Selalu Aku Yang Mengalah

"Ada apa ini pih?" Divya kaget, ketika sampai di rumah. Ia melihat banyak orang di sana, serta dekorasi rumah yang indah. Bunga - bunga mawar biru yang cantik tersusun rapi di setiap ujung ruang tamu. Lampu berwarna-warni terpasang di sepanjang dinding.

Semua orang menoleh kearahnya. Ada yang tersenyum ada juga yang menatapnya sinis.

" Ayo sayang ikut mommy ke kamar!"Inara segera mengajak Divya ke kamar. Sebelum suaminya memberitahu Divya soal pertunangan nya. Ia tidak mau membuat putrinya kecewa. Dengan keputusan mereka yang mendadak tanpa sepengetahuan putrinya.

" Kami permisi dulu ya,"ucap Inara kepada semua tamunya.

" Iya silahkan Bu besan," ucap wanita paruh baya yang tidak di kenal Divya. Ia juga melihat Dhaki berada di sana.

" Calon keponakanku kok cupu gitu si kayak ngak terurus banget ," ucap Komala yang ternyata adalah bibi dari Dhaki. Ia menatap kepergian Divya seolah - olah jijik. Padahal wajah Divya sangat imut. dengan hidung kecilnya. Walau memang , terdapat kantung mata, karena keseringan bergadang.

" Kelihatan lebih tua ya mukanya," timpal bibi yang satunya bernama Lela.

Semenjak dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Divya lebih sering bergadang, menyelesaikan pekerjaan nya di malam hari atau sekedar baca - baca buku referensi baru.

Divya juga tidak terlalu memperhatikan penampilannya.

" Ho"'oh tuh mukanya boros banget keknya. Kenapa si , kakak kita ngebet banget jodoh in keponakan yang ganteng itu ya? Sama cewek tua lagi,"sahut Komala, tidak sadar diri. Wajahnya juga sudah mulai berkeriput.

" Aku juga heran. Tapi, kayaknya karena bokap nya punya perusahaan besar kali ya. Jadi, Om ngotot segerakan tunangan,"celetuk Shasa sepupu Dhaki anaknya Lela.

"Untung aja punya perusahaan besar ya , walau ngak cantik juga,"sahut Komala.

" Bener itu Tan,"Shasa mengiyakan ucapan tantenya.

" Sut! jangan keras-keras! Nanti kalau kedengaran kakak bisa berabe,"tegur Kamil suami Komala.

" Eh, kalian itu bicara apa hah? Jangan fitnah kakak begitu,pamali!"Liam suami Lela.

Akhirnya perbincangan pun berakhir. Walaupun , Lela geram dengan suaminya yang memotong pembicaraan nya.

" Mom, sebenarnya ada apa ini? Kenapa ramai sekali orang? Pakaian mereka pun seperti akan kondangan?"Divya memberondong mommynya pertanyaan. Ketika, sudah di dalam kamar.

" Sayang, kalau nanya itu satu - satu. Mommy jadi bingung," ucap Inara.

" Kamu mandi, makan, kemudian," Inara mengambil gaun dari lemari dan menunjukkan nya kepada Divya.

" Pakai ini ya!" lanjutnya seraya menyodorkan gaun itu kepada Divya.

" Gaun? Kenapa gaun mom, apa baju tidur Divya sudah habis? " tanya polos Divya.

" Tidak sayang bukan begitu! Sekarang ,cepat mandi lalu makan dan bersiap oke? Tidak ada bantahan!"

" Baiklah, " Divya masuk ke kamar mandi.

Ia memakai gaun pemberian mommy nya. Gaun islami ya.

"Wah masyaalah! Anak mommy, cantik sekali pakai gaun ini,"puji Inara.

" Iya dong mommy, kan Divya anak mommy. Pasti cantik kayak mommy," Divya juga memuji mommy nya.

" Aduh aduh aduh, ternyata bisa menggombal juga ya. Sekarang, ayo makan!" Inara memberikan nampan berisi makan malam.

" Kenapa Divya makan dikamar mih? lagian Divya tidak sakit juga."tanya Divya heran.

"Eh, em diluar kan banyak tamu sayang. Kamu makan aja ya," Inara pergi dari kamar.

" Ada apa ini ya?" gumam Divya. Ia melanjutkan makannya. Setelah Divya selesai makan, Inara kembali lagi ke kamar.

" Sudah selesai sayang?" Divya mengangguk.

" Kamu bersih - bersih dulu sana!" Divya berlalu mencuci muka dan tangannya.

Saat ia kembali dari kamar mandi. Terlihat ada dua orang asing dikamar nya.

" Eh, mbak - mbak ini siapa ya?" tanya nya.

Inara masuk kembali ke dalam kamar.

" Mereka MUA sayang, mereka akan merias kamu,"ucapnya.

" Em, mom ini acara apa ya?" Tanya Divya ketika di rias.

" Kamu juga akan tahu nantinya. Mommy harap kamu bisa menerima nya dengan lapang dada ya,"ucap Inara.

" Maksud mommy?"

" Mbak tolong riasnya cepat ya! Semuanya sudah menunggu soalnya," ucap Inara kepada MUA itu.

10 menit pun berlalu, Divya telah di rias .

" Wah sayang masyaalah ternyata kamu cantik banget sayang," puji Inara lagi.

Polesan make up menjadikan Divya wanita berbeda. Yang tadinya kucel mata panda. Sekarang sudah menjelma menjadi bidadari cantik.

" Mom bisa saja ah," Divya tersenyum malu malu.

Di bawah ternyata acaranya sudah di mulai. Keluarga inti saja yang hadir.

" Bismillah, aku akan menjalani ikatan ini,"batin Dhaki.

"Selamat malam semua. Saya ucapkan terimakasih atas kehadiran nya. Malam ini, putra kami akan melangsungkan sebuah pertunangan. Yaitu ikatan sebelum menikah. Semoga hari ini berjalan lancar, aamiin."

Deg

Divya yang mendengar itu sangat terkejut. " Mom, apa maksudnya ini? Aku di tunang kan dengan siapa?" tanya Divya.

" Maafkan mommy sayang. Papi kamu sudah berjanji kepada temannya. Supaya putra putri kami di tunang kan. Kamu akan bertunangan dengan Dhaki orang yang kamu kenal, " jelas Inara.

" Astagfirullah, kenapa mommy tidak bicara terlebih dahulu sama aku?"

" Maafkan kami sayang. Papi mu sudah berjanji," ucapnya.

"Mommy harap kamu menerimanya nak!"lanjutnya.

" Ya Allah bagaimana ini. Apa aku bisa memulai komitmen lagi dengan seseorang? Sedangkan, yang terakhir saja sudah sangat menyakitkan bagi ku. Tapi, aku tidak mau mengecewakan orang tua ku," batinnya lirih.

***

" Siap kamu? jawab!" Teriak Lusi kesal

" Aku ..aku.." Eha tergagap.

Hap

Hp direbut Angkasa. Eha kaget, Angkasa menjauh darinya.

" Maaf sayang, tadi teman aku. Kami tidak sengaja bertemu di kedai. Tapi, aku nitip hp mau ke belakang dulu," Angkasa beralasan.

" Ouh ..teman ya. Tapi, kenapa dia tergagap begitu?" tanya Lusi heran.

" Kamu membentaknya sayang. Dia kaget," alasannya lagi.

" Ya ampun begitu rupanya. Yasudah, cepat pulang!" akhirnya Lusi mematikan telponnya.

" Sial* n angkasa selingkuh ," kesalnya.

" Apa?!"kompak keempat temannya.

" Jangan nuduh kek gitu sama pacar tidak baik!" Nasehat Nindi.

" Nuduh gimana Nin, ini udah ada buktinya!"

Lusi kesal.

" Bener tuh kata Nindi, Lus. Nanti , kalau beneran gimana?" tanya Windi.

" Udah selingkuh juga kali! Dah ah bodi amat!" Lusi cemberut.

" Awas aja lu ya angkasa!" batin Lusi.

" Udah yuk pulang!" ajak Vina.

Mereka pulang ke apartemen masing-masing.

 Nindi,Jennifer, Windi mereka satu apartemen . Sedangkan Vina sendiri.

" Ayo sayang kita pulang!" ajak Angkasa kepada Eha.

" Tadi siapa?" tanya Eha.

" Pacarnya teman aku,"jawab Angkasa.

" Aku antar kamu pulang ya," Eha mengangguk walaupun, perkataan angkasa aneh.

" Aku kan memang diajar pergi makan sama dia, harusnya diantar pulang juga dong,"batin Eha.

BRuukkk...

Prang..

prang..

Terdengar suara pintu ditutup disertai dengan pecahan piring.

***

" Pertukaran cincin sudah selesai. Kalian sudah resmi menjadi tunangan. Ayah harap, kalian dapat menjaga satu sama lain,"ucap Ludwig kepada anak dan calon menantunya.

" Papi juga berharap, kalian akan langgeng sampai tua nanti," timpal Alaric.

Divya hanya tersenyum. Begitupun dengan Dhaki.

" Acaranya sudah selesai. Mari kita makan !" ajak Inara kepada semua tamunya..

Para tamu makan dengan dengan hidmat.

" Saya harap kamu menerima ini dengan lapang dada ya Dy. Semuanya merupakan keputusan orang tua kita. Saya juga sangat kaget. Ketika baru pulang, langsung diajak kesini. Tahu - tahunya langsung di tunangkan,"jelas Dhaki.

" Sebenarnya saya juga sama kagetnya seperti anda. Awalnya saya ingin menolak. Namun, ibu saya mengatakan bahwa ayah saya telah berjanji kepada temannya. Jadi, sekarang beginilah ," ucap Divya seraya mengedikkan bahunya.

" Semoga kedepannya kita menjadi partner yang harmonis ya Bu Divya,"harapan Dhaki.

Divya hanya tersenyum.

" Katakan! Kenapa kamu terus saja bersama si Eha itu? Apa kamu ada hubungan hah?"bentak Lusi kesal. Kekasihnya selalu menempel kepada perempuan bernama Eha Diandra. Karma Lusi karena telah mendukung hubungan Vina dengan Yovan dibelakang Divya.

Selama ini Lusi selalu mendukung mereka. Ia juga selalu men comblang kan Vina kepada Yovan, dari awal . Sehingga, Yovan sering dekat - dekat dengan Vina setiap hari.

Kejadian itu, memang diketahui semua orang di perusahaan termasuk Divya. Ia merasa kesal, kekasihnya selalu dekat dengan Vina yang notabennya sahabatnya. Dekat dalam artian tidak seperti rekan kerja lainnya. Yovan dan Vina seringkali menempel di manapun dan kapanpun.

Awalnya Divya memaklumi nya karena, Yovan dan Vina merupakan karyawan satu Manager. Jadi, wajar kalau mereka sering berdekatan. Namun, ternyata kejadian itu tidak hanya sekali dua kali, akan tetapi sering sekali.

" Maaf sayang," akhirnya