DWIKY RAHARDIAN laki laki yang baik,tampan dan pendiam.Terlahir dari keluarga kaya dan putra satu satunya dari keluarga besar HENDRA RAHARDIAN dan CANTIKA KUSUMO.Dwiky,Reza dan Milli,tiga sahabat yang di pertemukan karena ibu milli adalah pelayan di kediaman keluarga Rahardian.Sedangkan orang tua reza adalah teman waktu kuliah dulu.Saat ini mereka bertiga menginjak usia remaja.Tanpa DWIKY ketahui ternyata milli memilki hubungan spesial dengan Reza,Hingga suatu hari tanpa rasa curiga Milli mengikuti ajakan Reza ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari kota.Karna rasa cinta yang begitu besar milli mengikuti begitu saja.Dan pada akhirnya Reza merenggut paksa kesucian Milli.Hingga Milli mengalami depresi dan akhirnya hamil dan melahirkan.Tapi sungguh sangat di sayangkan,Milli meninggal sesaat setelah melahirkan bayi perempuan yang di beri nama AMORA.Ibu milli memilih pulang kampung dan AMORA di serahkan ke keluarga RAHARDIAN.Bagaimana nasib si bayi mungil AMORA? kita lihat saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flying wings, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. ZIARAH
5 hari telah berlalu, akhirnya hari ini Moya sudah di izin kan pulang. Semua administrasi sudah di urus Hendra. Tinggal membawa barang barang ke dalam mobil. Reza pun ikut menjemput Amora ,Ya Dwiky sempat menelpon memberitahu kalo Moya pulang hari ini.
30 menit perjalanan dari RS ke arah rumah. Tiba di rumah Dwiky menggendong putrinya ala bridalsme menuju ke kamar lantai atas. Sedang Reza menunggu di ruang tengah dengan Hendra. Mereka berbincang ringan soal perusahaan dan kabar orang tua Reza.
Tak berapa lama dwiky sudah turun ke ruang tengah dan gabung dengan Hendra dan Reza.Cantika datang membawa minuman dingin serta cemilan ringan.
" Mami buatin minuman dingin dan cemilan nih...di makan ya." kata Cantika mempersilahkan.
"Makasih Tante...ngerepotin aja nih...!!" jawab Reza.
"Ah...nggaknlah nak,cuma minuman dan cemilan aja kok !!" balas Cantika.
"Oh ya, om ke atas dulu ya son..,mau rebahan sebentar." kata Hendra berdiri dari duduknya.
"Oh ya om...silahkan." mempersilahkan Hendra ke kamar.
"Tante juga ke atas dulu ya nak Reza..." mengikuti langkah suaminya.
"Silahkan Tante..." jawab Reza tersenyum.
Sejenak hening.dwiky hanya memainkan gawainya dari turun tangga tadi. Reza hanya melihat sambil sesekali memakan cemilan yang di sediakan Cantika.
"Lu...sibuk banget kek nya bro...??" kata Reza.
"nggak juga bro...cuman ngecek email dan lihat hasil kerja karyawan gue." jawab dwiky
"Ahay.....yang jadi direktur baru, sibuk nih ye..." sambil ngeledek.
"Gue kan dah 5 hari cuti bro...jadi ya mau tidak mau!!" balasnya masih dengan memainkan jemari di gawai miliknya.
Setelah beberapa saat, Dwiky meletakkan handphone nya di meja.
"Eh... weekend ke mana bro...? Jalan yuk...?"
"Keknya nggak bisa bro...lu tau sendiri Moya belum pulih benar." jawab Dwiky memelas.
"Oh...iya juga ya...,ya lah, lu temenin aja dulu anak lu sampai pulih." kata Reza sedikit kecewa.
"Ya bro...sementara gue blum bisa keluar rumah...,maaf ya bro gue blum bisa nemenin cari anak lu." sedikit nggak enak hati.
"Nggak papa bro...,santai aja kali." menghela nafas pelan.
...----------------...
Pagi ini seperti biasa Dwiky membawa sarapan Moya ke lantai atas.Karena fisik Moya masih lemah, jadi belum bisa berjalan jauh.
"Sayang...ini sarapan dulu ya...!" sambil meletakkan nampan berisi makan dan air minum.
Dengan telaten Dwiky mulai menyuapi Moya. Sedang Moya hanya terus tersenyum memandang daddy-nya.
'Bagaimana bisa Moya mau ninggalin Daddy...,kalo sikap Daddy selalu begini sama Moya?' batin Moya sambil terus menatap manik coklat Dwiky.
"sayang....Daddy mu ini memang ganteng, jadi kamu boleh kok melihat Daddy terus." kata Dwiky balik memandang Moya.
"Haisss...Daddy PD banget sih...!" jawab Moya menundukkan wajahnya yang mulai memerah karena malu.
"Sayang...Daddy minta maaf ya,sudah buat kamu sakit begini.." kata Dwiky berubah sendu.
"Dad...ini semua bukan salah Daddy. Daddy sudah benar dengan mengatakan jati diri Moya." sambil memegang salah satu rahang tegas Dwiky.
"Daddy mohon jangan sekalipun ingin meninggalkan Daddy...Hem!"
"Ya dad...Moya akan selalu ada untuk Daddy." jawab Moya lembut.
Setelah selesai sarapan, Dwiky memindahkan nampan ke atas nakas. Mendudukkan dirinya berhadapan dengan Moya. Di raihnya kedua tangan Moya, lalu mulai di ciumnya bergantian. Moya mulai terbawa suasana, begitupun Dwiky. Sesaat keduanya sudah menempel dan berpelukan.
Dwiky berusaha mengontrol dirinya agar tidak terbawa suasana.Tapi wajah kesayangannya begitu dekat dan bibirnya yang begitu ingin dia manjakan. Apa bisa dia melewatkan semua ini? Tentu tidak. Tanpa menunggu aba aba dari Moya Dwiky meraup bibir seksi Moya dengan pelan dan lembut.
"Eummmm ." hanya itu yang keluar dari bibir Moya.
Keduanya menikmati momen kedekatan mereka dengan begitu mesra. Dan tanpa mereka sadari, bahwa ada dua pasang mata sedang menyaksikan perbuatan keduanya.
"Sayang...Daddy mau itu boleh?" Sambil menunjuk kearah dada Moya.
"Ih...Daddy apa apaan sih !!" menunduk malu.
"Sekali ini aja sayang... please!!" memohon sambil meredupkan pandangan matanya.
"Dad...Moya itu anak Daddy Lo...??" protes Moya.
"Iya tau...tapi kan..." belum sempat melanjutkan kata katanya jari telunjuk Moya sudah bertengger di bibir dwiky.
"sssttt,...,jangan di lanjutin dad...!" kata Moya lembut.
Dwiky terus merengek seperti bayi, meminta sesuatu yang tadi dia mau. Hingga Moya tidak ada pilihan selain mengiyakan.Tapi nanti malam, dan siang ini Moya minta di antar ziarah ke makam bundanya Milli.
"Asiap putri cantik Daddy...,apa sih yang tidak untuk kamu sayang..." jawab Dwiky dengan PD nya.
Siang sekitar jam 2.30, Dwiky membawa Moya ziarah ke kuburan milli. Di dalam mobil Moya hanya senyum terus melihat tingkah Dwiky yang sedang bernyanyi mengikuti lagu di CD tape recorder yang ada di mobil.
Dwiky menghentikan sejenak mobilnya di depan toko bunga. Turun dari mobil dan masuk ke dalam toko,saat keluar Dwiky sudah membawa sebuket bunga mawar putih. Senyum merekah timbul dari bibir seksi Moya, karena mawar putih adalah bunga kesukaan Amora.
Tiba di pemakaman Dwiky membopong tubuh putrinya menuju arah makam milli. Sampai di makam Milli,Dwiky mulai menurunkan putrinya untuk duduk di sebelah makam. Sengaja Dwiky membawa kursi kecil agar Moya bisa duduk dengan nyaman di dekat makam bundanya.
"Assalamualaikum bunda...,ini Moya putri bunda. Moya minta maaf,karena baru sekarang berkunjung ke rumah bunda.Maaf kan Moya bunda...,karena Moya, bunda harus pergi untuk selamanya.."Air mata pun mula mengalir tak terhenti.
Dwiky terus menggenggam tangan Moya, menguatkan perasaannya. Sesekali tangan Dwiky mengusap air mata yang mengalir terus. Dengan sabarnya Dwiky terus mengelus punggung tangan Moya.
"Sayang...ayo kita pulang, sudah sore nih...!" kata Dwiky.
"Iya dad....," sambil merentangkan ke dua tangan minta di gendong.
"Ululu...putri Daddy ini manja sekali rupanya." sambil nyengir.
"kan manja sama kesayangan sendiri." celetuk Moya.
"Benarkah sayang...,apa kamu sudah menerima perasaan Daddy sayang?
"Terima nggak ya....??" dengan senyum menggoda.
"Terima dong sayang...." sambil terus membopong tubuh putrinya ke arah mobil.
Keduanya berlalu dari makam milli sambil terus saling menggoda. Sampai di mobil Dwiky langsung melajukan mobil meninggalkan area pemakaman dengan kelegaan hati keduanya
...****************...
Happy reading guys, jangan lupa like dan komennya ya....
Terimakasih 🙏
p
