Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dasar egois
"Pria itu lagi." gumam Lukita yang sudah gatal mendengar nama itu.
"Silakan nona. " Milano mempersilakan nonanya masuk kedalam mobil, dan pandangan tertuju pada pria itu yang masih angkuhnya dia memperlihatkan kesombongannya.
" Untuk apa kamu memerintahkan susu milo itu mengantarkanku ke kampus?" tanya Lukita yang langsung saja Damian melirik kearah Lukita.
"Susu milo?"
"Iya, dia orangnya ." menunjukan kearah Asistennya yang pada dasarnya hanya bisa dipasrah dirinya disebut dengan nama itu.
"Milano."
"Mau milano mau susu milo sama saja wajahnya kayak anak kecil." balas Lukita yang benar-benar kesal hari santainya diganggu oleh kedua orang ini.
Mendengar itu Milano bisa mengelus dada. " baru kali ini aku dibilang susu milo." batin Milano yang benar-benar harus extra sabar menghadapi wanita satu ini.
Diam-diam Damian tersenyum mendengar apa yang dikatakan Lukita pada asistennya.
"ayo kita berangkat sekarang." perintah Damian pada Asistennya.
"Baik tuan." jawab Milano yang langsung pergi dari tempat itu.
Lukita nampak kesal kenapa dia selalu menganggu hidupnya, Lukita lebih memilih melihat kearah samping didekat jendela mobilnya.
Sedangkan Damian melirik kearah Lukita yang lebih memalingkan pandangan kearahnya.
"Stop." Tiba-tiba mobil terhenti.
"Ada apa lagi, kenapa kamu mendadak berteriak." kata Damian yang kaget dengan teriak kencang dari wanita itu.
"Tunggu sebentar. " Lukita langsung keluar dari mobil, ternyata Lukita sedang membeli sesuatu makanan dipinggir jalan.
" Dipikirannya hanya makanan. " ucap Damian sembari memegang dahi dikepalanya.
" Lalu ini bagaimana tuan? " tanya milano pada tuannya.
" Kita tunggu saja dia, susu milo." sontak saja Milano kaget.
"Kenapa tuan memanggil nama saya dengan sebutan susu milo?" tanya Milano yang diam-diam tak suka dengan nama panggilan itu.
"Sepertinya itu nama yang sangat cocok untukmu." jawab Damian yang menahan tawa.
"Jangan tuan, tampan begini dibilang susu milo." Milano sedikit protes pada tuannya.
"Tanyakan saja sama wanita itu, kenapa dia memanggil namamu susu milo." sembari menahan tawa, Milano sontak saja kaget melihat tuannya tertawa.
"Baru kali ini aku melihat tuan benar-benar tertawa, apa aku mimpi." menepuk pipi kanannya.
Datanglah Lukita yang membawa sekantong plastik berisi makanan.
"Kamu beli itu?" tanya Damian.
"Iya, memang kenapa?" tanya balik Lukita pada Damian.
"Apa memang makanan itu bersih dan layak dimakan." Damian tampak ragu-ragu dengan makanan itu.
"Dasar orang sombong, ini enaklah ini namanya telur gulung. Pernah makan tidak?" tanya Lukita pada pria itu.
Damian hanya menggelengkan kepala, tiba-tiba saja Lukita langsung menyuapi Damian dengan makanan itu.
"Makan dulu, kalau tidak enak baru protes." jawab Lukita yang sontak saja membuat Damian kaget dirinya langsung disuapi oleh jajanan itu.
Damian langsung merasakan satu gigitan. "Enak juga ya." batin Damian yang seumur hidupnya baru makan makanan itu.
"Bagaimana, enakkan. Makanya jadi orang kaya jangan sombong makan direstoran melulu. Nyatanya makanan dipinggir jalan tak kalah enaknya bukan." ucap Lukita menikmati jajanan itu.
"Kamu mau susu milo?" tanya Lukita pada pria didepannya.
"Tidak nona, terimakasih." jawab Milano yang tak merasa nyaman dengan tuannya.
"Dasar sombong makan ginian tidak mau." ucap Lukita yang duduk menikmati jajanan didalam kantong plastik itu.
Damian melirik kearah Lukita yang tak henti makan. Lukita pun cuek melihat Damian terus menatapnya.
"kamu itu wanita, makan yang benar lihat tuh mulutmu belepotan saus diwajahmu." ucap Damian yang menggelengkan kepala bagaimana cara wanita itu makan.
"Opsss, sorry." dia langsung membersihkan dengan tangannya.
Damian langsung memberikan tissu pada Lukita, Lukita pun menerimanya tanpa dia mengucapkan terima kasih.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu." ucap Damian dengan ekpresi datar.
"Apa?" tanya balik Lukita.
"Nanti malam saja kita bicara, nanti malam kamu siap-siap saja aku jemput." ucap Damian yang hanya berkata hal itu.
"Kenapa kita harus keluar, bukannya kita bisa ngomong sekarang kenapa harus malam kita keluar. Dasar aneh." ucap Lukita yang merasa risih jika harus keluar dengan pria satu ini.
Damian langsung melirik kearah Lukita. " Tidak ada penolakan, nanti aku jemput." ucap Damian dengan menekan nada suaranya.
"Kamu itu sukanya memaksa orang lain ya, pantas sifat keras kepalamu banyak orang tak suka denganmu. Syukurlah ada susu milo yang masih kuat menghadapi sifat egoismu." ucap Lukita yang mengeluarkan semua unek-uneknya tentang pria didepannya.
Damian melirik kearah Milano. "Kenapa aku kena lagi, apes kalau menghadapi wanita ini. Langsung mati berdiri aku." batin Milano yang selalu menjadi sasaran Lukita.
"Maaf nona, saya tidak tahu apa-apa." jawab Milano pada Lukita.
"Diam kamu susu milo, aku berkata apa adanya. Kenapa kamu takut, dasar banci kamu." Lukita beberapa marah dan kesal mendengar jawaban dari Milano.
Damian menatap tajam kearah Lukita. "Aku tidak mau tahu alasanmu, nanti malam kamu harus bersedia." Damian sudah bersabar menghadapi wanita satu ini.
"Terserah." Lukita dengan lantangnya menjawab, hingga dia sampai juga di kostnya. Lukita langsung keluar dari mobil tanpa ada perkataan sesuatu dari Lukita. Karena Lukita benar-benar kesal kenapa dirinya harus berurusan dengan pria satu ini.
Damian terdiam saat Lukita mulai menunjukkan rasa marah pada dirinya, pada akhirnya mereka pergi dari tempat itu.
lbh parah lg malah d bw ke rmh bukan ke rmh sakit🤦♀️🤦♀️
kangen dgn ke bar bar an nya si lukita..ngehajar orang🤭😄
gabung sama gc.Bcm ya
d sn kita belajar brg
plus ad motor ka Lily loh.
yu buruan tunggu apa lagi?
tinggal follow akun aku maka aku undang kalian
Terima kasih