikat tanah yang sudah terbangun sebuah mansion diatasnya. Arzan yang melihat hadiahnya sudah di depan mata pun senang.
"Ini kita berdua sudah memberikan hadiahnya lagian kenapa kamu senang sekali begitu padahal kamu bisa membeli lebih daripada itu secara kamu anak orang kaya raya" ucap Yuda.
"Karena hadiah ini lebih murah dan menguntungkan untukku, aku cuman harus menikahi seorang perempuan dengan mahar yang murah dan sedikit lalu mendapatkan keperawanannya terus dia juga membersihkan rumahku tanpa perlu aku sewa pembantu yang mahal dan mendapatkan hadiah mobil mewah serta mansion siapa yang akan menolak?"
Yuda dan Yudi hanya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkannya, sedangkan Akbar yang mendengar perkataan Arzan dibuat geram olehnya tapi dia berusaha menahannya.
"Bakat pebisnis ayahmu memang menurun kepadamu, kamu tidak mau rugi sama sekali. Oh iya bagaimana kamu bisa mengambil keperawanannya?" tanya Yudi penasaran.
"Gampang saja tinggal aku berikan perhatian sedikit dia langsung mau aku ajak berhubungan, sungguh gampang sekali mendapatkan perempuan murahan itu. Untung saja aku segera mencicipi perawannya coba kalau tidak mungkin aku akan keduluan dengan Reynand."
"Reynand? ada hubungan apa istrimu dengan Reynand."
"Tidak tahu tapi sepertinya dia tertarik dengan istriku tapi sekarang tidak apa-apa dia mendekati Ruby, aku juga sudah mendapatkan apa yang aku mau sekarang terserah dia apa yang akan dilakukannya" ucap Arzan cuek.
"Apakah kamu merasa cemburu saat istrimu berdekatan dengan Reynand itu?" tanya Yuda.
"Ck...buat apa aku cemburu aku tidak ada perasaan sama sekali dengannya, kamu tahu sendiri kan dalam taruhan ini tidak boleh menggunakan perasaan."
Jangan lupa ya baca cerita author ya lain 🤗 see you next story 😉
Walau Aslan salah, tapi Aslan bersikap orang yg mencintai 👍👍
memberikan sepenuhnya rasa nyaman, kasih sayang, dan pengertian dengan membantu Ruby dan menyayangi Ano seperti keluarga nya sendiri 👍👍👍
Semoga nantinya Ruby tetap Jadinya sama Aslan yaa Thor ...
Jangan dipisahkan mereka 👍🙏🙏🙏