TWINFLAME ;My Naughty Girl

Laura berusaha untuk menghentikan aksi mereka, namun ia benar-benar kewalahan dan sulit untuk memisahkan mereka. Akhirnya Laura memutuskan untuk mencari teman-teman nya untuk membantu. Ia memanggil, Aaron, Kai dan John yang masih menunggu di kedai ice cream.

Awalnya mereka masih menerka apa yang di maksud Laura, karena saat Laura memanggil mereka, Laura berbicara tidak begitu jelas karena terlihat panik dan hanya menyuruh mereka untuk mengikuti nya ke toilet. Namun saat para pria tiba di toilet, mereka tampak shock dengan yang mereka lihat. Kamari dan Jane sudah seperti singa yang mengamuk, saling menyerang.

"Ayo pisahkan!! " Ucap Laura menyadarkan para pria dari keterkejutan nya.

Mereka pun mencoba memisahkan Kamari dan Jane. Kamari yang berada di atas tubuh Jane, di angkat paksa oleh Kai. Pinggang nya sudah di peluk erat dari belakang oleh Kai. Jane yang melihat itu malah tambah emosi dan mengamuk, Ia sudah berdiri dan ingin menyerang kembali Kamari. Namun Ia di tarik dan tangan nya di pegangi oleh Aaron dan John yang berada di kedua sisi tubuh nya.

"Ahh.. Sial*n!! Apa yang kau lakukan Kai? Kenapa kau malah memeluk nya, brengs*k!!" Teriakan Jane murka. "Lepaskan!! Aku akan menghajar mu bit*h!!" Jane sudah meronta-ronta ingin di lepaskan.

Kamari baru menyadari sekarang yang memeluk nya adalah Kai. Kamari berhenti meronta, menoleh ke belakang. Tiba-tiba Kamari menarik tengkuk Kai supaya lebih mendekat lagi pada nya dan seketika mencium dengan liar bibir sexy Kai. Kai sempat tertegun, mencerna apa yang terjadi. Kai mengendurkan pelukkan nya. Ia tak menampik bahwa dia sangat menikmati ciuman yang Kamari lakukan. Memang ini yang dia inginkan. Kai pun membalas lumatan yang Kamari berikan.

Mereka yang berada di sana lagi-lagi di buat shock sekarang. "Gila.. Apa ini? " Ucap John yang sudah cengo tanpa sadar melepaskan cengkraman di tangan Jane. Begitu juga Aaron yang terlihat mengendurkan cengkraman nya.

Apalagi Jane, ia sudah kepanasan melihat hal itu, wajah nya sudah terlihat memerah menahan amarah yang sudah siap untuk meledak, dadanya terlihat naik turun. Dengan cepat ia mendekat ke arah Kamari dan Kai yang masih sangat menikmati ciuman nya. Tiba-tiba tangan Jane terulur menarik rambut blonde Kamari yang tergerai, membuat Kamari tertarik dan seketika menghentikan ciuman nya.

"Jala*g sialan!! " Teriak Jane sambil terus menarik rambut Kamari.

Kai yang melihat itu menghentikan aksi Jane dengan mencengkram pergelangan tangan Jane. "Hentikan, Jane! " Ucap Kai dengan tatapan tajam nya. Jane tak mempedulikan seruan Kai, ia masih menjambak rambut Kamari dengan membabi buta.

"AKU BILANG HENTIKAN, SIALA* !!" bentak Kai dan menghempaskan tangan Jane

Jane kaget, ia sungguh tidak percaya. Apa sekarang Kai sedang membela gadis sialan ini? Di depan semua orang bahkan membentak dirinya. Kamari tersenyum miring pada Jane yang sekarang melihat ke arah nya.

"Well... Kau lihat, apa yang bisa jala*g ini lakukan. Hm? " Ucap Kamari pandangan mata nya sudah berubah tajam melihat ke arah Jane. "Ingat, jangan pernah mengusikku, jika tak ingin ku balas!!" Kamari berbalik, berlalu pergi dari sana meninggalkan mereka semua.

"Key.. Tunggu! " Ucap Laura yang berlari menyusul teman nya keluar toilet. Begitu pun dengan John dan Aaron. Menyisakan Kai dan Jane berdua. Aaron benar-benar akan mengintrogasi kakak nya nanti, ya.. Ia ingin mendengar semuanya dari mulut kakak nya itu. Ia juga tidak ingin, kakak nya ini berbuat macam-macam bahkan sampai menyakiti sahabat nya, yaitu Kamari.

"Apa yang kau lakukan, hah? " Tanya Kai pada Jane. Ia tahu pasti ini semua terjadi berawal dari Jane, tunangan nya ini.

"Kau tanya padaku? Apa yang kulakukan? Harus nya aku yang tanya padamu apa yang kau lakukan dengan jala*g sial*n itu?! Kau punya hubungan kan dengan nya, hah? Apa yang dia berikan padamu, tubuh nya? " Jane berteriak menatap nyalang pada Kai.

"Berani sekali kau, mengatakan itu padaku. Ingat, Kamari bukanlah jala*g ku. Kau sendiri lah yang jala*g! Kau juga tahu, aku tidak pernah menyuruhmu untuk berada di sisiku, kau sendiri yang menginginkan itu. " Ucap Kai dan berlalu begitu saja meninggalkan Jane yang sudah menangis tersedu.

Ya.. Jane sendirilah yang memilih jalan ini. Bertahan dalam hubungan yang hanya dia seorang yang menginginkan nya. Dari dulu hanya dia yang mencintai Kai, mungkin lebih tepat nya bukan cinta tapi sebuah obsesi. Ia sudah terobsesi pada Kai sejak dulu, berbagai cara ia lakukan agar dapat bersama Kai. Namun saat sekarang, status nya dan Kai resmi sebagai tunangan pun tidak bisa membuat Kai menjadi satu-satunya milik nya. Kai orang yang tidak bisa ia atur.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu Kai, tidak akan pernah. Kau hanyalah milikku! You're mine. " Ucap Jane penuh ambisi dalam ucapan nya.

***

Malam hari,

Pukul 22.30

Kamari mengerang, menarik kedua tangan nya ke atas, melemaskan otot-otot nya yang terasa sakit dan kaku. Ia terbangun dari tidur nya yang lumayan panjang. Setelah kejadian tadi sore, yang cukup menguras emosi dan tenaga nya.

Sempat sebelum nya ia bercerita awal mula kejadian itu pada Laura. Sahabat nya itu sempat menemani nya bercerita dan berkeluh kesah. Sampai akhirnya ia tertidur dan sekarang pada saat ia sudah terbangun, Laura sudah tidak ada. Mungkin, Laura sudah pergi ke kamar nya.

Aaron pun sempat menghubungi nya, menanyakan keadaan nya. Banyak juga yang ia ceritakan pada Aaron, walaupun tidak semuanya. Namun secara garis besar Aaron tahu akar permasalahan nya.

Namun, ada seseorang yang dari tadi ia tunggu untuk menelepon nya tapi orang itu sampai sekarang tidak ada menghubungi nya.

"Ck.. Dasar pria menyebalkan, ini semua kan karena nya, tapi sampai sekarang dia tidak ada menghubungiku. Harus nya kan dia meminta maaf. " Gerutu Kamari yang sudah mengecek kembali ponsel nya.

"Ah sudahlah.. Biarkan saja, aku tak peduli. Terserah dia mau apa. Oh.. Atau apa dia sudah berbaikan ya, dengan tunangan nya? Ya.. Kurasa begitu, oh mereka berdua memang cocok, sama-sama gila! " sarkas nya

"Mungkin, benar apa yang di katakan oleh Jane. Aku ini bukan type ideal nya Kai. Oh.. Kau saja yang bodoh, Kamari!!" Ada sedikit kecewa dalam hati nya saat mengatakan itu.

"Hufth.. Sial apa yang ku pikirkan? Sepertinya aku butuh alkohol malam ini. "

Kamari pun bersiap-siap mengganti baju nya untuk pergi ke club yang ada di cruise ini. Ia ingin menjernihkan pikiran nya dengan dancing dan mungkin sedikit alkohol, tidak akan menjadi masalah bukan?

Akhirnya sampai lah Kamari di club tanpa di temani siapapun. Laura juga tidak ikut dengan nya, Laura bahkan tidak tahu kalau Kamari pergi ke club malam ini. Kamari ingin malam ini, Ia menikmati waktu untuk dirinya sendiri.

Kamari pun duduk di kursi meja bar. Ia memanggil bar tenders untuk meminta segelas minuman. Minuman yang tidak memiliki kadar alkohol tinggi, menjadi pilihan nya. Karena ia masih ingin bisa pulang dengan sadar malam ini.

Saat Kamari menikmati minuman nya, ada seseorang yang mendekati nya dan mulai duduk di sebelah nya.

"Hey.. Kau cantik sekali, apa kita bisa berkenalan? Nama ku Arnold. " Ucap sang pria memperkenalkan dirinya.

Kamari hanya menoleh ke samping, hanya melihat sekilas dan tanpa menjawab sapaan dari pria itu, ia meminum kembali minuman nya sampai habis. Ia meminta bar tender untuk mengisi kembali gelas nya.

Arnold tampak memperhatikan Kamari dari samping. 'Wow.. Aku di abaikan? Siala* gadis ini benar-benar menarik. Aku menginginkan nya. ' batin Arnold tampaklah senyuman miring di wajah nya.

Arnold hanya terdiam dan terus mengikuti apa yang Kamari lakukan. Kamari lumayan banyak meminum beberapa gelas alkohol, sehingga walaupun alkohol itu bukan kadar alkohol tinggi tapi sekarang kesadaran Kamari sedikit demi sedikit menipis. Ia juga sempat berjoged di dance floor dengan sangat lincah. Hal itu tak luput dari perhatian Arnold, bahkan Ia sempat berjoged bersama.

Lama kelamaan, Arnold mulai berani merangkul Kamari dan memegang pinggang nya.

Sampai ada suara yang tak asing menyapa pendengaran nya.

"Brengse*!! Singkirkan tangan sial*n mu itu dari nya!! "