Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruqyah sebagai alibi
Ayat-ayat suci Alquran dilantunkan merdu oleh seorang gadis berhijab di depan semuanya, ditambah seorang pemuda dan lelaki dewasa yang ketika melihatnya Andre langsung menebak jika itu adalah ustad/kyai.
Setelah sekian lama, baru kali ini Andre yang duduk menjadi pendengar bacaan lagi sambil melihat ayat-ayat Qur'an di tangannya, detik ini Andre merasa tenang sekali, perasaannya jauh lebih ringan dan rasanya dia perlu terus mendengarkan lantunan ayat suci Alquran untuk penyejuk hatinya. Andre sudah ingat letak kesalahan yang dia abaikan, yaitu kebutuhannya untuk membaca Alquran.
Selesai ayat-ayat dibacakan Pak ustad memberikan wejangan yang menurut Andre itu adalah hal pertama baginya. Andre mendengarkan dengan jelas bahwa semua yang ada di sini harus terus beristighfar, mengisi hatinya, jangan sampai lengah. Selanjutnya adalah proses rukiyah yang di pimpin langsung Pak Kyai.
Andre cukup merasa berat, memang sangat berat, konsekuensinya tidak main-main.
Setelah banyak menjelaskan kemudian muncul beberapa orang dengan tandu seseorang di atasnya, sudah memakai mukena dengan tangan dan kaki terikat.
Andre berusaha melihat siapakah orang yang ditandu.
"Pasien sudah berada dalam masa perawatan 3 bulan. Namun masih mengalami gangguan langsung oleh makhluk yang paling hobi mengganggu manusia, sampai akhirnya manusia terperdaya dan masuk ke dalam perangkap lagi. Gangguan yang dialami, sering berhalusinasi, membayangkan sesuatu yang sangat menakutkan bagi pengalaman dirinya pribadi." Jelas Pak Kyai di depan semuanya.
Tak lama sekitar 10 menit berlangsung, kejadian selanjutnya membuat kedua matanya terbelalak kaget, terdengar Auman, raungan, jeritan, tawa, dengan suara yang berbeda. Ketika Andre yang duduk dekat di barusan depan menyaksikan dengan jarak dekat seperti itu, membuat Andre syok, untuk pertama kalinya dia melihat langsung dan mengalaminya sendiri.
Seseorang cepat menyiku tangan Andre, mungkin dari tadi Andre tidak ikut membacakan semua ayat Alquran yang harusnya terus dibaca. Andre menunduk dan segera mengikuti.
Tak terasa sudah melihat begitu banyak pasien ruqiyah, begitupun menjadi pengalaman penting untuk Andre.
Ketika Andre ingin berjalan keluar dia merasa seharusnya mencari citra bukannya malah mengikuti acara itu.
"Tolong jangan keluar Pak!" dua orang menghadang dirinya. Andre bereaksi aneh.
"Saya harus menemui Citra!" Ucap Andre.
"Semua pasien dalam pengaruh obat tidur, sekarang jam untuk menjenguk sudah habis Pak." jelasnya pada Andre.
Namun Andre masih tidak puas dengan jawaban itu, rasanya masih ada yang aneh.
"Rabu Kliwon. Tolong jangan keluar karena udah terlanjur datang jadi ikuti saja sampai selesai!" Melihat Andre yang masih banyak berpikir, dua petugas itu menjelaskan lebih detail.
Andre terdiam juga tidak menolak. Dia merasa semuanya takut dengan malam Rabu Kliwon.
"Ada kecelakaan di depan rumah sakit, jadi rumah sakit harus segera di rukiyah juga untuk menetralkan semua pengaruh buruknya." Ucapnya pada Andre.
Andre menebak jika itu dimaksudkan pada kecelakaan ibunya Citra?
Andre bingung, tapi dia juga bingung harus bertanya apa, saat ini yang paling mendebarkan adalah beberapa kejadian aneh yang menimpa dirinya, sebelumnya. Padahal Andre juga butuh pengobatan? Apakah bisa dikatakan jangan-jangan dia juga sedang di bawah gangguan makhluk lain? Memikirkan hal itu sepintas Andre bergidik ngeri.
Tak terasa adzan Maghrib sudah berkumandang. Mungkin di luar ruangan, hari semakin gelap. Entah mengapa Andre jadi enggan pulang, dia merasa sedikit ngeri dan takut saja.
Braaakkk ...
Terdengar sebuah pintu yang dibuka sekaligus dari luar.
Semua mata menatap tegang ke arah pintu, tampak seorang suster yang masuk dengan jalan terhuyung, tangan memegangi perut dengan cucuran darah menetas hingga ke lantai.
Semuanya panik seger memburu perawat dan membawanya ke tempat lain. Melihat seorang yang terluka pikiran orang-orang langsung membayangkan siapa dalang yang membuat keributan ini.
Orang-orang terdiri dari para penjaga di sana lebih dulu memimpin keluar ruangan itu, sorot mata semua orang yang hanya terdiri dari beberapa orang dokter, petugas, penjaga, dan perawat, kecuali Andre satu-satunya orang luar yang datang karena ketidaktahuannya. Ada pemandangan yang sangat mencurigakan dari salah satu ruangan yang dihuni oleh pasien di rumah sakit. Khawatirnya jika penyebab utama adalah pasien yang kabur.
Tidak butuh begitu lama, selang dua menit berikutnya tampak seseorang keluar dari ruangan dengan penampilan yang berantakan, terutama darah di setiap bajunya langsung membuat orang yang melihat syok.
"Astaga.. Pasien pak! Pasien itu!" Diikuti histeris ketakutan dari semuanya apalagi ketika melihat pasien RSJ yang baru saja mengejutkan semua orang berlari ke arah orang-orang di tempat itu, dan yang lebih menakutkan adalah sebuah pisau di tangannya.
Jangan sampai siapapun terluka. Buru-buru pintu di sana ditutup dan dikunci dari dalam. Sedangkan orang-orang di dalam sangat panik menunggu.
"Sudah aman! Tenang! Semuanya tenang!" Tak lama dari peringatan itu, tiba-tiba dari pintu terdengar gebrakan yang sangat nyaring. Seseorang berusaha mendobrak pintu. Aneh sekali karena bisa sekuat itu.
Semua pasang mata menyaksikannya, merasa ketegangan yang membuat takut siapa saja.
"Astaghfirullah..." Pak Kyai maju ke paling depan.
Duaagg...daaagg ...
Kali ini terdengar seperti pukulan sesuatu dari arah luar ke tembok. Awalnya terdengar di satu titik, tapi seterusnya muncul lagi di titik tembok yang lain membuat orang-orang menjauhi tembok itu.
Aaaaaa....
Disusul dengan teriakan dari dalam ruangan yang langsung membuat semuanya melihat ke arahnya. Tubuh seorang perempuan, perawat tadi, tiba-tiba melengkung hingga membuat perawat itu kesakitan, tapi seolah sesuatu sedang berusaha mengendalikannya. Mengerikannya ketika mendengar suara retakan tulang seperti dipaksa diputar. Hingga kepala perawat itu tampak melenting ke belakang sampai perawat yang tadinya menjerit-jerit jadi diam.
Tanpa disangka Andre tiba-tiba menahan tubuh perempuan itu, meski hanya dia yang panik. "Tolong! Tolong cepat!" Teriak Andre panik.
Sekuat tenaga Andre berusaha menahan kepala gadis itu yang terus melenting dengan bantuan dari ustad. Tak lama seperti yang diharapkan Andre merasa usahanya sudah berhasil karena tubuh gadis itu melemas langsung terjatuh ke lantai.
Braaakkk ..
Suara pintu yang terbuka tiba-tiba diikuti dengan angin dingin yang berhembus begitu besar masuk ke dalam ruangan mengejutkan semuanya.
Orang-orang yang panik dari tadi berlari menjauhi seseorang yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Lepaskan gadis ini! Siapapun akan mati jika memperlakukannya tidak baik!" Ucapannya terdengar seperti sur lelaki.
Mata Andre terbelalak melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya. Yang tak lain orang itu adalah Citra?
"Assalamualaikum..." Salam Pak ustad menyambut kedatangan orang yang menjadi teror dari tadi.
"Waalaikum salam Ustad!" jawabnya.
Pak ustad tampak tenang menghadapi wanita yang sedang kerasukan.
"siapa yang menyakiti anak itu? Bukankah dia pasien yang sedang dalam pengobatan di rumah sakit." Pak ustad tak terima dengan ucapan jin yang menggunakan tubuh Citra.
Tatapan citra sangat tajam dan menakutkan, tiba-tiba kepalanya bergerak dan menatap seseorang di sana diantara orang-orang. "Dia pemuja iblis, dia berkedok sebagai penolong, nyatanya hanya pencari tumbal di sini." Sambil menunjuk ke salah satu arah, tak lain adalah direktur RSJ itu. "Kalian berkedok mengadakan pengajian seperti ini, nyatanya kalian diam-diam membunuh pasien untuk kepentingan duniawi." Ucapnya lagi. Namun tak lama tubuh citra langsung terhuyung dan jatuh ke lantai.
Setelah dilihat mungkin ulah pak ustad yang sudah membuat jin itu terpisah dari tubuh citra.
Andre langsung memburu citra temannya. Tak disangka Pak Ustad menyusul. "Ikut dengan ku anak muda!" Ucapnya. Andre mengangguk karena dari awal dia hanya ingin menyelamatkan Citra.