Azura Az-Zahra gadis cantik yang sudah dinikahi oleh seorang CEO sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 1 tahun karena kecelakaan. Sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya yang mempunyai seorang putri berumur 2 tahun lebih tua darinya.
Bagaimana bisa Zahra sudah menikah sejak masih kecil?.
Siapa yang sudah menikahi Zahra sejak kecil?.
Dan bagaimana perlakuan paman dan bibinya selama ini?
ikuti terus ceritanya ya, dijamin konfliknya ringan dan gak buat pusing 🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Setelah sandiwaranya tidak berpengaruh pada bi Surti, akhirnya Alisa tetap dipecat dan keluar dari mansion ini.
"Dasar nenek tua Bangka, awas aja aku akan membalas perbuatannya nanti jika sudah menjadi nyonya rumah ini".
"Walaupun sudah keluar dari mansion, aku akan berusaha agar bisa kembali kesini" batin Alisa.
Pagi harinya, seperti biasa Xavier yang akan mengantar Zahra kesekolah.
"Mas boleh aku tanya sesuatu?" tanya Zahra saat masih dalam perjalanan.
"Kamu mau tanya apa sayang?" jawab Zahra.
"Emmm.... Semenjak kita menikah dan tinggal dirumah kaka, aku belum pernah melihat kedua orang tua Kaka" ucap Zahra.
"Oh itu, mereka sedang berada diluar negeri sayang. Mungkin sebentar lagi akan kembali kesini" jawab Xavier.
"Mereka akan suka gak ya sama aku. Takutnya kedua orang tua Kaka gak menerima aku gimana kak?" tanya Zahra lagi.
Bukan tanpa alasan Zahra menanyakan hal seperti itu. Dia akhir-akhir ini sedang sering menonton sinetron yang menceritakan bahwa ibu mertuanya tidak menyukai menantunya.
Saat melihat itu, Zahra langsung terpikirkan pada kedua orang tua Xavier. Bagaimana kalau mereka seperti yang ada disinetron yang ditontonnya.
"Sayang, kamu tenang aja. Pasti mereka akan menyukai kamu yang cantik dan imut ini. Kaka aja sangat mencintai kamu apalagi mereka nanti" ucap Xavier untuk menenangkan Zahra.
"Tapi kak, aku takut" cicit Zahra.
"Kamu takut apa sayang, ada Kaka yang selalu berada disamping kamu. Lagipula kenapa kamu bisa berfikir kedua orang tua Kaka tidak menyukaimu?" tanya Xavier penasaran kenapa tiba-tiba Zahra menanyakan hal seperti itu.
"Emm.....ka-karena Zahra lihat di televisi kak" jawabnya sambil menunduk.
"Hahahaha, kamu lucu sayang. Kenapa harus terpengaruh dengan sinetron. Kamu tenang aja, mommy dan Daddy bukan orang yang seperti kamu pikirkan".
"Kaka jamin, mereka berdua akan sangat menyukai istri cantik Kaka ini kalau mereka bertemu dan melihat kamu".
"Jadi kamu tidak perlu takut dan khawatir lagi ya" pinta Xavier.
Mendengar ucapan Xavier sebenarnya Zahra masih belum percaya. tapi dia akan mencoba untuk berpikir positif dan tidak terpengaruh dengan sinetron yang dilihatnya.
Sampai disekolah, Zahra langsung pamit untuk masuk. Medina sendiri sudah menunggunya diparkiran seperti biasa.
"Yaudah kak aku turun dulu ya, Kaka hati-hati. Makasih udah selalu mengantar aku kesekolah" ucap Zahra sambil tersenyum.
Setelah mengantar Zahra kesekolah, Xavier langsung menuju kekantor. Dikantor Leon sudah menunggunya sejak tadi.
"Tuan, saya sudah mendapat sekertaris baru untuk anda. Kali ini tidak akan seperti kemarin, saya jamin" ucap Leon.
"Hemm baiklah, kamu atur saja. Yang terpenting saya tidak mau kejadian seperti kemarin terjadi lagi".
"Dan satu lagi, kamu beritahu dia apa saja tugas-tugasnya. Saya tidak ingin, kalau sedang dibutuhkan dia tidak tahu apa-apa" peringat Xavier.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Leon.
Leon langsung menemui sekertaris baru Xavier. Dia akan memberikan arahan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan didepan bosnya nanti.
"Kamu saya terima bekerja disini, dan bisa mulai bekerja hari ini. Sebelum saya tunjukan ruangan kamu, akan saya beritahu beberapa hal yang harus kamu ingat.
"Oh ya siapa nama kamu tadi?" tanya Leon.
"Nama saya Renata pak" jawabnya.
"Baiklah Renata, yang pertama berpakaian lah yang sopan karena tuan Xavier tidak menyukai orang yang memakai pakaian ketat dan sexy".
"Yang kedua bekerjalah yang benar, jangan pernah membuat kesalahan".
"Yang ketiga dan itu yang terakhir jangan pernah berani menggoda tuan Xavier karena dia sangat anti dengan perempuan kecuali dengan istrinya".
"Dia akan sangat marah jika ada yang menyentuhnya walaupun itu tidak sengaja. Jadi saya harap kamu ingat semua yang saya katakan tadi. Apa kamu sudah mengerti?" tanya Leon.
"Mengerti pak, saya akan mengingat semua pesan pak Leon" ucap Renata.
"Bagus, kalau begitu ayo saya akan menunjukan ruang kerja kamu" ajak Leon.
Sampai di ruangan yang akan menjadi tempat Renata bekerja Leon segera pamit pergi.
"Saya masih ada pekerjaan, kamu bisa mulai kerjakan sesuai yang saya beritahu tadi. Kalau masih ada yang belum kamu mengerti, kamu bisa tanya saya".
"Ruangan saya ada disebelah kamu" ucap Leon sambil menunjuk ruang kerjanya.
"Baik pak terima kasih" ucap Renata dengan tersenyum.
Leon sendiri lebih memilih Renata karena sepertinya dia gadis yang tidak banyak tingkah seperti pelamar-pelamar yang lainnya.
Saat melihat Renata, Leon langsung merasa yakin melihat pakaian yang digunakannya sangat berbeda dari yang lain.
Renata menggunakan pakaian yang sangat sopan tapi tetap terlihat cantik. Berbeda dengan pelamar lainnya yang kebanyakan berpakaian ketat dan sexy.
Zahra sudah berada dikelas bersama Medina yang selalu setia berada disampingnya. Tiba-tiba saja kelas menjadi heboh dengan kedatangan Renaldi ke kelas Zahra.
"Zahra" panggil Renaldi.
Medina yang melihat kalau Renaldi memiliki perasaan pada Zahra langsung berusaha melindunginya.
"Kenapa kesini, ada keperluan apa. Bukannya kelas Lo bukan disini" tanya Medina dengan nada tidak suka.
Medina sendiri selalu bersikap sinis jika ada laki-laki yang berusaha mendekati Zahra. Itu juga karena perintah Xavier.
"Gue manggil Zahra, kenapa jadi Lo yang nyahut" kesal Renaldi.
"Kenapa ya Ren?" tanya Zahra yang tidak ingin ada keributan dikelasnya.
"Gini, aku mau ajak kamu jalan-jalan pulang sekolah. Gimana kamu bisa gak?" tanya Renaldi berharap Zahra mau menerima ajakannya.
"Aduh, gimana cara nolaknya ya. Aku kan udah punya suami sekarang, masa jalan sama laki-laki lain. Masa iya aku harus jujur ke Renaldi kalau aku udah menikah kan gak mungkin" batin Zahra bingung.
"Emmm maaf Ren, tapi aku gak bisa. Hari ini aku mau pergi sama Medina. Ya kan Din?" ucap Zahra meminta bantuan Medina untuk menolak ajakan Renaldi.
Medina langsung mengangguk begitu mendengar ucapan Zahra. Dia tahu Zahra berbohong untuk menolak ajakan Renaldi.
"Ya, hari ini gue sama Zahra mau pergi. Jadi Lo gak perlu ganggu Zahra lagi. Udah sana mending Lo, ajak aja Sandra. Dia kan fans berat Lo dari dulu" ucap Medina bermaksud mengusir Renaldi.
Zahra langsung merasa lega karena Medina membantunya untuk menolak ajakan Renaldi.
"Maaf ya Ren, aku udah punya suami jadi jangan pernah mendekati aku lagi" batin Zahra berharap Renaldi tidak mendekatinya lagi.
"Oh gitu, yaudah gak papa. Mungkin lain kali kamu bisa pergi sama aku ya" ucap Renaldi dengan tersenyum.
Sebenarnya Renaldi merasa kecewa karena penolakan Zahra, tapi dia berusaha tidak menunjukan rasa kecewanya dengan tetap tersenyum didepan Zahra.
Renaldi langsung pergi dari kelas Zahra dengan perasaan kecewa.
"Gak papa Ren, kali ini Lo belum bisa ajak Zahra jalan. Mungkin lain kali Lo bisa pergi bareng Zahra" batin Renaldi menguatkan dirinya sendiri.
Angga yang melihat penolakan Zahra merasa kasihan dengan sahabatnya itu.
Ini adalah pertama kalinya Renaldi mengajak seseorang gadis pergi bersamanya. Karena biasanya murid-murid perempuan yang akan mengajak Renaldi pergi.
"Semangat Ren, jangan nyerah. Masih ada hari berikutnya. Mana Renaldi yang gue kenal pantang menyerah untuk mendapatkan keinginannya".
"Ingat, Lo most wanted di sekolah ini. Masa mau nyerah gitu aja si" ucap Angga berusaha memberikan semangat pada sahabatnya.
Selama ini Angga tahu bagaimana Renaldi menyukai Zahra secara diam-diam. Angga juga merasa Zahra adalah gadis yang baik. Beda dari gadis-gadis disekolah ini yang sering mengejar-ngejar Renaldi.