NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Aku dan mas Agam tertawa terpingkal. Puas rasanya mengerjai kedua wanita itu.

"Tapi benar gak yang kita lakukan ini, May?" ujar mas Agam di sela tawanya.

Dari awal saat mereka mengintai kami di warung Mpok Minah, Aku sudah tau. Dan atas permintaan mas Agam bersedia membantuku mengerjainya. Niatku hanya memberi mereka pelajaran saja. Agar jangan terlalu kepo dengan hidup orang lain.

Aku sengaja menelpon Mpok Minah agar bercerita kalau aku sedang mencari sebuah rumah di daerah dekat rumah mereka. setelah mereka mengikuti kami, dengan sengaja pula mas Agam berputar-putar di kompleks itu dan membuat mereka bingung. Hingga saat kami melihat segerombolan kambing yang mau pulang dari merumput.

Mas Agam dengan sengaja mengarahkan mereka kesana.

Dan itulah akhirnya. Motor Rani terjungkal di tengah kerumunan mahluk yang tidak mengenal air itu.

Walaupun tidak mengalami luka parah, tapi wajah dan baju mereka habis oleh kotoran kambing. Bagaimana tidak lucu? dua wanita yang sok jadi detektif dan memata-matai ku kini harus pulang dengan keadaan seperti itu.

Aku tidak bisa berhenti tertawa. perutku sampai terasa sakit.

"Sudah, cukup ya, May. Lain kali aku tidak mau membantumu melakukan ini." ujarnya mengangkat tangan.

"Iya, sebenarnya melihat mereka seperti itu.

Tapi semoga ini bisa menyadarkan mereka." ucapku sambil mengusap wajah.

"Oh,nya? Bagaimana kabar perceraian mu?"

Tanyanya ragu.

"Hanya menunggu sidang putusan saja." Dia mengangguk pelan.

Aku sedikit heran melihat ekspresinya.

"Kenapa?" selidik ku.

Dia hanya menggeleng. Bukannya menjawab pertanyaan ku, Mas Agam malah asik dengan ponselnya.

Kadang terbersit pertanyaan. Kenapa di usianya yang sudah cukup matang, dia belum mempunyai seorang pendamping.

Karena selama ini aku tidak pernah melihat dia membawa keluarganya ke kampung kami.

Atau mungkin juga aku yang salah. Dia sudah berkeluarga, tapi tidak suka mengekspose kehidupan pribadinya. Entahlah. Bagiku dia sangat misterius.

Tapi hal yang tidak bisa di pungkiri. aku yang sering salah tingkah berada di dekatnya. Apakah itu artinya? Tuhan.. Jangan sampai aku berharap terlalu tinggi, karena jatuhnya tentu akan sangat menyakitkan.

Saat itu kami ada di rumah dinasnya yang kecil. Pihak desa memang menyediakan sebuah rumah sederhana untuk ditempati dokter Agam.

"Maaf, tepatnya berantakan. Maklumlah, yang menempati seorang bujang..." ucapnya dengan lesung pipit yang mengukir di kedua pipinya.

"Tidak apa-apa, ini juga sudah bersih kok."

"Tapi lain ceritanya kalau sebuah rumah ada seorang wanita yang menghuninya." dia mengambil air dan gelas kosong.

"Tidak usah repot. nanti saya ambil sendiri.

"Ngomong-ngomong.. keluarga mas Agam tidak pernah datang kesini? Biar rumah ini terurus, makanya bawa keluarga mas Agam sekalian kesini." aku berkata sambil mengawasi ruangan yang penuh dengan kertas berserakan itu.

"Keluargaku?"

Aku mengangguk.

"Kalau di temani keluarga, tentunya mas Agam akan lebih tenang dan semangat bekerja." aku terus bicara panjang lebar. Tanpa ku sadari dia memperhatikanku sejak tadi .

"Tapi... Tentu saja istri mas Agam tidak mau di ajak tinggal di desa terpencil seperti ini.." gumam ku pelan.

"Istri? Iya.. Kau benar. Dia tidak mau tinggal dan menemaniku mengabdi di sini." ucapnya dengan mimik sedih.

"Maaf, saya sudah terlalu banyak bicara."

Dia menggeleng.

" Karena itu aku berencana mencari seseorang dari daerah sini saja. Dengan begitu dia akan terus menemaniku. Iya, kan?" ucapnya serius.

Aku tergagap karena dia justru minta pendapatku.

"I-iya.. Mungkin juga begitu. Tapi mana bisa mas Agam mengabaikan perasaan istri mas Agam? Benar dia tidak mau tinggal disini. Tapi bukan berarti mas Agam boleh mencari wanita lain." jawabku ragu.

Dia tersenyum lugu.

Ada rasa kecewa terbersit di hatiku. Ternyata dia sudah beristri. Walaupun dia bilang kalau dia ingin mencari seorang pendamping di daerah sini. Tetap saja dia milik seseorang saat ini.

"May...? Kenapa terdiam?" dia menyodorkan secangkir teh yang baru saja di buatnya.

"Tidak apa-apa, Mas. sebaiknya saya pulang saja. kasihan Bulan menunggu." jawabku beralasan. padahal saat itu suasana hatiku sedang galau.

"Kenapa buru-buru. Kau bilang Bulan bersama Hafsah dan tidak mungkin mencari mu. Kok sekarang berbeda?"

"Maksud saya, siapa tau dia mencari."

Aku semakin gugup saja.

"Tinggal saja dulu. Aku masih masih ingin mengobrol. Kau tidak usah khawatir dengan omongan orang. Kita tidak berduaan. Ada Mala bersama kita." ucapnya sampai melirik Mala yang sedang mengerjakan sesuatu si depan laptop di ruangan lain, tapi masih bisa terlihat dari ruang tamu itu.

"Bukan itu maksud saya..." aku bingung mau menjelaskan.

"Lalu?"

Dia sungguh tidak peka.

Jelas-jelas aku begini karena tau kalau dirinya sudah beristri. Masih bertanya pula.

Saya patah hati mas Agam...! Jerit ku dalam hati.

"Saya tidak enak sama istrinya mas Agam. Memang kita tidak melanggar aturan, rapi yang namanya fitnah tidak akan bisa di cegah."

"Kau benar, kayaknya istriku itu memang cemburuan." Jawabnya sambil tersenyum samar.

Aku meninggalkan tempat itu dengan perasaan galau.

Bagaimana bisa aku menaruh harapan pada pria yang sudah beristri? Tidak..! Seburuk-buruk nya aku tidak pernah terpikirkan untuk menjadi perusak rumah tangga orang. Aku harus bisa menjaga jarak dengannya mulai sekarang. Harus..!

Tapi selama aku bergaul dengannya, tak pernah melihat foto istri atau anaknya. Biasanya seorang dokter akan memajang foto keluarga di tempat kerjanya. Tapi ini tidak. di rumah ataupun di tempat prakteknya sama sekali tidak ada.

"Dia memang misterius. Tidak ada yang tau persis dengan kehidupan pribadinya. Dia memang ramah tapi tertutup kalau masalah pribadinya." jelas Sofia saat aku bercerita kepadanya.

"Lalu bagaimana?"

"Aku mohon, berhenti menjodoh-jodohkan aku dengannya.jelas ini salah. walaupun antara aku dengannya tidak ada apa-apa, tapi bagaimana perasaan istrinya kalau sampai tau kami di di jodoh-jodohkan."

Sofia mengerti dan mendukung keputusan ku.

Sejak saat itu aku berusaha keras menghindar darinya. Walaupun dia terus mencoba mendekat aku selalu mencari alasan untuk menghindarinya.

Hingga suatu sore tiba-tiba saja dia muncul di rumahku. Tentu saja aku tidak punya alasan untuk menghindar lagi.

"May, aku bawakan makanan kesukaan Bulan. Mana dia?" ucapnya sambil mencari-cari. Aku yang sedang sibuk mengelak barang bersama anak buah ku langsung menghampirinya.

"Bulan sedang tidur, baru saja. Kasihan kalau di bangunin."

Ucapku dengan suara pelan.

"Ooh begitu ya?" dia melihat jam tangannya.

Mungkin heran kerena sore begini bukan waktunya tidur.

"Tidak apa-apa kalau begitu aku titip saja." dia meletakkan bungkusan itu di meja.

"Eeh, Sebaiknya jangan, Mas." aku mengambil bungkusan itu dan meletakkan kembali di tangannya.

Dia menatapku heran.

"Kenapa May? tidak biasanya kau menolak pemberianku."

"Jangan salah paham, Mas. Aku hanya tidak mau Bulan menganggap mu sebagai ayahnya."

"Ya, lalu kenapa?"

"Karena mas Agam bukan ayahnya? Aku takut dia kecewa."

"May, aku tau kau berusaha menjaga jarak denganku akhir-akhir ini. Kenapa? bilang kalau aku ada salah."

Aku menggeleng keras.

"Tidak ada apa-apa?" jawabku meyakinkan.

Saat itu Bulan datang dan berteriak senang melihat mas Agam

"Om Ayah..!" Mas Agam juga langsung menangkapnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Mereka melupakan kerinduan karena beberapa hari tidak bertemu.

Dia menatapku dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa kau berbohong, May? Kau bilang Bulan sedang tidur."

"Maaf, sebaiknya mas Agam berhenti memanjakan Bulan. Apalagi membiarkan dia menganggap mas Agam itu adalah ayahnya. Dia masih punya ayah, Mas. Ini untuk kebaikan kita masing-masing." aku mohon dengan sangat..!" aku menangkupkan kedua tangan di dada.

"Aku tidak pernah marah dengan perlakuan ataupun perubahan sikapmu. Tapi hari ini saat kau mengingatkan aku bahwa Bulan masih punya seorang ayah. Aku sadar kalau aku bulan siapa-siapanya Bulan."

Dengan sorot mata penuh kekecewaan dia menurunkan Bulan dari gendongannya. Lalu melangkah keluar.

Aku ingin mencegahnya dan meminta maaf, tapi kaki ku berat sekali. Mulut terasa terkunci.

Aku hanya bisa mendengar suara mesin motornya.

Tapi keributan di luar menganggu lamunanku. Memaksaku mencari tau apa yang terjadi.

Astaga..! Mas Agam di kerumuni ibu-ibu. Keningnya mengucurkan darah.

"Ada apa ini?" tanya ku panik.

"Tadi ada anak- main ketapel dan pelurunya nyasar ke Dokter Agam."

"Tanpa perduli apapun aku merobek lengan bajuku lalu menutup lukanya.

"Sudah, tidak apa-apa. Jangan di perpanjang ya." ucapnya tenang.

Heran sudah seperti itu dia masih tenang juga.

"Ayo masuk dulu." aku mengajaknya kembali masuk.

"Tidak apa-apa. Ini hanya Lula bisa, kau tidak usah khawatir." dia masih menenangkan ku.

"Mas Agam memang dokter. Tapi dalam keadaan seperti ini akan butuh orang untuk membantu." tanpa minta persetujuannya. Aku menarik nya masuk.

Atas petunjuknya. Aku membersihkan luka itu. Lalu memberinya obat yang selalu dia bawa di jok motornya.

"Sudah. terima kasih Bu dokter." candanya sambil memegang tangan ku.

Aku pura-pura tidak mendengarnya.

"Terima kasih..!" ucapnya lagi.

"

1
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
Yuliana Tunru
hati adam sedang galau jg terluka sslingbterbyka biar selesai masalah x krn pria bkn peramal yg tau hati wanita
Lissaerlina
sampai kapan kamu menyadarinya May kalau dr. Agam menyukaimu.. lanjuttttt
Yuliana Tunru
msh sulit nebak jomblo atw gmn sih bikin may jd salah paham
Faulinsa
Duh May,kamunya nggak peka.Mungkin maksud dokter Agam istri masa depannya.Istri masa depan yang butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannya, mulai dari proses perceraian sampai nunggu masa iddah sampai nunggu waktu yang tepat untuk meminangmu. Istri masa depan yang benar-benar harus diperjuangkan.. cie.. kalau jodoh nggak bakal kemana kok dok.. lanjut pak dokter...
Faulinsa
Duh sudah jatuh tertimpa motor, coba kambingnya ikut nyungsep pasti bakal dikambing hitamkan, kasihan nasibmu mbing. Semoga nasib baik senantiasa di pihak May,semoga segera menjanda. janda yg sukses ya May
Yuliana Tunru
sigit msh z bodoh dan tunduk bgt sama rani pdhl.mau bangga apa pd rani.klga mu kyk jongos x z.blm nikah sdh seenak x ank x z tak mau diurusi
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Faulinsa
Bagus May, jangan kasih kendor.Thor kayak nya Rani perlu dikasih bumbu pedas deh biar sadar diri. Coba kalau kemarin pas anaknya Rani dioperasi butuh donor darah, misal tu bocah bukan keturunan keluarga Sigit. Pasti bu mertua sudah kebakaran rambut deh/Awkward//Awkward/
Yuliana Tunru
itu tuh mantu kesayanga mu dimibta uang b7ay operasi ank x malah byj alasan suruh pergi z toh blm jikah dgn sigit knp bisa tingfal sermh smoga digosipin orang biar malu tara jg sifat x kyk rani kebiasaan dituruti ..cova z dgn bilan di ksh mskan x ndk karma kalian tuh..
Yuliana Tunru
benar2 karma kontan apa klfa sigut benar2 nyesal dgn semua sikap x tp sigit msh jg bela2in tara tanpa tanya gmn bulan apa hati x tdk ada rasa sayang pd bulan toh rezki buat istri tp diberikan ke ipar jdvsujses dan tdk x sigit ttp jg may tak merasakan x..cerai z segera biar usai cerita
Yuliana Tunru
ya ampun sigit msh z gitu lagak sangat conta tp nol saat berprinsip jg tak bisa bela ank istri siap2 kehilangan ya toh kau pun sdh lama tak ada di hati may dan bulan
Lissaerlina
mau sampai kapan kesedihan may berakhir??perpisahan jalan terbaik??? lanjuttttt
Yuliana Tunru
perlihatkan lebam.di tubuh bulan dan kata2 dokter klo bulan demam krn tak diberi makan jg di siksa waktu x ksu tegas may untuk minta cerai dsn tak ada kata2 lg cukup sdh semua x
Lissaerlina
semoga Bulan baik-baik aja dan segera sehat, mending pisah aja may...dan menikah dengan dokter Agam.... lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Faulinsa
kok sejak kematiannya kak??
Yuliana Tunru
akhir x may mencari bulan sedikit z terlambat cm bisa tangisi jasat..thor typo tuh tulis kematian bulan pdhl msh hidup ayo lapor polisi lgsg aplg saat lihat bekas2 biru penganiayaan rani biar sigit dan klga x tak bisa lg byk tingkah pokok x may bisa cerai..thanks jg buat mu thorr ssh kasih cerita bagus yg bikin q gemes yiap bab x 👍👍👍💪💪💪
balqis: makaci support nya🙏
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga may punya firasat pd bulan dan datang ke emh sigit jgn sampai bulan kenapa2 jd tskut thor klo bulan meninggoy
Faulinsa
kyaknya klu Bulan sampai terlambat di bawa ke RS, & berakhir meninggal. bisa di visum.. bisa di kasuskan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!