Kamu sepuluh aku sebelas. Kamu selingkuh, aku balas.
Ketika perselingkuhan menjadi sebuah permainan dan menjadi satu-satunya cara untuk membalaskan sakit hatinya akan pengkhianatan. Sanggupkah rumah tangga Theo dan Laura bertahan disaat pondasinya mulai runtuh perlahan?
Mengetahui Theo bermain api di belakangnya, tak lantas membuat Laura menuntut klarifikasi saat itu juga. Laura justru membalas permainan Theo dengan cara yang sama.
Diam-diam Laura pun bermain api di belakang Theo. Sampai akhirnya perselingkuhan Laura terbongkar ketika Laura menyatakan dirinya hamil.
Bagaimanakah kisah Theo dan Laura dalam menjalani biduk rumah tangganya? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
BSM Bab. 31
“Laura, aku boleh minta waktumu sebentar?”
Laura menoleh, bertemu tatap dengan sepasang mata Ryan yang menatapnya berbeda. Laura gugup.
“Aku butuh bantuanmu,” ucap Ryan lagi.
Dengan alasan sedang membutuhkan bantuan itulah kini Laura tengah duduk berdampingan dengan Ryan di Delicious Food and Resto, sebuah resto bintang lima. Di depan mereka duduk sepasang suami istri yang merupakan kolega bisnis Ryan.
Sepasang suami istri tersebut menatap kagum kepada Laura dan Ryan. Mereka bahkan berkali-kali memuji Laura dan Ryan adalah pasangan yang serasi. Pujian tersebut tak ayal membuat Laura salah tingkah.
Yang membuat Laura terkejut adalah ketika Ryan memperkenalkan dirinya.
“Tuan dan Nyonya Saleem, kenalkan ini adalah Laura, tunanganku.”
Sontak Laura membeku juga membisu. Ia tak tahu harus berkata apa saking terkejutnya ia mendengar ucapan Ryan. Tadinya ia bersedia membantu Ryan, menemani Ryan bertemu koleganya yang merupakan sepasang suami istri asal Dubai. Hanya sekedar menemani.
Namun tak ia sangka, ternyata Ryan malah memperkenalkan dirinya sebagai tunangan. Yang berarti calon istri.
Oh my God!
Laura bahkan sampai kesulitan menelan ludah. Ryan tidak memberitahukan hal itu sebelumnya. Seharusnya Ryan meminta persetujuannya dulu. Dan untungnya ia dalam penampilan terbaiknya hari ini. Pakaian yang baru dibelinya di mall, langsung ia kenakan. Ditambah lagi ia baru saja memotong rambutnya, sekaligus memulas wajahnya dengan make up tipis. Tapi tetap tidak mengurangi kecantikannya.
“Belum pernah aku melihat pasangan se-serasi kalian berdua. Tunangan Tuan Antonio sangat cantik.” Nyonya salim berkata. Memuji kecantikan Laura yang memang tampil berbeda hari ini.
“Terima kasih, Nyonya. Anda juga sangat cantik. Tuan Saleem sungguh beruntung bisa memiliki Nyonya,” balas Ryan sembari tersenyum senang.
Tuan dan Nyonya Saleem tergelak.
“Anda bisa saja, Tuan Antonio. Aku doakan semoga secepatnya kalian menjadi pasangan yang sah. Dan aku doakan semoga kalian langgeng, dikaruniai keturunan yang banyak. Tiada yang lebih membahagiakan selain diberi pasangan yang bisa mencintai kita apa adanya,” ujar Nyonya Saleem.
Sepasang suami istri paruh baya itu saling bertukar pandang dengan senyum merekah, memancarkan kebahagiaan diantara mereka.
Ryan ikut tersenyum. Tapi tidak dengan Laura. Wanita itu justru terlihat salah tingkah juga penuh tanya.
“Terima kasih banyak untuk doanya, Nyonya,” ujar Ryan sembari meraih jemari Laura ke dalam genggamannya. Hal itu sengaja ia lakukan untuk menunjukkan kepada sepasang suami isteri itu jika mereka benar-benar sepasang kekasih.
Tadinya, Ryan ingin menemui Tuan dan Nyonya Saleem itu seorang diri. Tetapi sebelumnya Nyonya Saleem menawarkan, akan lebih baik jika Ryan ditemani pasangannya. Sebab mereka ingin berkenalan dengan wanita yang telah berhasil memenangkan hati seorang Ryan Antonio Gonzales.
Setahun lalu, mereka pernah melakukan pertemuan di Dubai. Tetapi saat itu Ryan seorang diri, hanya ditemani Edrick, si asisten setia yang berparas lumayan tampan. Melihat Ryan yang belum memiliki pasangan, sepasang suami isteri sempat ingin menjodohkan Ryan dengan puteri mereka. Namun Ryan menolak dan berdalih jika ia telah memiliki seorang kekasih. Sehingga, begitu melihat Laura, mendadak terlintas ide ini di kepalanya. Demi menutupi kebohongannya.
Laura sungguh merasa risih ketika Ryan menggenggam jemarinya. Tangannya menjadi dingin dan gemetaran. Apa yang dilakukan Ryan itu sungguh diluar pembicaraan. Bahkan diluar kendalinya. Ia sungguh tak bisa berbuat apa-apa. Jangankan menolak, protes pun tak kuasa.
Ryan sudah bertindak semaunya. Di depan Tuan dan Nyonya Saleem, pria itu memperlakukan Laura layaknya kekasih. Memperhatikannya, memanjakannya, bahkan sampai menyuapi Laura saat perbincangan ditutup dengan makan siang.
Tidak ada yang bisa Laura lakukan selain menurut, membiarkan Ryan melakukan apa pun yang diinginkannya selama itu masih dalam batasan yang wajar.
****
“Seharusnya Anda minta ijin saya dulu tadi. Paling tidak, saya setuju atau tidak.” Laura baru bisa mengajukan protes ketika dalam perjalanan pulang. Ia memalingkan wajahnya, tak ingin bertemu tatap dengan pria yang duduk di samping kirinya itu.
Di depan ada Edrick yang tengah mengemudi. Sesekali Edrick melirik tuannya itu melalui kaca spion. Satu hal yang masih disayangkan Edrick dari tuannya itu sampai hari ini, yaitu penyuka milik orang.
Ups!
Cepat Edrick mengalihkan fokusnya kembali ke jalanan di depan. Tak baik mengatai majikan seperti itu. Kalau tidak mau kehilangan pekerjaan, minimal diam.
“Maaf, mendadak.” Hanya itu balasan Ryan. Selebihnya pria itu tersenyum-senyum sendiri. Dari ide mendadak ini setidaknya ia bisa mengambil sedikit keuntungan. Yaitu bisa berada dekat dengan Laura. Untungnya, jantungnya sudah terlatih memompa dengan cepat. Hanya memegang tangan Laura saja debaran di dadanya sungguh luar biasa. Bagaimana jika lebih dari itu? Ia rasa, jantungnya copot.
“Tapi ini tidak ada hubungannya dengan biaya ganti rugi itu kan?” Laura menoleh.
“Tenang saja. Ini murni bantuan. Masalah yang itu sudah selesai.”
Laura membuang napas panjang sambil mengusap dadanya.
“Syukurlah.”
“Terima kasih untuk hari ini. Tadi itu, akting kamu bagus. Tuan dan Nyonya Saleem percaya kalau kamu adalah tunanganku. Aku sungguh sangat berhutang banyak padamu. Berkat kamu hidupku terselamatkan.”
Ryan yang berkata seperti itu, justru Edrick yang terbatuk-batuk di depan. Edrick merasa geli saja melihat perubahan drastis dari tuannya itu. Biasanya, di dalam mobil seperti ini bersama seorang wanita, Ryan tak punya etika lagi. Ryan tak segan-segan bercumbu. Sampai membuatnya kehilangan konsentrasi. Tetapi dengan wanita yang satu ini, tuannya seperti kucing kebasahan.
Ryan melirik kesal Edrick melalui kaca spion di atas dashboard. Salah tingkah, Edrick pun lekas memutar spion tersebut, mengarahkannya ke tempat lain. Biasanya Edrick akan melakukan itu jika Ryan sedang bercumbu. Namun kali ini situasinya berbeda. Ia melakukan itu karena tuannya sedang kesal.
****
Di sudut lain kota. Theo terburu-buru mengenakan pakaian usai menerima telepon dari Samsul. Yang memberitahukan jika Antonio sedang berada di Delicious Food and Resto sekarang ini.
Theo yang sedang berleha-leha di atas tempat tidur bersama Feli itu pun bergegas mempersiapkan diri. Termasuk Feli. Dengan kecepatan diatas rata-rata Innova hitam yang dikendarai Theo melesat membelah jalanan ibukota menuju Delicious Food and Resto.
Namun sayangnya, ketika sampai, Antonio sudah tidak berada di tempat itu lagi.
Dengan memanfaatkan kecantikan Feli, Theo berusaha berusaha membujuk manajer resto untuk memperlihatkan rekaman CCTV kepadanya. Ia didera penasaran yang menggunung akan sosok Antonio.
Sayangnya, kecantikan Feli tak berguna kali ini. Sebab manajer resto tetap kekeh tidak ingin memperlihatkan rekaman CCTV itu kepada wartawan.
Antonio merupakan salah satu pelanggan tetap VIP di resto tersebut. Sehingga keamanannya terjamin. Resto tersebut bahkan menyediakan satu ruang VIP khusus berkedap suara untuk seorang pebisnis seperti Ryan. Yang tak ingin perbincangannya sampai terdengar ke luar ruangan.
“Hanya ada satu cara untuk mendekati Antonio,” ujar Theo begitu mereka kembali ke mobil, usai usahanya gagal total.
“Menyerah saja deh, Kak. Tidak mungkin kita bisa meliput si Antonio ini. Sampai jengkel aku.” Feli mencebik kesal, menguncir rambutnya ke atas.
“Mau cara apapun kita gunakan, tidak akan mungkin bisa, Kak,” tambah Feli.
“Fel, kamu tahu Antonio itu suka bermain wanita kan?” tanya Theo.
“Tentu saja aku tahu, Kak Theo. Kalau kita ingin meliput skandalnya, seharusnya kita datangi saja langsung rumahnya. Kita intai dia diam-diam.”
“Nah, itu dia. Kita cari tahu dulu alamat rumahnya di mana. Dan tugas kamu adalah ...” Theo menjeda ucapannya sejenak. Sebuah ide pun terbersit di kepalanya.
“Merayu dia. Kamu goda dia sampai dia tertarik sama kamu. Kalau untuk tugas seperti ini, kamu yang paling bisa kan?” Theo tersenyum miring.
★
artinya theo sdh tdk memprioritaska. layra! hrsnya tuh venih seminggu sdh full hrsnya ditebarkan ke istrinya.ini malah ke jalang.teman laki2 saya cerita! sebajingannya laki2 tidak akan mau nikah dgn peremouan murahan! yg dgn mudah mau tidur tanpa ikatan.artinya itu bukan wanita baik tidak bagus utk ibu dr anak2nya. Gen nya Rusak,liar!!