Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.
Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.
Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Sea berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan perasaan campur aduk. Gaun berwarna navy yang dipilihkan oleh Aldo untuknya membalut tubuhnya dengan sempurna. Modelnya sederhana tetapi elegan, membuatnya tampak lebih dewasa dari biasanya.
"Apa aku terlihat cukup pantas?" gumamnya pelan.
Ia tak bisa menyangkal, ada kegugupan yang menyelinap di hatinya. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan keluarga Aldo secara resmi sebagai istrinya. Apa yang harus ia katakan? Bagaimana jika mereka menolaknya?
"Sea," suara Aldo terdengar dari balik pintu.
Sea mengambil napas panjang sebelum melangkah keluar.
Aldo yang sudah berdiri di dekat pintu apartemen menatapnya cukup lama, membuat Sea sedikit gelisah.
"Ada yang salah?" tanyanya hati-hati.
Aldo menggeleng pelan. "Tidak. Kamu terlihat... cantik."
Sea tak tahu harus merespons seperti apa, jadi ia hanya menundukkan kepala.
Aldo melirik jam tangannya. "Kita harus pergi sekarang."
Mereka berjalan keluar bersama, dengan Aldo menggandeng tangannya begitu saja. Sea ingin menarik tangannya, tetapi entah kenapa ia membiarkan Aldo melakukannya.
***
DI KEDIAMAN KELUARGA ALDO
Begitu tiba di rumah besar keluarga Aldo, Sea semakin merasa kecil. Rumah ini bukan sekadar rumah, melainkan sebuah mansion yang megah dengan pilar-pilar tinggi dan lampu kristal yang bersinar mewah.
"Kamu gugup?" bisik Aldo di telinganya.
Sea menegang. "Sedikit."
Aldo tersenyum tipis, lalu menggenggam tangannya lebih erat. "Tenang saja. Aku ada di sini."
Langkah mereka memasuki ruang makan yang sudah penuh dengan anggota keluarga Aldo. Ada ayah dan ibunya yang duduk di ujung meja, dua saudara Aldo, serta beberapa anggota keluarga lain yang tampaknya adalah sepupu atau kerabat dekatnya.
Mata mereka semua tertuju pada Sea begitu mereka masuk.
"Selamat malam," sapa Aldo dengan tenang. "Ini Sea."
Ibu Aldo, seorang wanita berpenampilan anggun dengan sorot mata tajam, memperhatikan Sea dengan ekspresi sulit ditebak.
"Kamu akhirnya membawanya ke sini," ujarnya dengan nada datar.
Sea tersenyum kecil. "Senang bertemu dengan Anda semua."
Mereka duduk, dan makan malam dimulai. Awalnya, semuanya terasa canggung. Sea merasa seperti sedang diinterogasi dalam diam. Namun, ia berusaha tetap tenang.
"Kamu dari keluarga mana?" tanya salah satu saudara perempuan Aldo tiba-tiba.
Sea sedikit tersentak, tetapi segera menjawab, "Saya bukan dari keluarga kaya atau terkenal, jika itu yang Anda tanyakan."
Wanita itu menaikkan alis. "Jadi, bagaimana bisa kamu menikah dengan Aldo?"
Sea menoleh sekilas ke arah Aldo, berharap pria itu membantunya.
Aldo meletakkan sendok dan garpunya, lalu menatap saudara perempuannya dengan tajam. "Apa maksudmu?"
"Yah, maksudku... bukankah ini terlalu tiba-tiba? Kamu tidak pernah memberi tahu kami soal wanita ini sebelumnya," jawabnya dengan nada skeptis.
Sebelum Aldo bisa menjawab, ayahnya yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.
"Aldo tahu apa yang dia lakukan," katanya dengan suara berat. "Jika dia memilih Sea, maka kita harus menerimanya."
Sea mengangkat kepalanya, menatap pria tua itu dengan heran. Dari semua orang di ruangan ini, ia tidak menyangka bahwa ayah Aldo-lah yang membelanya.
Ibu Aldo menghela napas panjang. "Kami hanya ingin memastikan bahwa pernikahan ini memang keputusan yang tepat."
Aldo menatap ibunya lurus-lurus. "Ini pilihanku, Mom. Aku harap kalian bisa menghormatinya."
Makan malam berlanjut dengan sedikit lebih tenang setelah itu. Tapi Sea tahu, ini belum berakhir. Ia masih harus membuktikan dirinya di mata keluarga Aldo.
Dan pertanyaannya sekarang adalah—apakah ia benar-benar ingin melakukannya?
BAB 27 – PERTANYAAN YANG TAK TERJAWAB
Setelah makan malam selesai, Aldo menggandeng tangan Sea menuju taman belakang rumah keluarganya. Tempat itu diterangi lampu-lampu taman yang berpendar lembut, memberikan suasana yang lebih tenang dibandingkan ruang makan yang penuh tekanan tadi.
Sea menghela napas panjang. "Aku merasa seperti sedang diinterogasi," gumamnya.
Aldo menoleh ke arahnya. "Kamu melakukannya dengan baik."
"Tapi mereka masih tidak menerimaku sepenuhnya, kan?"
Aldo terdiam sejenak sebelum menjawab, "Mereka hanya butuh waktu."
Sea menatap Aldo, mencoba membaca ekspresinya. "Aldo, kenapa kamu memilihku?"
Aldo tidak langsung menjawab. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap kolam kecil yang ada di taman itu. "Aku sendiri tidak yakin," katanya akhirnya. "Awalnya, ini hanya kesepakatan. Tapi sekarang... aku tidak tahu."
Sea menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam suara Aldo yang membuatnya bingung. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi sebelum ia sempat melakukannya, suara langkah kaki terdengar mendekat.
"Aldo."
Sea menoleh dan melihat seorang wanita berjalan ke arah mereka. Wanita itu tampak anggun, mengenakan gaun merah gelap yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Matanya yang tajam langsung tertuju pada Sea.
"Aku ingin bicara denganmu," katanya, suaranya dingin dan berwibawa.
Aldo menegang sesaat sebelum mengangguk. "Sea, aku akan kembali sebentar."
Sea mengangguk pelan, meskipun hatinya penuh tanda tanya.
Wanita itu menatap Sea dengan ekspresi tak terbaca sebelum akhirnya pergi bersama Aldo.
Sea berdiri di tempatnya, menatap punggung Aldo yang semakin menjauh.
Siapa wanita itu? Kenapa tatapannya terasa begitu menusuk?
Dan... kenapa Aldo terlihat begitu tegang saat melihatnya?
***
Sea tetap berdiri di tempatnya, jantungnya berdetak tak menentu. Wanita itu... siapa dia?
Ia tak bisa mengabaikan bagaimana ekspresi Aldo berubah begitu melihatnya. Tegang, penuh kehati-hatian, seolah-olah wanita itu adalah bagian dari masa lalunya yang tidak ingin diungkit kembali.
Tak tahan dengan rasa penasaran, Sea melangkah pelan mengikuti arah Aldo dan wanita itu pergi. Ia berhenti di balik tiang teras, cukup jauh untuk tidak terlihat, tetapi cukup dekat untuk mendengar percakapan mereka.
"Kenapa kamu tidak memberi tahu aku bahwa kamu sudah menikah?" suara wanita itu terdengar dingin, tapi juga mengandung kekecewaan.
Aldo menghela napas. "Karena ini bukan sesuatu yang perlu aku bahas denganmu, Clara."
Clara? Sea mengulang nama itu dalam hati. Jadi, namanya Clara.
Clara tertawa sinis. "Bukan sesuatu yang perlu kau bahas denganku? Aldo, aku pikir kita masih memiliki sesuatu..."
Sea menggigit bibirnya. Jelas sekali ini bukan pertemuan biasa. Ada sesuatu di antara mereka—sesuatu yang belum selesai.
Aldo mengusap wajahnya, terlihat frustasi. "Clara, kita sudah selesai sejak lama."
Clara menatapnya dengan tatapan penuh arti. "Selesai? Aldo, kita tidak pernah benar-benar selesai."
Sea merasakan dadanya semakin sesak. Siapa sebenarnya Clara bagi Aldo?
Clara mendekat, berdiri tepat di hadapan Aldo. "Jawab aku jujur, Aldo. Kau benar-benar mencintai perempuan itu?"
Sea menahan napas.
Aldo terdiam lama. Terlalu lama.
Dan ketika akhirnya ia membuka mulut, suaranya terdengar ragu. "Ini bukan tentang cinta."
Sea merasa seluruh dunianya runtuh dalam sekejap.