menceritakan seorang gadis yang ceriaa dan sangat extrovet dipertemukan dengan cowok yang cool introvet irit bicara seperti patung.tapi ternyata takdir berkata lain jika memang mereka tak jodoh tapi tak apa nia sudah dipertemukan dengan lelaki yang jauh lebih baik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisakkhul Choriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Tiga hari pun sudah berlalu nia sudah di izin kan dokter untuk kembali ke rumah dan harus banyak istirahat karena kondisi nia yang belum cukup stabil dan tiga hari itu juga raka uring uringan dengan diri nya sendiri dan kabar nia bagaimana.
" is bodoh banget gue kenapa kemarin lepas kendali si diri gue" gumam raka
Raka pun berniat untuk ke rumah nia lagi dan saat ia sampai di depan gerbang rumah nya ia melihat baru saja mobil papa nya nia memasuki pekarangan rumah dan raka melihat nia dan bundanya pun keluar dari mobil dan ia melihat kondisi nia seperti dari rumah sakit raka pun langsung turun dari mobil dan berlari menyusul mereka.
" om tante permisi" teriak raka
Mereka bertiga pun melihat kebelakang
" kamu lagi mau apa kamu kesini" tanya papa
" maaf om kalo menganggu waktunya kalian" ucap raka
" engga kok yaudah ayo masuk" ajak bunda
Sedangkan nia ia berjalan duluan untuk pergi ke kamar karena ia masih kecewa dan malas bertemu dengan raka nia pun merebahkan tubuh nya di kasur dan mengabri teman teman nya jika ia sudah pulang dari rumah sakit.
Sedangkan di ruang tamu raka bersama papa dan bunda nya nia sepertinya sedang mengobrol asik.
" ada apa kamu datang kemari lagi" tanya papa
" maaf om nia sakit apa kenapa om gak bilang sama saya kalau nia sakit" tanya raka
" ya trus apa urusan nya dengan kamu kalo nia sakit apakah kamu dokter yang perlu saya cari " tanya papa
" engga om saya kan pacar nia dan dia juga tanggung jawab saya" ucap raka
" masih pacat toh belum istri kamu"
" pah udah ah jangan kayak gitu sama raka," nasihat bunda
" ya papa gabisa biarin dong anak kita disakitin" ucap papa
" udah pa yang berlalu biarlah berlalu ini masalah mereka berdua kita sebagai orang tua cuma bisa mendoakan yang terbaik buat anak anak dan juga hanya bisa mendukung keputusan mereka" nasihat bunda dengan lebut
" memang gak salah pilih istri saya" ucap papa dan memeluk bunda
" maaf om tante apakah saya bisa ketemu nia" tanya raka memastikan
" bentar tante tanya dia dulu ,itu teh nya di minum" ucap bunda
" iya tante terima kasih"
Bunda pun naik ke kamar nia dan mengetuk pintu kamar nya
Tok tok tok
" nia nia kamu ada di dalam ga sayang" teriak bunda sambil mengetuk pintu kamar
" iya bund masuk aja aku lagi rebahan" jawab nia
Bunda pun masuk dan duduk di pinggir ranjang dan nia pun bangun ikut duduk di samping bunda.
" kenapa bun" tanya nia
" itu di bawah ada raka" ucap bunda
" ya trus kenapa aku harus apa" tanya nia malas
" apa kamu gak mau nemuin dia dulu" tanya bunda
" engga dulu bund males" ucap nia
" sayang kamu ada masalah sama raka " tanya bunda
" ada masalah yang kemarin jujur nia bingung harus lanjut atau berhenti cincin juga udah nia kembalikan" ucap nia
" bunda tau kamu masih sakit hati tapi coba kalian ngobrol berdua selesaikan masalah kalian secara baik baik dan cari jalan keluar nya jika jalan keluar nya kalian harus berpisah ya kamu iklas nia atau raka yang harus iklas jodoh gak akan kemana kamu masih kecil nia untuk menikah jodoh kamu sudah di siapkan sama tuhan" nasihat bunda
" menurut hati nia ya nia mau berhenti dulu pengen menenagkan diri trus gimana nasib hubugan nia"
" kalo bunda saranin kalian gausah pacaran cukup berteman saja saling menjaga atau raka menganggap kamu seperti adik kamu maslaah jodoh gak jodoh nya kan nanti" ucap bunda
" iya bund makasih saran dan nasihat nya ya udah nia turun buat ngobrol sama kak raka" ucap nia
" ya udah sana ngobrol baik baik ya bunda mau nyusul papa ke kamar" pamit bunda dan keluar kamar nia
Nia pun menyusul keluar kamar dan turun ke bawah saat di tangga ia melihat raka dan raka pun melihat nia dan mereka saling tatap tatapan nia pun menarik nafas dalam dalam.
" huhhhhhh tenang nia selesai in dengan kepala dingin" gumam nia dan pergi ke bawah
" ada apa kak" tanya nia dan duduk bersebrangan dengan raka
" kok kamu duduk nya jauh banget" tanya raka
" ada yang mau di omongin atau aku balik ke kamar" tanya nia
" ah iya aku mau minta maaf soal kemarin aku bener bener gak sengaja kelepasan saat itu" ucap raka
" iya gapapa kok kak santai aja" ucap nia
" trus hubugan kita gimana sekarang" tanya raka
" aku gamau kita ada hubugan aku masih trauma kita temenan aja ya "jawab nia
" temen temen kita gak pacaran" tanya raka kaget
" engga kak kita temen aja atau kakak nganggep aku adek kakak gapapa kok" ucap nia
" tapi aku maunya lebih apa kita mau nikah aja" ucap raka
" maaf kak aku belum siap dan bunda gak izin nin aku buat nikah muda masa depan aku masih panjang aku tau kakak punya segalanya tapi aku gak mau cuma manfaatin harta kakak aku mau mulai semua dari nol jadi izinin aku buat memulai itu kembali cukup kasih aku support aja" ucap nia
" oke kalo keputusan kamu kayak gitu aku juga gabisa memaksa apa yang udah kamu tentukan dan aku gak mau jadi perusak impian kamu dan masa depan kamu" ucap raka
" iya kak makasih atas pengertian nya" ucap nia
" iya sama sama, kamu dari rumah sakit kamu sakit apa atau gara gara aku kemarin" tanya raka merasa bersalah
" engga kak aku cuma kecapean aja darah aku rendah yaudah deh tumbang" ucap nia
" beneran ya kamu gak bohong kalo ada apa apa cerita sama aku" ucap raka
" iya kak pasti aku ceritain semua" ucap nia dengan senyum
" seneng hati aku kalo udah liat kamu senyum kek hati tu rasanya tenang banget" ucap raka
" alah kakak bisa aja" jawab nia
" ya udah kakak pamit pulang dulu masih ada kerjaan" pamit raka
" iya kak ayo aku anterin ke depan" nia pun mengantarkan raka sampai gerbang rumah
" duluan ya babay" ucap raka dan pergi meninggal kan pekarangan rumah nia gilang pun memerhatikan mereka dari teras rumah
" hai lang " sapa nia sambil tersenyum dan di balas senyuman oleh gilang
" kak tia kemana" tanya nia
" lagi belanja sama temen temen nya buat keperluan bayi" jawab gilang
" oh iya bentar lagi lahir itu dedek nya ya" tanya nia
" iya kemungkinan bulan depan" jawab gilang
" wahh asik kamu jadi papa muda" ucap nia dengan senyum
" gak gak suka aku" jawab gilang
" lang kamu harus belajar nerima ya iklas in aku kalo kita jodoh bakal dipertemukan walau gimana pun itu caranya tuhan menemukan kita" nasihat nia
" iya aku selalu berdoa semoga kita berjodoh, aku iklas melihat kamu bahagia dengan orang lain ,yang aku gak iklas kalo sampe dia berani buat kamu nangis akan tau akibatnya" ucap gilang
" iya lang ah udah aku mau masuk mau istirahat " pamit nia
" iya istirahat yang cukup suapaya cepat sehat" ucap gilang
Nia pun meninggalkan halaman rumah nya dan masuk ke dalam kamar nya untuk tidur sebentar.