Tetaplah Disini Sayang
Di pagi hari yang cerah seorang istri yang tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum berangkat bekerja. Dia sangat semangat karena bekal yang kemarin dia bawakan untuk suaminya habis tak bersisa. Hingga atensinya teralihkan karena terdengar suara kursi yang di dorong.
"Kamu sudah siap mas?" Ruby nama sang perempuan menghampiri suaminya dan mengecek penampilannya.
"Aku sudah siap kok dan kamu bisa lihat sendiri kan?" jawab Arzan nama suami Ruby tanpa minat.
"Sudah siap apa nih coba lihat dasi kamu miring begitu" tangan Ruby berniat membenarkan dasi Arzan tapi langsung di tepis olehnya.
'Selalu begitu' batin Ruby jengkel dengan penolakan Arzan terus menerus.
"Aku bisa benerin sendiri kok" Arzan memegang dasinya dan menggoyangkan dasinya ke kiri ke kanan agar tidak miring lagi.
"Duduk dulu mas aku ambil kan sarapannya dulu ya" meski jengkel Ruby tetap tersenyum dan melayani sang suami dengan sebaik mungkin. Ruby mulai menata sarapan satu persatu ke atas meja.
"Ini mas sarapan kamu roti panggang yang di dalamnya ada telur setengah matang, selada, tomat dan timun. Sarapan ke sukaan kamu dan ini jangan lupa kopinya di minum juga tapi habis sarapan ya" oceh Ruby tanpa henti yang mana malah membuat Arzan emosi.
"Bisa tidak kamu kalau pagi-pagi jangan banyak omong begitu itu malah membuat saya tidak nafsu makan" Arzan meninggalkan meja makan tanpa menyentuh makanan sama sekali.
Melihat suami yang pergi begitu saja tanpa sarapan Ruby pun langsung mengambilkan bekal yang di buatnya tadi dan berlari mengejar suaminya ke depan. "Tunggu dulu mas ini bekalnya di bawa ya buat sarapan di kantor" Ruby menyerahkan wadah bekal itu dengan senyum senang sedangkan Arzan menerima dengan menyautnya secara kasar.
"Jangan lupa di habiskan ya mas bekalnya!" jerit Ruby saat mobil mulai meninggalkan rumah.
Melihat mobil suaminya yang sudah tak terlihat lagi akhirnya Ruby kembali masuk ke dalam rumah kembali melakukan aktifitas seperti ibu-ibu pada umumnya. "Huft...semangat Ruby ayo kita membersihkan rumah ini hingga kinclong."
Ruby mulai menyapu, mengepel dan membersihkan taman di belakang rumah sendirian. Rumah Ruby dan Arzan itu termasuk rumah yang cukup besar, memang lebarnya tidak terlalu besar tapi terdapat tiga lantai di rumah itu.
Awalnya Ruby tidak masalah membersihkan rumahnya sendiri tapi berjalannya waktu tubuh Ruby mulai pegal-pegal setiap hari di karenakan sering naik turun tangga terus. Sebenarnya Ruby ingin memperkerjakan ART tapi mengingat pendapatan Arzan yang pas-pasan membuat Ruby mengurungkan niatnya itu.
"Akhirnya selesai juga, kering banget tenggorokanku ambil minum dulu ah habis itu mandi" Ruby berjalan menuju dapur dan mengambil minum lalu menegaknya berkali-kali hingga dahaganya hilang.
Tiba-tiba suara teleponnya berbunyi setelah di lihat ternyata dari Luli sahabat baiknya, di telepon Ruby terdapat banyak notifikasi panggilan tidak terjawab dari Luli.
"Hallo Li ada apa?"
"Kamu kemana aja sih dari tadi aku telpon kok enggak di jawab?" di sebrang telepon terdengar suara Luli yang kesal.
"Aku tadi ada di belakang bersih-bersih taman, ada apa sih sebenarnya kok sepertinya begitu penting?" Ruby menjawab dengan suara yang lembut.
"Kamu tetap mengerjakan semua itu sendiri? kenapa sih kamu tidak memperkerjakan seorang ART di rumah kamu, aku mendengar kamu mengerjakan itu semua sendiri membuatku sedih"
"Kamu kan sudah aku beritahu bahwa gaji mas Arzan kurang cukup untuk membayar seorang ART, aku bisa makan aja syukur"
"Lagian kenapa sih kok kamu dulu mau nikah sama Arzan dan hidup pas-pasan seperti itu?"
"Luli aku tidak mau ya kamu ngomong seperti itu terhadap suamiku" nada bicara Ruby sudah mulai berubah.
"Iya maaf kelepasan, lagian emang benar apa yang aku katakan" ucap Luli lirih di akhir kalimat.
"Oh iya kamu nelpon aku ada apa ya? enggak mungkin dong cuman mau jelekin suami aku"
"Hampir lupa aku, kamu tadi mendapat undangan pesta ulang tahun dari Brigitta nanti malam undangannya ada di aku tapi karena aku enggak bisa nganterin aku foto aja ya undangannya dan aku kirim ke kamu" tidak lama notifikasi pesan masuk.
"Udah masukkan foto yang aku kirim? gimana kamu pasti bisa datang ke sana kan?" lanjut Luli.
"Nanti coba aku tanya dulu ke suami aku boleh apa enggak"
"Pokoknya harus bisa ya kamu hadir nanti malam karena nanti malam kabarnya Brigitta akan mengumumkan tunangannya di hadapan umum yang katanya anak tunggal kaya raya" ucap Luli menggebu-gebu.
"Iya nanti aku usahain dateng ya, ya udah aku tutup dulu teleponnya aku mau mandi dulu" ucapan Ruby hanya di balas deheman oleh Luli di seberang telepon.
Selesai berteleponan dengan Luli Ruby lanjut menelpon suaminya untuk meminta izin pergi bersama dengan Luli nanti malam. Ruby berusaha menelpon suaminya tapi beberapa panggilan tidak kunjung di jawab oleh Arzan. Melihat telponnya yang tidak di jawab-jawab oleh Arzan Ruby pun mengirimkan pesan kepada Arzan.
"Mandi dulu habis itu istirahat habis itu masak makan malam buat mas Arzan lalu lanjut siap-siap buat nanti malam" Ruby berjalan riang menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Saat akan mulai memejamkan mata Ruby teringat sesuatu dan itu membuatnya terjaga kembali. "Haduh aku lupa belum nyiapin hadiah buat Brigitta" Ruby tidak jadi memejamkan mata dia pun bangun dan bergegas mengganti baju dan pergi ke mall seorang diri.
Sampai di mall Ruby melihat-lihat barang-barang yang sekiranya cocok untuk di berikan kepada Brigitta. Setelah puas mencari dan memutari mall beberapa kali akhirnya Ruby membeli sepatu untuk Ruby. Saat akan turun ke lantai satu Ruby melihat suaminya yang sedang berdiri sendirian seperti menunggu seseorang, Ruby pun menghampiri suaminya.
"Mas kamu ngapain di sini?" mendengar suara Ruby membuat Arzan kaget dan seketika membalikkan badannya menghadap Ruby. Arzan menengok ke kanan dan ke kiri beberapa kali seperti memastikan sesuatu.
"Aku ada metting di sini sedangkan kamu kenapa berada di sini? kenapa kamu enggak izin aku dulu kalau mau pergi?" merasa di posesifkan seperti itu membuat Ruby senang dia berpikir bahwa suaminya sudah mulai mempunyai perasaan kepadanya.
"Tadi sebenarnya aku sempat nelpon kamu tapi tidak kamu angkat, aku ke mall karena mencari suatu barang. Oh iya nanti malam aku keluar ya dengan Luli mau menghadiri pesta ulang tahun temanku, aku boleh pergi kan?"
"Mungkin kamu nelpon pas aku lagi meeting, kalau kamu mau pergi dengan Luli pergi saja tidak apa-apa lagian nanti malam sepertinya aku tidak akan pulang ke rumah."
"Kamu mau kemana mas?" tanya Ruby penasaran.
"Aku ada perjalanan bisnis keluar kota."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🌟~Emp🌾
aku mampir 🤗
2024-10-20
0
🌟~Emp🌾
sabar y istri Sholehah
2024-10-20
0
Uthie
tinggalin laki macam itu 😡
2024-08-10
1