CEO Cantik Dan Berondong Nakal

" Maman....!!!" teriak Catherine di pantry, karena mendapat pesan dari Agung, jika salah satu anak dari panti asuhan dahulu, berada di ruangan ini.

" Kak Entin...!!" Maman pun dipeluk oleh Catherine, keduanya menangis terharu karena pertemuan itu. Hingga Catherine pun melerainya dan menatap Maman.

" Bagaimana elu bisa ada disini Man...?" tanya Catherine, karena setahunya dulu diangkat anak oleh orang dan bisa hidup bahagia.

" Ceritanya panjang kak..." jawab Maman sambil terisak.

" Keruangan mu aja Key, ga enak kalau ada yg tahu.." kata Agung kepada Catherine.

" Kamu ikut..." kata Catherine kepada Agung, dan Agung pun mengangguk. Maman tampak cengo, melihat Catherine dan Agung akrab didepannya.

Catherine kemudian merangkul Maman menuju ke ruangan di ikuti oleh Agung. Sementara Meta yg melihat pun tampak bengong dengan kejadian itu. Sementara yg lainnya hanya Dewi yg melihat kejadian itu sambil mencolek Tia.

" Bener Tia, OB baru ganteng. Tuh liat...!!" kata Dewa sambil menunjuk ke arah Agung yg mengikuti Catherine dan Maman.

" Lhah itu Maman ke apartemen dirangkul Bu bos...!!" tanyanya penasaran.

" Mana gw tahu..." jawab Dewi.

Sementara Catherine dan Maman serta Agung sudah sampai di ruangan CEO. Agung mengunci pintu itu. Agar tidak ada orang yg masuk ke ruangan sembarangan. terutama Meta.

" Udah dikunci Yang...?" tanya Catherine ke Agung.

" Sudah..." jawab Agung.

Maman hanya melongo ketika mendengar kemesraan keduanya dengan panggilan panggilan yg ia dengar.

" Kemana saja saat ini Man...?, kenapa tidak pernah menemui kakak disini..?" tanya Catherine sembari duduk di bangku sofa bersebelahan dengan Maman. Sementara Agung di bibir bangku sofa sebelah Catherine.

Maman pun bercerita jika dirinya berada di lantai 5. Tidak tahu menahu orang yg berada di lantai lainnya. Maman juga tidak tahu, kalau pimpinan perusahaan ini adalah Entin atau Tintin. Karena setahunya bernama Catherine yg tidak ia kenal.

Catherine kembali memeluk Maman, bagaimanapun juga dia sudah di anggap adik oleh Catherine. Kemudian Maman pun bercerita tentang keluarganya yg mengangkat dahulu, hingga hidup dijalanan dan bisa bekerja di perusahaan ini. Tampak kesedihan disana, raut wajah Maman menunjukkan itu.

" Lalu sekarang lu masih di pinggir kali..?" tanya Catherine.

" Iya kak..." jawab Maman.

" Key, bagaimana kalau sekarang Maman tinggal sama bi Nani..?" kata Agung. Dan ucapan itu pun didengar oleh Maman.

" Bibi Nani...?" tanya Maman.

" Iya , bibi Nani sekarang tinggal di kontrakan Agung, dekat dgn tempat tinggal gw Man. Lu mau ya, tinggal sama bi Nani...?" jawab Catherine.

" Lalu Agung tinggal di mana...?" tanya Maman.

" Aku nomaden man. Bisa tinggal dimana saja. Kamu mau ya...?" kata Agung menyela. Sebab tidak ingin istrinya keceplosan saat ini.

Maman pun mengangguk, menyetujuinya. Karena mungkin tempat itu lebih baik daripada saat ini.

Hingga waktu pun sudah hampir siang, membuat agung pamit undur diri untuk ke kampus.

" Panggilan Meta ya..!" perintah Catherine ke Agung, sebab ada yg mau dijelaskan oleh Catherine. Agung pun mengangguk atas perintah Catherine. Kemudian keluar menemui Meta, langsung berangkat ke kampus.

Tak lama kemudian, Meta pun datang dengan rasa curiga. Apalagi melihat Catherine yg merangkul Maman dan duduk berdua di sofa.

" Key !, lu ga salah kan...?" tanya Meta kepada Catherine.

" Duduk dulu...!" kata Catherine. Dan kemudian di ikuti oleh Meta.

" Maman ini adalah adik gw di panti asuhan..."

Catherine kemudian cerita siapa sebenarnya Maman ini. dari a sampai Z. Sehingga meta bisa memahaminya.

" Lhah, elu kalau udah 1 tahun disini kok bisa masuk sini?, siapa yg masukin?, terus kok elu kaga tahu kalau Key adalah kakakmu. Padahal pimpinan perusahaan ini..?!" kata Meta panjang lebar

Maman pun menjelaskan kenapa tidak mengenal Catherine pimpinan perusahaan ini. Karena ia kenal Catherine dengan nama Entin dan Tintin.

" Kalau dulu bisa masuk sini karena dibantu Bu Yanti..." jawab Maman. Kemudian kenapa bisa ditolong. Dan semua pun diceritakan oleh Maman. Catherine dan Meta pun memaklumi perbuatan Bu Yanti. Walaupun itu melanggar, karena memperkerjakan anak dibawah umur. Tapi dengan kejadian ini Catherine salut. Karena niat baik Bu Yanti bisa mempertemukan dirinya dengan Maman.

" Berarti nanti sore pulang bareng kakak. Biar ketemu dengan bi Nani..." kata Catherine.

" Tp gw harus ambil barang yg di tempat tinggal lama kak..." kata Maman.

" BI Nani siapa sih...?" tanya Meta.

" Dia yg mengurus setelah bunda meninggal..." jawab Catherine.

" Lhah..!, emang tinggal dimana .?" tanya Meta. Pertanyaan Meta membuat Catherine ragu mengatakannya, tapi mau bagaimana lagi.

" Di belakang apartemen gw Met..!" jawab Catherine.

" Gw ikut..!" Meta.

Catherine kaget karena Meta ingin ikut, sebab tadi sudah janjian dengan agung agar membantu kepindahan Maman ke tempat bi Nani.

" Bukannya lu ada acara..?" kata Catherine, mengingatkan. Walupun itu hanya mengalihkan pembicaraan.

" bilang aja Key kalau gw ga boleh ikut..?" jawab Meta.

" Yeeee, bukan begitu. Ya udah kalau mau ikut..!" jawab Catherine terpaksa. Entah kalau bener bener tahu kalau Catherine istri suami dengan Agung.

Dan waktu istirahat pun sudah dekat, Catherine minta tolong ke Maman untuk mengambilkan makanan yg sudah ia pesan di resepsionis. Karena sudah menjadi kebiasaan seperti itu.

***

Setelah jam istirahat Maman kembali diminta untuk mempersiapkan beberapa minuman dan makanan kecil untuk tamu yg akan datang. Dan tempat sudah dipersiapkan diruangan Meta. Terlebih ini tamu dari perusahan Deco yg akan meng audit perusahaan Wilson.

Dan tak lama kemudian tamu dari perusahaan Deco pun sudah datang, disambut oleh Catherine dan Meta. Pak Hendra beserta beberapa staf dan beberapa ahli bidang IT disambut dengan hangat. Adam, Andi, Tia dan Dewi juga turut serta ditempat ini. Selain itu bagian dari HRD dan kepala bagian lainnya.

Pak Hendra tampak tersenyum melihat ketenangan dari Nyonya bosnya. Yg saat ini memimpin perusahaan Wilson. Dan pengauditan pun berlangsung, IT bagian dari Deco memeriksa seluruh laporan dan sistem yg ada di perusahaan Wilson saat ini.

" Nak Catherine, boleh kah beberapa staf saya berkeliling di perusahaan ini...?" tanya pak Hendra. Orang yg sangat disegani di perusahan Deco.

" Silahkan Om.." jawab Catherine. Dan dari jawaban Catherine ini membuat orang yg ikut meeting terkejut. Karena biasanya panggilan yg di gunakan adalah tuan dan nona. Tapi panggilan ini menampakkan sebuah keakraban dari sebuah hubungan dekat.

" Baik, tolong dari perusahaan ini untuk menemani. Sementara Irvan tetap disini untuk audit di sistem yg sudah di siapkan..." kata pak Hendra memerintah.

" baik Tuan..!!" jawab Irvan.

Irvan yg berwajah tampan, dan berusia sekitar 25 tahun itu mengikuti perintah pak Hendra. Kemudian menuju tempat yg akan di audit saat ini. Meta menatapnya terus terusan, sebab Irvan membuat jantungnya berdetak kencang saat ini. Dan Meta juga menemani Irvan untuk mengaudit laporan dan data perusahaan di meja kerjanya.

Kini tinggallah Pak Hendra dan Catherine duduk berdua. Dan tampak jika Catherine sedikit canggung dengan pak Hendra. Karena pak Herman adalah salah satu orang kepercayaan suaminya.

" Bagaimana kabar nak..?"

" Baik om..." jawab Catherine semakin gugup.

" Kamu tenang saja. Semua sudah diatur oleh mas Agung. Jadi untuk sementara, Irvan akan disini mengawasi. Selain itu dia juga akan mendampingi mas Agung untuk kedepannya..." terang pak Hendra kepada Catherine

Dan keduanya pun mengobrol cukup lama. Sementara untuk Meta yg sedang mendampingi Irvan mengaudit data serta membenahi beberapa data tampak gugup dengan setiap pertanyaan yg di lontarkan oleh Irvan.

" Kenapa kamu gugup...?" tanya Irvan kepada Meta sambil melirik sebelahnya.

" Kagak..." jawab Meta terbata. Karena Meta tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan Irvan. Orang yg dulu pernah mengisi hatinya. Hingga Irvan pergi meninggalkannya untuk kuliah di luar negeri. Dan keduanya sempat bertemu. Namun Meta sudah bersama Ardi, salah satu teman Irvan yg menjadi abdi negara.

" Ga usah gugup, memangnya aku mau menerkam mu...?" kata Irvan, tapi matanya masih fokus ke layar monitor.

" Iss, mana ada..!" jawab Meta kacau.

" Kenapa engga segera menikah dengan Ardi..?" tanya Irvan, karena rasa penasarannya. Sementara Meta semakin geram karena pertanyaan Irvan.

" Urus tuh pekerjaan ga usah nanya nanya masalah pribadi...!" kata Meta ketus. Irvan justru terkikik.

" Padahal entar ketemu tiap hari..." kata Irvan. Membuat Meta mengerutkan keningnya.

" Ga lah, beda perusahaan.." jawab Meta. Karena memang tidak mungkin bertemu. Karena dirinya dan Irvan berbeda antara Wilson dan Deco.

" Aku ditugaskan disini selama beberapa bulan. Dan nanti aku minta satu meja dengan kamu..!" jawab Irvan membuat mata Meta melotot.

" Kagak bisa, gw mau minta bos buat pindahin elu..!" jawab Meta.

" Bos gw lebih berkuasa, apalagi sama bos kamu. Bisa dibikin klepek klepek dia sama bos ku...!!" jawab Irvan.

" Mana ada, bos elu masih muda kan ?, justru malah bisa di bikin bucin entar sama bos gw...!" Meta.

" Ga bisa. Bos mu ditinggal sehari aja kelabakan mencari nya entar...!!" jawab Irvan ngeyel juga.

" Isss...!" Meta tahu jika Catherine memang menginginkan mempunyai suami lebih muda darinya. Dan yg paling utama lebih dewasa. Tapi tidak mungkin lah jika mendekati bos dari perusahaan Deco.

Meta masih cemberut kesal. Entah yg dikatakan oleh Irvan ini benar atau tidak. Karena memang belum mengetahui, jika Catherine mempunyai hubungan dengan bos perusahaan Deco. Apalagi tadi juga mendengar percakapan dari pak Hendra dengan Catherine yg begitu akrab.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...