NovelToon NovelToon
Mantanku Seleb

Mantanku Seleb

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Wanita Karir
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Van Theglang Town

Lanjutan Novel Mendadak Menjadi Mama Muda.

Setelah bercerai dengan Raka, Ajeng mengubah nasibnya menjadi seorang selebritas. Meskipun butuh waktu yang cukup lama, karir Ajeng cukup sukses dan mempertemukan dia dengan Kim Beomsik, seorang pengusaha sukses keturunan Korea-Amerika.
Sementara Raka yang belum move on dari Ajeng, berusaha menata kehidupannya menjadi lebih baik. Ketika bertemu kembali dengan Ajeng, Raka menagakui masih belum bisa melupakan Ajeng.
Lantas bagaimana kisah Ajeng dan Raka. Akankah cinta mereka bersemi kembali, atau Beomsik berhasil meluluhkan Ajeng dan menikahinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Theglang Town, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Keluarga

Keesokan harinya, Ajeng menghirup udara pagi di halaman depan rumah Bang Arya. Rasanya sangat menyegarkan bisa menghirup lagi udara di negara sendiri.

Pagi itu menunjukkan pukul tujuh pagi, Ajeng sudah ditelepon Celia terkait jadwal-jadwal kegiatannya yang rupanya tidak bisa dijadwal ulang. Terpaksa manajernya itu mengabarkan kalau mereka kehilangan proyek iklan.

Ajeng tidak memikirkan itu sekarang, masih banyak kesempatan lain yang akan datang. Lagipula dia butuh jeda untuk menjernihkan pikiran dan tubuhnya yang penat dengan segudang jadwal kegiatan.

Ajeng menyiram satu persatu tanaman yang ditanam Mbak Merry. Sebuah kegiatan yang memang tidak pernah bisa ia lakukan selama di LA.

Sedang asyiknya menyiram tanaman dan bunga, sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah Bang Arya. Ajeng mengawasi sambil tetap menyiram tanaman.

“Jaggiya!” Beomsik ternyata datang dan langsung memeluk tubuh Ajeng.

“Oppa! Sebentar aku matikan dulu kran airnya!” Ajeng tertawa karena Beomsik langsung memeluknya saja. 

“Diam sebentar saja dulu! Aku merindukanmu!” ucap Beomsik tidak mau melepaskan pelukannya.

“Nanti Abangku bisa melihatnya. Kamu tidak tahu kalau Abangku itu galak!” seru Ajeng berusaha melepaskan pelukan Beomsik.

Mau tidak mau Beomsik melepaskan pelukannya. Dia terlihat pura-pura kecewa.

“Kamu datang pagi sekali Oppa!” 

“Tentu saja karena aku tidak sabar untuk bertemu denganmu Ajeng!” Beomsik menggoda Ajeng dengan tatapan intens.

“Oppa! Kamu sudah sarapan! Ayo kita sarapan!” ajak Ajeng.

“Tidak, aku sudah sarapan tadi di hotel,” jawab Beomsik menolak.

“Oh ya. Oppa menginap di hotel mana?” tanya Ajeng penasaran.

“Hotel Mahesa,” jawab Beomsik kemudian mengambil selang air dari tangan Ajeng dan melanjutkan menyiram tanaman.

Wajah Ajeng langsung menegang ketika Beomsik menjawab di hotel mana ia menginap.

“Oh ya, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Bersiaplah!” ucap Beomsik tidak menatap kegelisahan Ajeng.

“Oppa mau mengajakku ke mana?” tanya Beomsik.

“Menemaniku untuk menemui rekan bisnis,” jawab Beomsik.

Ajeng tidak bisa konsentrasi dengan arah pembicaraan Beomsik. Dia gelisah dan tidak tenang ketika mendengar Beomsik menginap di hotel Mahesa. Haruskah dia mengatakan sejujurnya kalau hotel itu adalah hotel milik mantan suaminya. Apa dia baik-baik saja jika dia menginap di tempat mantan suaminya. 

“Kenapa kamu hanya diam, ayo bersiaplah aku menunggu setengah jam lagi!” ucap Beomsik menyadarkan lamunan Ajeng.

Dengan raut wajah yang masih bingung Ajeng kembali masuk ke dalam dan bersiap-siap untuk pergi bersama Beomsik.

Ajeng kemudian berganti pakaian. Dia memakai inner putih dengan dibalut blazer biru muda dan celana jeans berwarna sama. Dia pun memakai riasan minimalis agar terlihat lebih segar. Rambutnya sengaja ia gerai panjang biasa.

“Mau kemana?” tanya Bang Arya yang rupanya juga sudah siap-siap berangkat ke kantor.

“Pergi sama Beomsik!”

“Oh begitu. Ya udah kalian senang-senang keliling Jakarta gih!” 

“Iya Bang!”

Ajeng kemudian pamitan. Wajah Bang Arya masih seperti tadi malam. Ia terlihat tidak tenang. Ada sesuatu yang mungkin ingin dia sampaikan tetapi tidak bisa ia katakan.

Ajeng berusaha untuk terlihat tidak mencurigakan di depan Beomsik. Dia tidak ingin kekasihnya itu melihat ada yang tidak beres dengan sikapnya hari ini.

“Oppa, bukankah kita mau menemui rekan bisnismu? Kenapa kita ke rumah sakit?” tanya Ajeng heran karena Beomsik malah mengajaknya ke rumah sakit.

“Dia memintaku untuk menemuinya di sini. Kebetulan di sedang di rawat di sini,” jawab Beomsik.

Ajeng mengangguk mengerti. Dia pun turun dari mobil menyusul Beomsik.

“Sebenarnya siapa rekan bisnismu itu?” tanya Ajeng baru sadar kalau dia belum tahu siapa yang akan ditemui Beomsik.

“Pak Erik, kemarin dia kecelakaan dan dirawat di sini!”

Mereka kemudian menuju lift dan naik ke lantai sepuluh. Beomsik menggandeng tangan Ajeng dan mengajaknya menuju sebuah ruangan rawat.

“Astaga! Ada yang aku lupakan di mobil. Kamu bisa tunggu di sini kan?” Beomsik berbalik arah karena ada yang tertinggal di mobil.

Ajeng mengangguk tidak keberatan. Sambil menunggu Beomsik kembali, Ajeng menunggu sambil mondar mandir di lorong lantai sepuluh itu.

Ajeng penasaran dengan rekan bisnis Beomsik. Dia tidak tahu kalau Beomsik ternyata memiliki banyak kenalan di Indonesia.

Ketika dia berjalan di depan sebuah pintu ruangan. Seseorang keluar dari sana dan membuat Ajeng terkejut.

“Ajeng!”  Bayu kakaknya Raka ternyata yang keluar dari ruangan itu.

“Kak Bayu,” desis Ajeng dengan wajah yang menegang. Otaknya langsung mencerna jika Bayu keluar dari sana, artinya ada orang yang dirawat di sana.

“Kamu ada di sini?” Bayu berusaha untuk menyembunyikan rasa terkejutnya.

“Aku bersama seseorang di sini untuk menjenguk teman. Ternyata kita tidak sengaja bertemu di sini,” ucap Ajeng gugup. Dia merasa tidak enak jika Bayu melihatnya dengan Beomsik.

“Hmm begitu rupanya!”  Bayu kemudian menutup pintu ruangan itu dan berusaha mencoba menyelesaikan percakapannya dengan Ajeng.

“Aku harus pergi ke ruangan dokter! Sampai ketemu lagi!” Bayu pun meninggalkan Ajeng dengan sikap yang canggung.

Setelah Bayu tidak terlihat, Ajeng mencoba mengintip dari kaca pintu. Dia memeriksa keadaan di dalam. Ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Ajeng hanya bisa melihat sosok yang terbaring lemah di ranjang pasien.

Beomsik pasti kembali dalam lima menit lagi. Tidak ada salahnya jika dia melihat Raka sebentar saja. Dia pun membuka pintu dan berjalan mengendap-endap masuk ke sana.

Jantungnya memacu dengan cepat karena ini adalah pertama kalinya bertemu setelah berpisah dengannya. Ajeng menahan histerisnya dengan menutup mulutnya ketika dia melihat kondisi Raka yang terbaring di ranjang pasien.

Dia melihat kaki kanannya dibalut dengan perban  dan wajahnya yang penuh dengan memar dan lebam. Ajeng terkejut ketika dia mendekat rupanya Raka sedang membuka matanya.

“Ra–ka!” desis Ajeng berusaha untuk tidak menangis.

Tatapan kosong Raka tiba-tiba berubah ketika dia melihat Ajeng berdiri di depannya. Wajahnya terlihat semringah.

“Sayang akhirnya kamu datang juga!” Raka membentangkan kedua tangannya seolah mengundangnya untuk mendekat dan memeluknya. Ajeng merespon dengan wajah yang shock. Kenapa Raka memanggilnya dengan panggilan sayang. Apa dia salah orang? Mungkinkah yang dimaksud adalah orang lain bukan dirinya.

“Maaf! Aku salah masuk kamar!” Ajeng buru-buru berbalik. Takut nanti Beomsik mencarinya dan melihat dia disini pasti dia akan salah paham.

“Ajeng!” panggil Raka kembali dengan  suara lirih.

Ajeng berusaha untuk tidak mendengarnya dia segera menuju pintu keluar. Dia tidak ingin ada kesalahpahaman. Raka pasti salah memanggilnya.

“Jaggiya!” Beomsik mendengarnya ketika Ajeng keluar dari kamar itu.

“Oppa!”

“Maaf sudah lama menunggu!”

“Tidak apa-apa Oppa! Oh ya di ruangan mana rekan bisnismu itu dirawat?” tanya Ajeng sambil menggandeng Beomsik untuk menjauh dari kamar itu.

“Ternyata kita salah lantai! Dia berada di lantai 17!” Beomsik terdengar tidak enak hati karena salah membawanya.

“Oh syukurlah! Eh maksudku tidak apa-apa. Ayo kita kesana!” Ajeng menarik napas lega karena setidaknya keluarga Raka tidak akan memergoki mereka berdua di sini.

Beomsik tersenyum tanpa sadar kalau Ajeng sedang panik karena takut kalau mereka akan bertemu dengan mantan suaminya.

1
Rose Yura🌹
masihan Raka 🥲
Rose Yura🌹
yeeee... author ke kesayangan ķembali🥰
Van Theglang Town
Sebelumnya author minta maaf karena butuh 4 tahun kurang lebih melanjutkan kisah Ajeng dan Raka, btw meskipun pembaca sudah lupa alur cerita Ajeng dan Raka semoga baca lagi ini bisa flashback lagi. happy reading.
Rose Yura🌹: makasih thor . semangat lagi ya nulisnya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!