Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu
Malam hari di kota Beijing, gedung-gedung berdiri kokoh, dan lampu-lampu menyinari jalan. Di tambah langit yang penuh bintang-bintang dan suasana tenang. Khyra berdiri dan menatap keluar jendela menikmati pemandangan malam. Benar kata Shaka, pemandangannya lebih indah jika di malam hari. Sesekali Khyra melihat jam di dinding, sudah jam 9 malam dan Shaka belum juga pulang.
Awalnya Khyra tidak memiliki niat untuk menunggu Shaka pulang, namun karena mengingat ia harus menyiapkan Shaka makan malam jadinya, mau tidak mau dia harus menunggu.
Cukup lama Khyra menunggu hingga jam menunjukkan angka 23.07 dan Shaka tak kunjung pulang, kini Khyra sudah menutup jendela kaca yang luas itu dengan menekan remote sehingga gordennya bergerak dan menutup secara otomatis.
"Tuan kok belum pulang ya? Apa akan lembur? " batin Khyra sudah duduk di sofa yang ada di lantai dua.
Cek'lek..
"Mama.." Lea keluar dari kamar sembari mengucek matanya yang baru bangun, tangan kirinya memeluk boneka beruang. Khyra berbalik ke arah Lea yang telah berdiri di ambang pintu.
"Lea..?" dengan langkah cepat Khyra menghampiri Lea dan berjongkok "Ada apa? Apa Lea bermimpi buruk?" tanya Khyra mengusap lembut pipi Lea, menatap gadis kecil yang terbangun dari tidurnya dan berlari mencarinya.
"Mama kok belum tidur? Apa nungguin Ayah?" tanya Lea masih mengucek matanya.
Khyra terdiam, matanya terus memandang gadis kecil di depannya, anak dari bos nya. Bahkan sampai saat ini Khyra belum mengetahui ibu Lea. Dan sekarang dirinya menempati posisi yang terlihat seperti ibu kandung dari anak kecil di depannya, dan seolah seperti memiliki suami, menunggu pria yang tak lain adalah bosnya pulang hanya untuk menyiapkan makan malam. Padahal sudah sangat malam.
"Lea Tidak bisa tidur, Mama tidak ada di samping Lea, kenapa mama harus menunggu ayah? Ayah bukan pasangan mama," ucap Lea, meski Shaka adalah ayah Lea, tapi tetap saja Lea tidak suka kalau Khyra lebih memperhatikan ayahnya. Karena yang membawa Khyra ke dalam keluarga Virendra adalah dia. Lea sudah mengklaim Khyra miliknya sendiri.
Pasangan ya.., maksudnya suami? Yah.. Shaka memang bukan siapa-siapa, dan tidak ada hubungan apapun selain hubungan bos dan seorang yang di pekerjakan.
"Jadi Tuan putri ini tidak bisa tidur karena saya tidak ada? Maafkan saya, sekarang ayo kita tidur," ucap Khyra bangkit lalu menggenggam tangan kecil Lea masuk ke dalam kamar.
Khyra dan lea segera berbaring di balik selimut.
"Lea mau mendengar mama membaca Al.." lirih Lea namun tidak dapat melanjutkan perkataannya karena lupa.
"Maksudnya Al-Qur'an? Baiklah," jawab Khyra tidak berpindah dari tempatnya dan tetap berbaring, membuat Lea bertanya-tanya.
"Mama tidak bawa ya?" tanya Lea menebak Khyra tidak bangun karena mungkin tidak membawa Al-Qur'an. Khyra tersenyum lalu berbalik ke Lea dan memberikan pelukan.
"Ada yang saya hafal, saya bisa membacakan surah yang saya hafal." jawab Khyra dan perlahan mengeluarkan suara pelan, itu sangat lembut dan merdu. Setiap ayat di ucapkan dengan baik. Khyra membaca surah Al-Mulk.
Karena suara lembut dengan surah yang Khyra bacakan, di tambah Khyra menepuk-nepuk pundak Lea dengan pelan, membuat Lea cepat tertidur kembali.
Brugh!
Suara terjatuh ke lantai terdengar sangat keras hingga di lantai dua, entah apa yang terjatuh. Khyra segara bangun dan berlari keluar, ada rasa takut, namun rasa penasarannya membawa dirinya untuk melihat apa itu. Di pikiran Khyra mungkin itu pencuri atau orang jahat karena disini buka negara asalnya dan Shaka tidak ada.
"Tuan??!!" Khyra segara berjalan dengan cepat menuruni tangga saat melihat Shaka berbaring di lantai. Karena suara langkah kaki Khyra yang sangat cepat dan sendalnya menyentuh lantai menciptakan suara. Shaka yang terbaring di lantai berusaha mendongak dan melihat Khyra yang berlari menuruni tangga.
Shaka menyeringai, melihat gadis dengan pakaian tertutup dan penutup kepala telah berlari menghampirinya, gadis yang di mata Shaka terlihat seperti bungan mawar putih.
"Kemana dia?" batin Shaka ketika Khyra telah sampai di lantai satu namun memutar arah ke dapur dan bukan ke arahnya yang telah berbaring di lantai.
Shaka semakin kebingungan, melihat Khyra keluar dari dapur dengan sapu di tangannya. "Mau apa dia dengan sapu itu?" batin Shaka yang membuatnya berpikir suatu hal buruk. Tidak mungkin kan gadis itu malah menyapu dirinya keluar.
"Akh!" pekik Shaka pelan karena kepalanya terasa semakin berat dan berputar, ini akibat alkohol, saat melakukan pertemuan dengan Klien, ia bertemu orang-orang yang membuatnya sial, orang-orang yang membuatnya mabuk.
"Tuan.. Tuan.." ucap Khyra menusuk-nusuk tubuh Shaka menggunakan sapu.
"Sial nih orang!!" umpat Shaka dalam hati, Khyra menusuknya dengan sapu untuk membangunkan dirinya, seolah dia tidak punya harga diri.
"Maaf Tuan.. Tapi tuan harus bangun dan pindah ke kamar," ucap Khyra.
Khyra dapat mencium bau alkohol yang begitu menyengat, tangan yang menggoyang sapu untuk menusuk punggung pria yang terbaring di lantai sangat gemetar. Ada rasa takut, takut karena mungkin Shaka akan marah jika sadar dan mengetahui, takut karena pria itu mabuk dan hanya ada dirinya. Nafasnya mulai tak teratur dan terasa sulit karena rasa takut yang kuat. Pria mabuk bersama seorang gadis di negara orang.
Kepala Shaka semakin berputar dan kesadarannya mulai hilang, mata Shaka tertutup sebentar dan tak lama terbuka kembali, Khyra yang masih menusuk punggung Shaka dengan pelan.
"Kau ngapain?!" ujar Shaka kini sudah bangkit, memancarkan aura yang sangat berbeda, pakaian yang selalu rapi kini terlihat kusut.
Deg! Deg! suara jantung yang berdetak semakin cepat karena rasa takut.
"Oh kau, Khyra?" Shaka menyunggingkan senyuman, ia tidak dapat melihat Khyra dengan jelas karena pandangannya kabur.
Khyra berjalan mundur untuk menjauh dari Shaka yang telah bangun, mencegah suatu yang tidak di inginkan.
"Kenapa kau menjauh, kemari! Mawar putih!" ujar Shaka membuat Khyra membolakkan mata.
Karena Khyra tidak segera maju setelah Shaka memanggil, Shaka mulai mengambil langkah untuk mendekati Khyra.
"Tuan..?!" ucap Khyra semakin takut dan memanjangkan sapu di tangannya untuk menjadi perlindungannya. Sapu itu seolah senjata tajam seperti pendang yang melindungi dari singa.
"Tuan jangan mendekat, jika anda mendekat saya tidak akan segan-segan memukuli anda dengan sapu ini!" ucap Khyra cukup keras dengan bibir mungil berwarna pink yang telah gemetaran.
"Pukul? Kau ingin memukul ku? Meski kau berduri seperti mawar putih, tapi aku tetap bisa memegang mu dan menghancurkan mu meski tanganku harus berdarah." tutur Shaka lagi-lagi menyunggingkan senyuman, dan mata menakutkan.
Khyra paham maksud perkataan Shaka dengan jelas. Mengatakan dirinya mawar putih yang terlihat bersih dan terlindungi dari duri, namun tetap bisa di cabut menggunakan tangan kosong.
jodoh, rezeki bahkan maut adalah rahasia ALLAH SWT.
Waullahu'alam bisawab./Pray/