NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 | Mulai terbiasa

Naura mencoba untuk percaya semuanya akan baik-baik saja, saat dia bertemu Arga nanti di roof top berharap tidak ada sesuatu yang membahayakan dirinya nanti. Nafas Naura mulai ngos-ngosan, ternyata dia harus menaiki banyak anak tangga untuk mencapai roof top. Setelah sampai di lantai tiga, dia harus naik lagi.

"Arga ngapain sih nyuruh gue ke sini, gue serasa mau naik ke langit ketujuh. Gak sampai-sampai," ucap Naura. Dia bicara sendiri agar terasa tidak sepi. Tangga utama menuju rooftop terasa sunyi dan hawanya yang menyeramkan.

Setelah sekian lama Naura sampai di anak tangga terakhir, dia membuka pintu rooftop. Angin kencang menyapa kehadirannya, dia mengernyit saat tidak menemukan siapa-siapa di sana. Sebuah decakan kecil lolos dari mulut Naura, mulai berpikiran kalau Arga telah mengerjainya.

"Kenapa sih gue harus ketemu tuh orang, nyebelin banget deh. Dikira gue gak capek apa, naik ke lantai tiga, terus naik lagi ke tangga kecil yang curam." Naura menggerutu.

Ketika muncul keinginannya untuk pergi barulah Naura mendengar suara seperti seng yang di tendang. Naura berpikir kalau suara itu kode dari Arga. Dia mencoba mencari sumber suara itu, benar saja dia menemukan cowok yang dia cari sedang duduk di tembok pembatas. Kalau Naura ingin, dia bisa saja mendorong Arga dan nyawa Arga akan melayang ke langit. Penderitaannya juga akan segera berakhir.

"Lama banget sih lo," kata Arga menyambut kedatangan Naura. Dia tidak menoleh ke belakang,karena mengetahui kehadiran Naura dari suara langkah kakinya.

Naura berdecak, melipat tangan ke dada. Dia hanya bisa melihat punggung Arga. Sekaligus bingung melihat kelakuan Arga saat ini, seperti orang yang ingin mengakhiri dirinya. Bagi Naura tidak masalah kalau Arga menginginkan hal itu.

"Ngapain?lo mau b*unuh diri? terus manggil gue ke sini biar orang-orang tau gue yang ngedorong lo, terus gue dituduh sebagai pembunuh?"

Arga menyeringai, pemikiran macam apa itu. Pikirannya tidak sesingkat itu, hanya karena masalah terus mengakhiri hidup. Naura bergidik ngeri melihat Arga memutar tubuhnya dengan santai, seakan yakin hidupnya masih panjang.

"Lo ngerokok Ga?" tanya Naura kaget. Ada sebatang rokok yang dijepit di antara kedua jari Arga. "Gue bilangin ke guru BK ya lo nanti."

"Ya silahkan, palingan juga laporan lo diabaikan." Arga tidak peduli, terlihat sangat santai. Dia menghisap rokoknya kembali kemudian menghembuskan asap ke udara.

Naura memutar malas manik matanya. "Oh iya gue lupa, lo punya orang dalam ya. Pantas aja bisa seenaknya kayak gitu."

"Asisten gue kenapa jadi pintar banget sih," puji Arga. Salah satu sudut bibirnya terangkat. Tatapan sinis diberikan untuk Naura.

"Jadi apa tujuan lo nyuruh gue ke sini?"Arga menggerakan tangannya, meminta Naura untuk mendekat. Naura mengikuti perintah Arga tanpa banyak tanya, dia juga penasaran melihat sekolah dari ketinggian. Langkah Naura berhenti saat tubuhnya menyentuh tembok pembatas, bergidik ngeri melihat siswa-siswi dari ketinggian, mereka tampak kecil.

"Lo kok berani banget sih duduk di sini? Kalau lo nanti jatuh gimana?" Tanpa disadari dia mulai mengkhawatirkan Arga.

"Kalau jatuh ya tinggal tahlilan," jawab Arga.

Naura melayangkan tatapan sinis, jawaban Arga sangat sederhana. Sebegitu pasrahnya dengan kehidupan. Arga terkekeh pelan, lucu melihat Naura seperti itu. Darah Naura seketika berdesir melihat Arga tertawa, aura dingin yang selalu melekat di diri Arga seakan lenyap.

"Lo mending turun aja deh, gue ngeri lihat lo duduk di sana. Kalau nanti lo jatuh, pasti gue yang disalahin." Naura menarik tangan Arga, dia benar-benar takut, siapa tahu ada hantu yang iri dengan Arga, kemudian berniat jahat dan malah mendorongnya.

"Oh, lo mulai suka ya sama gue? Bagus deh, semua cewek pada tergila-gila sama gue," kata Arga dengan santainya. Kini dia menyandarkan pinggangnya ke tembok pembatas.

"Gak usah geer deh. Gue cuman takut jadi tersangka, masa depan gue masih panjang. Lagian lo itu bukan selera gue!" Naura menekan setiap kata yang dia ucapkan.

"Terus kayak gimana selera lo? Cowok munafik kayak Zaidan?"

"Apaan sih gak jelas, ngapain juga bawa-bawa nama dia. Lagian ya, gue lihat Zaidan tuh cowok baik-baik. Gak kayak lo," kata Naura membela musuh Arga itu.

Arga berdecak, seketika darahnya mendidih mendengar pembelaan Zaidan. Sebisa mungkin dia bersikap tenang. Dia tidak mau perbincangannya dengan Naura berakhir dengan kekerasan.

"Lo yakin dia cowok baik-baik Nau? Aduh Naura, jadi cewek kok lugu banget sih lo. Mudah banget ketipu sama rayuan manis dia," ledek Arga.

"Ha? Gue gak ketipu. Humm siapa juga yang suka sama dia! Jangan asal nuduh ya!" Naura itu tidak beda jauh dengan Arga, sama-sama gampang tersulut emosi. Kalau mereka disatukan mungkin tiada hari tanpa berantem.

"Halah, gak usah pura-pura deh lo. Gue heran, kenapa lo gak tertarik ya sama gue. Dimana-mana banyak cewek-cewek selalu tergila-gila sama gue. Bahkan rela jadi pacar gue yang kesekian," ucap Arga terheran-heran. Naura mengangkat kedua bahunya. Wajah tampan lo itu gak bisa mengelabui gue. Hati lo busuk banget lagi, tega memperbudak gue cuma karena gak sengaja ngejatuhin motor kalian."

"Cuma kata lo? Queen itu udah kayak belahan jiwa gue, gue gak akan pernah rela melihatnya tergores apalagi terluka."

"Queen? Siapa lagi tuh?"

"Motor gue lah, namanya Queen."

Raya mendengus, kemarin Babe dan sekarang Queen. Ada-ada saja tingkah anak Valkyrie ini. "Padahal lecetnya dikit tapi efeknya gila banget buat hidup gue. Lo kira gue bahagia gitu disuruh-suruh? Rasanya nyesel banget pindah sekolah dan ketemu lo."

"Syukurin aja, asal lo tau ya. Lo satu-satunya cewek yang gue ajak ke rooftop,dan ngobrol sama gue. Banyak cewek yang mau di posisi lo sekarang, jadi harusnya lo itu bersyukur!" Arga selalu bangga dengan ketenarannya, digilai banyak perempuan sampai bebas gonta-ganti pacar. Sekarang dia punya misi baru, bagaimana membuat Naura juga jatuh hatinya padanya. Greget sendiri melihat Naura sebegitu tidak tertarik dengan dirinya.

Naura mencebik sambil menggeleng. "Gak ada gunanya gue bersyukur. Lagian ya gue gak minat sama cowok modelan kayak lo, berandalan, suka mainin perasaan perempuan, terus suka berantem, dan suka nindas cewek!"

"Tapi gue ganteng, kaya, populer, dan pintar." Arga menjabarkan keunggulannya.

"Semua itu gak guna kalau kelakuan lo kayak gitu," ucap Naura.

"Gue nyaman-nyaman aja sama kelakuan gue, orang-orang disekitar gue juga gak ada yang protes. Lo doang nih yang protes."

Naura membalikan tubuhnya, sama-sama bersandar ke dinding pembatas. "Ngapain sampai ke sini sih pembahasannya? Sekarang tujuan lo bawa gue ke sini apa? Jangan aneh-aneh ya, Ga!"

"Pikiran lo negatif mulu deh, emang gue pernah ngapain lo? Gue juga kagak lagi nafsu lihat lo," ujar Arga diiringi dengusan.

"Bodo amat deh, sekarang tolong jelasin apa maksud dan tujuan gue diperintahkan ke sini. Gue gak bisa istirahat, gak jajan, dan gak makan demi keinginan lo. Duh, gini banget nasib gue. Masih lama ya hukuman gue selesai," keluh Naura sambil memijat pangkal hidungnya.

"Gak ada sih, gue cuman mau ditemenin doang, lagi suntuk ngelihat teman-teman gue. Lo lapar Nau?" Salah satu alis Arga terangkat, menunggu jawaban Naura.

"Ternyata gue punya banyak fungsinya ya, gak cuma jadi tukang suruh lo tapi juga ngeladenin lo ngomong. Mana gak ada yang bermanfaat lagi," jawab Naura ketus.

"Kayaknya lo emang lapar deh, Nau. Mulut lo itu gak berhenti ngomell mulu, galak banget jadi cewek. Yaudah ayo ke kantin, temenin gue makan!"

Naura menggeleng. "Gak mau! Gue gak mau jadi pusat perhatian orang-orang nanti," tolak Naura.

"Lo harus mau!"

"Enggak!"

Arga meraih pergelangan tangan Naura menarik paksa gadis itu agar beranjak dari rooftop. Naura mencoba melepaskan cengkraman Arga, dan berusaha melakukan tarikan ke arah berlawanan. Sayang sekali usahanya selalu sia-sia. Tenaga Arga sangat besar.

"Gue gak mau, kenapa sih lo selalu maksa gue." Naura bersungut-sungut, dia harus mempercepat langkahnya agar tangannya tidak sakit akibat tarikan Arga.

"Kalau lo gak mau dipaksa ya udah nurut!" Arga menaikan intonasi suaranya. Dia paling benci dengan penolakan.

"Ck, iya deh iya. Udah lepasin tangan gue, sakit tau!" pinta Naura. Sulit mengimbangi langkah Arga, tidak jarang dia nyaris terjatuh saat menuruni anak tangga.

Arga melepaskan tangan Naura, dia juga menghentikan langkahnya. Tatapan tajam tertuju pada gadis galak di sampingnya. Naura hanya bisa menghelakan nafas, berusaha untuk sabar menghadapi kelakuan Arga yang temperamental.

"Awas aja kalau lo berani kabur! Ingat lo itu asisten gue, semua perintah gue mutlak harus lo lakukan," kata Arga.

Naura mendengus kesal. "Bawel banget sih jadi orang. Buruan gue udah lapar nih, nanti keburu bel masuk bunyi. Kalau gue sakit perut apa lo mau tanggung jawab, hah?"

"Lo yang berisik!" Arga melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga, disusul oleh Naura di belakang.

Naura selalu jadi pusat perhatian kalau sudah bersama Arga, seperti yang telah Arga katakan bahwa banyak orang yang menginginkan posisi Naura saat ini, berada di sisi Arga tanpa harus mengemis perhatian dan dibawa kemana pun Arga pergi. Sayangnya, Naura bukan gadis centil yang menginginkan itu.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!