Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Isteri?
Rumah sakit.
Draaap... Draaap... Draaap...
Entah mahluk apa yang merasuki tubuh Taejun, dia berlari dengan kencang melewati koridor rumah sakit untuk sampai di ruangan Sihyun.
"Hosh.. Hosh.." Mengatur nafasnya. "Sepertinya itu deh ruangannya." Gumamnya pelan sambil melirik ruangan.
Kemudian, Taejun pun berjalan pelan untuk sampai di ruangan tersebut. Saat sudah di depan pintu, Taejun nampak seperti ragu-ragu untuk membuka pintu.
"Anak muda, kenapa kau berdiri di depan pintu?" Tanya seorang pria lansia dari arah belakang Taejun.
Seketika Taejun pun terkejut dan langsung menoleh. "Ah, saya... Saya mau menjenguk--
"Oh kau mau menjenguk isterimu, kah? Ayo masuk bersamaku, isteriku juga berada di ruangan yang sama." Ucapnya dan langsung membuka pintu.
'Isteri? Astaga, kakek satu ini.. isteriku ada di australia bukan disini.' Batinnya sambil melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam.
Di ruangan ini terdapat beberapa pasien yang sedang berbaring sakit. Mata Taejun pun tertuju pada Sihyun yang sedang berbaring di brangkar sambil memejamkan matanya.
'Manajer Kim?' Ucap batinnya sambil menghampiri Sihyun.
Tap... Tap... Tap...
Drrrrkk.
Taejun duduk di samping Sihyun yang sedang tertidur lelap. Dia melihat bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan juga bibir yang merah dengan polesan lipstik.
"Ah, sial." Gumamnya langsung mengalihkan pandangan saat melihat bibir ranum Sihyun.
"Hei anak muda, kenapa kau menatap isterimu seperti itu? Apa kalian sedang bertengkar dan kau kesini untuk meminta maaf?" Celetuk kakek yang tadi.
Taejun langsung mendelikan matanya saat mendengar ucapan pria lansia tersebut. "Apakah dia terlihat seperti isteriku--
"Ugh..." Sihyun terbangun sambil meringis memegang perutnya.
"Manajer, Kim!!" Pekik Taejun.
Sihyun terkejut melihat Taejun tiba-tiba ada di depan matanya. Rambut yang acak-acakan, baju yang tak rapih dan keringat Taejun yang terlihat menembus kameja miliknya.
"P-presdir.. A-anda...." Gumamnya terkejut melihat Taejun.
"Haish.. Syukurlah kau tidak papa. Bagaimana perutmu? Apa kemarin malam kau tidak makan? Apa setiap hari kau memang selalu menahan lapar?" Pekiknya dengan memberikan beberapa pertanyaan.
"Saya--
"Ck, padahal kalau lapar ya makan saja, kenapa kau malah menahannya sih, lihatlah.. Kau jadi sakit begini manajer Kim, lain kali perhatikan dirimu sendiri."
Taejun terus berbicara tanpa henti, bahkan dia memotong pembicaraan Sihyun yang belum selesai. Tidak biasanya presdir satu ini bicara panjang lebar.
"Hei, nak. Kenapa kau memarahi isterimu, padahal kau di depan tadi berlari sangat cepat untuk menemui isterimu, dasar bocah nakal. Isterimu sedang sakit, berhenti memarahinya!!" Pekik sang kakek tua yang sedang menceramahi Taejun.
"Uhukkk!" Sihyun terkejut dengan mata yang membulat sempurna. "I-isteri?" Menoleh pada Taejun dengan tatapan bingung.
Taejun memijit pelipisnya. Dia merasa pusing mendengar ocehan kakek tua itu sejak tadi. "Maaf tuan, dia bukan isteri saya. Isteri saya jauh dan tidak ada disini. Dia PEGAWAI saya." Ucapnya di akhir menekan kata.
Dengan cepat Sihyun pun langsung memeluk lengan Taejun. "Sayang.. Kenapa kau bicara seperti itu? Aku kan isterimu." Ucap Sihyun dengan wajah yang memelas.
Melihat sikap Sihyun yang tiba-tiba memeluk lengannya, Taejun melototkan mata dan tak habis pikir.
"Hei, manajer Kim!! Lepaskan tangan saya...!!" Gumamnya sambil tersenyum paksa.
"Suttt.. Pak, kakek tua itu tidak bisa mendengar dengan jelas, percuma saja anda menjelaskan semua itu padanya." Jawab Sihyun menjelaskan maksudnya.
'Haish... Astaga! Kenapa jadi runyam begini.' Batin Taejun tertekan.
Masalahnya bukan hanya itu saja. Tapi, dua benda kenyal Sihyun menjepit lengan Taejun yang membuatnya kini meremang panas dingin.
"M-manajer Kim.. K-kau harus bertanggung jawab pada adikku..!!" Gerutu Taejun menahan sesuatu di bawah sana.
Sihyun bengong dan tak paham apa maksud Kim Taejun. "Adik? Memangnya adik anda kenapa lagi, pak? Kenapa jadi saya yang harus bertanggung jawab?" Jawabnya polos.
"Aaaaarrrrrrggghhhh!!!"
*****
Sedangkan di tempat lain.
Ckittt.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan gedung perusahaan Tae Group. Dan seseorang itu yang tak lain adalah...
Ceklek.
"Aku akan memberikan kejutan atas kedatanganku ini pada Taejun."
Ya, seseorang tersebut adalah Seo Jiyun. Dia bukannya pulang langsung ke rumah, tapi malah datang ke perusahaan milik suaminya.
"Eh, nyonya..?"
"Hmm...?" Jiyun pun menoleh. "Ah, kebetulan kau disini sekretaris Kang. Jangan beritahu Taejun kalau aku ada disini ya, biar aku kesana dan memberinya kejutan."
"Ah, tapi... Pak presdir tak datang ke kantor, saya juga tak tahu dia dimana sekarang." Ucapnya.
Deg.
"A-apa?"
To be continue.
