Hanum seorang wanita cantik berhijab berusia 24 tahun memilih pergi meninggalkan suaminya karena rasa sakit hati telah di khianati
keluarga sang suami pun tidak begitu suka Hanum karena hanum mereka anggap sebagai benalu yang selalu menyusahkan mereka
keluarga Dimas selalu menghina keluarga Hanum yang berasal dari keluarga sederhana dari desa
Dimas pria berusia 26 tahun yang sudah mengikat hanum dengan tali pernikahan selama dua tahun ini
akan kah hanum mempertahankan rumah tangganya bersama Dimas? atau Hanum menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 Pulang Kampung
Setelah menempuh perjalanan udara
selama dua jam lebih kini mereka telah sampai di bandara Hasanuddin Makassar
ini pertama kalinya Hanum kembali ke Makassar setelah dewasa
Hanum takjub karena kota kelahiran ayahnya sudah banyak berubah
Berbeda dengan Reyhan yang memang sering datang berkunjung apalagi saat menjalani pendidikan militer di kota kelahiran ayahnya itu
Hanum mengikuti langkah panjang sang kakak begitupun dengan menteri kadang berlari kecil untuk menyamakan langkah kaki suaminya itu
Reyhan yang sudah dikirimkan foto supir keluarga sang Tante yang datang menjemput tidak lagi kebingungan
"dhaeng sijaya ya"ucap Rayhan menyapa sopir Tante nya itu dengan bahasanya yang mendok
"iya, dengan mas rehan ya" jawab pria yang di panggil daeng sijaya oleh reyhan
"iya pak "jawab Reyhan
"Ayo disanaki mobilnya ku parkir mas" ucap pak jaya
Hanum dan mentari tersenyum mendengar logat cara bicara pak jaya terdengar lucu tapi tetap sopan
Mereka pun berjalan bersama ke parkiran mobil dimana pak jaya menyimpan mobil majikannya
Pak jaya mengambil sebagian koper yang Reyhan bawa
Reyhan menggendong putrinya di belakang punggungnya karena melihat putrinya yang berjalan sempoyongan karena masih mengantuk
Kini mereka sudah berada di atas mobil dan oak jaya mulai menyalakan mesin mobilnya
"Bismillahirrahmanirrahim" ucap pak jaya saat mulai menjalankan mobilnya
"pak Jaya kita lewat kota aja ya, nggak usah lewat jalan tol biar istri dan adikku melihat situasi di kota daeng ini" ucap Reyhan
"Tapi kalau lewat kotaki lamaki baru sampaiki mas,biasa juga jalanan macet sekali ki" jawab pak Jaya
"tidak apa-apa pak,kita jalan aja "ucap Reyhan
"oh iye padeng lewat kota maki" jawab pak jaya
Mereka pun pulang ke kediaman tante Rosmiati daeng Tarring yang lumayan jauh dari pusat kota Makassar
"Rumahnya masih jauh ya pak Jaya!?" tanya Mentari
"iye mbak masih lumayan jauh karena ini lewat kotaki tapi nanti saya ambil jalan potong kompas biar cepatki sampai "jawab pak Jaya
Seperti yang pak Jaya katakan jika dia akan mencari jalan yang bisa sedikit memangkas waktu perjalanan mereka
"wah kita sudah berada di mana pak jaya!?" tanya reyhan
"kita sudah di kota Sungguminasa mas sebentar lagi kita sudah sampai " jawab pak jaya
"loh ini kita sampai di jalan kerumah Tante Mini ya pak !?" tanya reyhan lagi
"iya mas" jawab pak jaya
Tak berapa lama perjalanan mereka pak jaya membelokkan mobilnya kedalam sebuah jalanan sedikit sempit Hingga tidak bisa berpapasan
Setelah melewati jalanan bergelombang kini mereka telah sampai di halaman rumah adik sang Ayah
"apa Kita sudah sampai !?" tanya Hanum
"iya " jawab reyhan
"wah disini situasinya sejuk ya,kita bisa lihat pegunungan dan persawahan "ucap mentari
"iya kak, disini juga masih terasa Asri karena masih banyak pepohonan " jawab hanum melihat sekeliling runah Tantenya yang di kelilingi pohon besar walaupun ada tembok tinggi tapi pohon itu memberikan kesan sejuk
"wah Alhamdulillah kalian sudah sampai,ayo masuk nak kasian anak-anak kalian pasti kelelahan di perjalanan " ucap tante Rosmini menyambut kedatangan mereka
"iya tante,tante apa kabarnya " ucap hanum cipika-cipiki dengan tantenya itu mereka berpelukan cukup lama
"Alhamdulillah tante sehat nak" jawab tante Mini
Tante Mini kini beralih cipika-cipiki dengan Mentari lalu mencium ketiga Cucunya serta memeluk reyhan
"wah badan kamu makin bagus nak" ucap Tante mini menepuk-nepuk lengan kekar ponakannya itu
Mereka pun berjalan masuk kedalam rumah milik Tantenya itu yang cukup lumayan besar diantara rumah yang ada disekitar rumah mereka itu
"anak-anak kalian langsung bawa kekamar nak biar bisa beristirahat dengan baik" ucap tante Rosmini
Mereka pun membawa anak mereka masing-masing ke kamar yang sudah Tante mini siapkan
Hanum ikut merebahkan tubuhnya meluruskan punggungnya yang terasa kaku karena berjam-jam duduk
Begitupun dengan mentari meluruskan punggungnya yang terasa pegal-pegal
Tak terasa mereka berdua ikut tertidur disamping anak-anak mereka masing-masing
Sedangkan Reyhan setelah menidurkan putrinya dia keluar dari dalam kamarnya dan menemui sang tante
"Tante om Bur mana !?" tanya reyhan
"om kamu lagi di kebun belakang mungkin nak, soalnya ommu itu semenjak pensiun dia itu nggak mau diam
dia itu sekarang kegiatannya ya itu berkebun" jawab tante Mini
"Jauh nggak tante!?" tanya reyhan
"enggak nak dekat aja tuh pas di belakang rumah" jawab tante mini
"Boleh nggak Rey nemuin om di kebun Tante !?" tanya reyhan lagi
"boleh dong,kamu langsung aja kebelakang sekalian ya kamu ajak om kamu pulang kita makan bersama-sama " jawab tante mini
"lewat mana tante!?" tanya reyhan lagi
"lewat pintu belakang aja nak, tunggu Tante panggil isal buat nemenin kamu" jawab tante mini lagi lalu naik kelantai dua untuk membangunkan cucunya Rizaldi
Tak lama tante mini datang bersama seorang pemuda berusia 14 tahun
" bawaki ommu ketempatnya kakek di kebun"ucap Tante mini pada pemuda itu
"oh iya Rey ini isal anak sulung nya Putra" ucap Tante mini memperkenalkan cucunya pada reyhan
"jadi ini isal Tante !? Dulu waktu reyhan kesini masih kecil belum setinggi ini"jawab Reyhan menepuk pundak isal
tante mini hanya tersenyum menanggapi ucapan ponakannya itu
"ya sudah,sal antar om Reyhan ketempatnya kakek" ucap Tante Mini
"iye nek" jawab isal
"tanya kakek untuk disuruh pulang kita makan siang sama-sama,ini sudah lewat duhur tapi belumpi pulang "ucap Tante mini
"iye nek nanti kutanyaki kakek,ayo om" ucap isal mengajak Reyhan
"tempatnya jauh nggak sal!?" tanya Reyhan saat mereka berjalan menuju kebun
"tidakji om disanaji " tunjuk isal ke sekitaran bukit yang ada di belakang rumah
"kita naik ke bukit itu!?!?" tanya Reyhan lagi
"iye tapi bagusji jalannya om, kebunnya kakek ada di sebelahnya itu bukitka"jawab isal dengan logat ciri khas orang Makassar
Mereka mulai mendaki bukit yang jalanannya memang mudah untuk di lewati
Reyhan yang seorang tentara tentu saja tidak merasa kesulitan melewati jalanan seperti itu apa lagi isal yang terbiasa sejak kecil
"Nah itu kakek om " tunjuk isal
Reyhan pun melihat suami tantenya itu sedang asik berbincang dengan beberapa bapak-bapak
"kakek ,ada cariki" ucap isal saat berada di samping kakeknya itu
"siapa sedeng carika isal!?" tanya om bur pada cucunya dia belum melihat jika reyhan Berdiri di belakangnya
"tuh di belakang ta,nasuruhki juga nenek pulang mauki makan bersama sama tamuta" ucap isal menyampaikan apa yang neneknya perintahkan
"oh begitu ayomi padeng pulang,deng ngalle deng beta motere rioloa nakke di niak bedeng tuanangku
(oh begitu,ayo kita pulang, kak ngalle kak beta saya pulang duluan katanya lagi ada tamu)" ucap om Bur menggunakan bahasa daerah Makassarnya
"iye deng ngajji jappa riolomaki nakke lagi naku lammotere tomma kanaboya tomma anne ammana
(iya pak Haji silahkan,saya juga sudah mau pulang ini karena istri dirumah sudah mencari) "jawab daeng ngalle dan diangguki kepala oleh daeng Beta
reyhan yang masih berdiri diam di belakang omnya itu memilih mengedarkan pandangannya melihat asrinya lingkungan itu
Om Bur mengambil keranjang yang berisi beberapa biji buah mangga yang sudah matang dan yang masih mengkal yang diletakkannya di balai-balai bambu yang ada di sana
Lalu memberikannya pada cucunya isal
Betapa terkejutnya om bur saat melihat seorang pria tampan berbadan tegap tersenyum padanya
"Astaghfirullah ya Allah Reyhan kapan datangki nak!?" tanya om bur
"siang tadi om" jawab Reyhan
"ini juga isal tidak bilang-bilang ki bilang adaki omnya" ucap om bur memukul lengan cucunya
Isal yang mendapatkan pukulan dari kakeknya hanya cengengesan
"kejutan kek,ka kita kalau bicaraki sama teman-teman ta serius sekaliki" jawab isal membela diri
"sudah ayo pulang" ucap om Bur dan merangkul pundak ponakan istrinya itu lalu mengajaknya pulang bersama