"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Salah Sasaran
Benar saja Anisa menjalankan misinya atas rencana dari Rena, dan kebetulan sekali Giselle tengah sendirian, tanpa Bella dan juga Langit.
Saat asik dengan menyetir mobilnya Giselle tiba tiba menginjak rem mendadak, karena tiba tiba mobilnya dihadang oleh satu mobil kuning yang berhenti tepat didepan mobil miliknya
"Ck dikira gak bahaya apa ya, motong jalan orang" sebal Giselle dengan melepas seal beltnya.
Giselle bersidekap dada menatap dua gadis yang turun dari mobil kuning itu. Dia menyungingkan senyumnya "Oh jadi kalian yang hadang mobil gue? Kenapa mau cari gara gara lagi? mau rebuti Langit lagi?"
"Lepasin Langit, karena dia milik gue!" tegas Anisa.
Giselle terkekeh pelan sambil menutup mulutnya "Gimana maksud lo? Langit milik lo? Bukannya lo sudah diputusin ya sama dia? Dan lo masih punya muka buat bilang Langit milik lo?"
"Emang lo siapa? Gak usah belagu deh, bentar lagi juga lo akan dihempas sama Langit" ledek Rena.
"Oh ya? Masa sih? Tapi sayangnya Langit udah terlanjur bucin tuh sama gue, terus gimana ya? Kayaknya gue duluan yang akan hempas Langit, eh tapi kalau gue hempas Langit kesenangan lo kali ya, bisa ngeledek gue?"
Anisa maju satu langkah dengan menjambak rambut Giselle dengan bruntal "Lo pikir lo siapa, jangan macam macam sama gue anak baru!"
"Kelakuan aset sekolah kaya gini ya, lepasin tangan lo dari rambut gue sebelum lo ngerasain akibatnya."
Bukannya melepaskan Anisa makin menarik dengan kencang, sedangkan Rena malah memegangi tangan Giselle. "Lo bisa apa hem? Lo itu sok yes tapi aslinya cupu"
"Enaknya dimasukin got itu aja kali Nis, biar gak sok cantik dan berani lawan lo" kompor Rena
"Kesabaran gue sudah habis, gue sudah bilang jangan macam macam sama gue bangsat!" desis Giselle dengan memelintir tangan Anisa dan menendang Rena.
"Arrhhh Giselle sialan lo, lo jangan macam macam sama gue, gue bisa aduin sama bokap gue, kalau lo sudah main fisik sama gue"
Bukannya takut Giselle malah menjambak rambut Anisa dengan senyum miringnya "Mau ngadu ya? Silahkan. Lo pikir gue takut sama lo hem? Yang salah lo atau gue, dan gue pastikan karir lo yang lo jaga selama ini akan hancur," desis Giselle dengan menghempas tangan Anisa dengan kasar "ingat baik baik. Lo sudah masuk kelist musuh yang harus gue musnahkan, jadi jangan harap setelah ini lo hidup tenang dan ini tidak terkecuali lo jug" tunjuk kearah Rena.
keduanya hanya diam. Mereka menahan sakit diseluruh tubuhnya, apa lagi jambakan dan juga tendangan Giselle tidak main main.
"Sialan dia bisa bela diri? Kenapa selama ini gue gak pernah tau?"
Rena mengidikan bahunya "Gue rasa kita gak bisa main main deh Nis, kalau sampai kota ketahuan sama pihak sekolah gimana?"
"Lo bodoh apa gimana sih Na, disini Giselle sendirian, gak mungkin kan ada makhluk gaib yang merekam aksi kita, yang ada Giselle yang akan didrop out karena kita lebam kaya gini lihat saja, Anisa akan bikin Giselle ditendang besok dari sekolah. Dan gue yakin guru guru akan berpihak ke gue, secara gue aset sekolah"
Rena menyerigkai dengan senyum devilnya "Pinter juga ternyata lo Nis, gue kira lo hanya pinter diakademik tapi ternyata di beginian lo juga pinter ya."
Anisa menyugar rambutnya kebelakang dengan senyum smriknya "Jangan panggil gue Anisa kalau gue gak bisa putar balik kan semua keadaan"
"Cabut yuk, kita harus totalitas kalau mau hancurin Giselle, kita beli make up buat nambahin luka ini"
Anisa menyentilkan jarinya "Ide bagus, gas kita cari make up saja."
Dari kejauhan seorang laki laki tersenyum smrik dengan hasil vidionya, lengkap dengan percakapan yang baru saja dia rekam diponselnya.
Tanpa perlu diedit laki laki itu langsung menyerahlan vidio itu ke Giselle.
Raka
"Sudah, tinggal bayarannya"
Giselle
Kerja bagus, bayarannya gue ajak lo ketemu sama Bella gimana? Jangan mata duitan lo, anak orang kaya masa iya mata duitan.
Raka
Jangan pura pura lupa kalau sekarang gue diapartemen, hidup mandiri coy
Giselle
Hidup mandiri, atau emang gak mau dijodohin?
Raka
Dua duanya. Hehe
Giselle
Minta bayaran berapa? Seratus ribu kah?"
Raka
Dih, apa itu seratus ribu? Lima jeti gue maunya
Giselle
Sialan lo, bilang aja lo mau meras gue kan?
Raka
Bercanda Aelah, gue mau temen lo aja deh, sumpah wajahnya imut imut bikin kangen.
Giselle
Tungguin ntar gue paketin ke apartemen lo, tapi awas sampai lo unboxing, gue sunat dua kali lo
Raka
Masa depan gue njir, lagian lo kira guw bakal coblos sembarangan? Tapi kalau sama Bella sih oke, bibit unggul
Giselle
RAKA!!
Raka
GISELLE
Giselle menutup room chatnya dengan sebal, Giselle tau kalau Raka itu hanya bercanda, tapi selalu saja seperti itu bercandanya Raka itu selalu bikin Naik darah setiap hati.
"Stress gue lama lama kalau sama Raka, semoga saja Bella betah sama modelan kek Raka, sudah nyebelin mesum lagi"
"Tapi kenapa malah gue jodohin sama Bella ya? Ih kesalahan terbesar ini kayaknya," guman Giselle, sedetik kemudian Giselle mengibaskan tangannya "Dahlah kenapa gue malah urusin mereka, yang penting gue dapat vidio Anisa, jadi lihat saja sampai lo macam macam sama gue, maka gue gak akan main main Anisa, lo gak tau gimana gue disekolah lama gue, jadi nikmati penyesalan lo, dan lo harus sujud di kaki gue buat minta maaf."
Berbeda dengan Raka ,yang masih tertawa dengan pesan random yang dia kirim ke Giselle.
"Gak dibales, gue takin dia dah marah sama gue"
"Bodo amat yang penting gue dapetin temennya Giselle, lagian Giselle juga gak akan bisa lama lama marah sama gue"