NovelToon NovelToon
( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / duniahiburan / CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ara julyana

Kisah Cinta Devanno dan Paula tidak berjalan mulus. Sang mama tidak setuju Devanno menikahi Paula yang bekerja sebagai waiters di sebuah diskotik. Sang mama berusaha memisahkan Devanno dan Paula. Ia mengirim Devanno ke luar negri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 18

"David," ucap David memperkenalkan dirinya saat Paula menyambut uluran tangannya.

"Paula," balas Paula menyebut namanya.

David lalu menarik satu kursi untuk Paula.

"Terimakasih kamu mau menemuiku," kata David setelah mereka berdua duduk di kursi masing-masing.

"Maaf tuan, saya masih jam kerja," Paula bangkit dari kursi kemudian berdiri dan David menarik pergelangan tangannya.

"Tunggu Paula!"

"Saya masih jam kerja, tidak enak dengan manager tuan."

"Aku tahu, tapi jangan memanggilku tuan! dan satu lagi ada yang mau ku bicarakan denganmu," bujuk David.

"Setelah pulang kerja," jawab Paula.

"Baik, aku menunggumu disini. Segera temui aku jika kerjamu sudah selesai," David memohon.

Paula mengangguk, kemudian berlalu meninggalkan David dan kembali melanjutkan tugasnya melayani tamu-tamu dalam diskotik itu.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya ketika menjelang dini hari Paula menghampiri David. Dia melihat David yang tertidur di mejanya dengan melipat kedua tangannya di atas meja.

Paula terharu melihat kesungguhan David yang benar-benar ingin bicara dengannya. Padahal Paula juga tidak tahu apa yang akan di bicarakan lelaki itu.

"Mas, mas, ayo kita keluar tempat ini sudah mau tutup," Paula mengguncang lengan David.

"Oh sorry, aku ketiduran," David terkejut Paula membangunkannya.

"Dimana toilet? aku akan membasuh mukaku," tanya David kemudian.

"Sebelah sana mas, aku tunggu di luar ya," Paula keluar ke pintu utama meninggalkan David yang akan pergi ke toilet.

Beberapa menit kemudian David menghampiri Paula yang menunggu dirinya di luar.

"Ayo!" ajak David.

"Kemana kita mas?" Paula bertanya sambil menatap wajah David.

"Ke restoran yang masih buka di sekitar sini," jawab David.

"Baiklah."

"Ayo, mobilku disana," David menunjuk ke arah mobilnya.

David berjalan ke arah mobilnya dan di ikuti oleh Paula.

"Silahkan," ucapnya setelah ia membukakan pintu untuk Paula.

Paula mengangguk kemudia masuk ke dalam mobil. Mereka duduk bersebelahan. Sepanjang jalan tidak ada percakapan. Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah restoran. Restoran yang menyediakan ruangan indoor dan outdoor.

Mereka memilih ruangan outdoor untuk tempat mereka duduk dan berbicara merasa lebih nyaman. Mereka duduk bersebelahan sambil menyaksikan lalu lalang kendaraan di depan jalan raya sana.

"Mau pesan apa?" tanya David dengan sangat hati-hati. Dia kasihan melihat wajah dan mata lelah Paula.

"Jus jeruk saja mas," jawab Paula.

"Nggak mau makan?"

Paula menggelengkan kepalanya.

Pesanan mereka datang, satu buah jus jeruk untuk Paula dan segelas kopi untuk David.

"Kita sudah memulai pembicaraan ini tadi lewat telepon," ucap Paula datar.

"Ya, dan aku sangat senang karena perkenalan kita menjadi lebih akrab. Karena bagaimanapun juga kamu adalah kekasih adikku," sahut David.

Paula tidak menjawab apapun. Melihat itu David langsung melanjutkan bicaranya dan mencoba mencairkan suasana.

"Kamu kelihatan lebih cantik dari pada foto-foto mu yang ku lihat di kamar adik ku."

"Terimakasih," jawab Paula tanpa menoleh. Pikirannya melayang jauh. Jika begitu cintanya Devano padanya, lalu kenapa meninggalkan dirinya begitu saja.

"Paula, menyambung pembicaraan kita di telepon tadi siang, aku benar-benar ingin membantumu Paula, entah ini benar atau salah, firasatku mengatakan ada masalah di antara kamu dan adikku," ucap David.

Paula semakin terdiam. Lalu ia pun menundukkan wajahnya. David yang tidak mau pembicaraan mereka tertunda lagi, ia segera melanjutkan perkataannya.

" Paula, yang menjadikan aku punya firasat itu ada pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu. Pertama, kamu adalah kekasih Devano, lalu kenapa kamu sampai nggak tahu dia sedang mengambil pendidikan di Amerika, padahal sudah sebulan lebih dia berada disana. Lalu yang kedua, kenapa tiba-tiba kamu mencarinya setelah sekian lamanya nggak ada komunikasi di antara kalian berdua? dan yang ketiga, aku sangat tahu bagaimana mamaku menghadapi kekasih anak-anaknya!"

Paula menghela nafas panjang. Lalu di angkatnya kembali wajah nya yang sendu itu.

"Memang benar, ada masalah besar yang sedang ku hadapi mas, tapi sebenarnya aku enggan membicarakannya. Apalagi setelah aku tahu mas Vano pergi, aku nggak ingin lagi membahas masalah itu," jawab Paula kemudian.

"Kenapa? aku sangat mengenal adikku, Paula. Di antara kami berdua dialah yang paling berani menghadapi mama. Berani mengutarakan pendapatnya dan berani menentang siapapun jika dia merasa benar. Aku sering merasa iri padanya. Seandainya saja aku juga mempunyai sedikit saja keberanian seperti Vano, mungkin nggak begini nasibku," David tersenyum miring.

Paula hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penuturan David.

"Selain berani menentang, Vano juga keras kepala. Tapi di balik semua itu dia juga orang yang lembut hatinya. Dia adalah orang yang bisa mengerti kesulitan orang lain. Bahkan dia rela berkorban untuk siapa saja terutama orang yang dekat dengannya."

"Aku percaya itu, mas. Tapi sebenarnya masalah kami awalnya tidak lah besar. Aku juga ikut andil dalam renggangnya hubungan kami. Terus terang, karena aku nggak mau hubungan mas Vano dan ibunya rusak gara-gara aku."

"Lalu, apa masalah besar yang menjadi persoalan kalian sekarang?"

"Persoalan itu menyangkut diriku mas. Malah mungkin saja mas Vani nggak sadar dia telah melukai perasaanku."

"Masalahnya?"

"Coba mas David bayangkan, sebelum dia berangkat ke Amerika sepatah katapun dia nggak mengatakan apa-apa padaku. Padahal untuk berangkat ke Amerika itu pasti bukan rencana yang tiba-tiba. Memang waktu itu aku ada di Surabaya karena nenekku meninggal, tapi dia kan bisa menghubungiku, kendaraan ada, ponsel ada. Dia juga tahu aku bekerja dimana, kalau memang ada niat dia bisa memberitahuku bagaimanapun caranya," sahut Paula, wajahnya tampak memendam kemarahan.

"Paula, aku nggak bermaksud membela Vano. Tapi keberangkatannya ke Amerika memang buru-buru."

"Oke, mungkin saja dia memang buru-buru. Tapi untuk berangkat ke Amerika pasti dia juga butuh persiapan. Dan di sela-sela itu pasti ada kesempatan untuk menghubungiku kalau memang dia mau, tapi apa kenyataannya mas?"

"Pasti ada jawaban untuk hal itu Paula. Jika dia tidak sempat berpamitan denganmu, mungkin saja dia menulis surat dari sana. Apa kamu sudah menyelidikinya?"

"Udah beberapa kali aku bertanya pada pemilik kontrakan kami yang lama, apakah ada surat untukku? katanya nggak ada mas. Sedangkan adikku bisa menerima paket di rumah itu."

Davi menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Dia merasa bingung atas sikap Devano terhadap Paula.

"Mas Vano udah nggak perduli lagi sama aku. Mungkin dia merasa tersinggung karena aku menjaga jarak waktu itu. Atau mungkin memang keberadaanku nggak penting baginya," Paula menghentikan ucapannya karena sudah tidak sanggup lagi membendung air mata yang mulai membasahi pipinya itu.

Paula membenci dirinya sendiri yang tampak cengeng di hadapan David. Tapi dia tidak sanggup menahan air matanya kalau ini menyangkut Devano, lelaki yang sangat di cintainya. Cinta pertamanya yang telah merenggut kesuciannya.

Bersambung....

1
Spyro
Ayo Mas David tolongin Paula nya...
Spyro
Semoga Kak David membantu Paula ya, biar gimanapun ini kan calon ponakannya David juga..
Spyro
Alhamdulillah... Bagus Paulaa. Jgn korbanin calon bayimu
Spyro
Berat berat... Klau sudah begini selalu wanita yg kebagian susahnya...
Semoga Paula bisa melewati masalah ini. Hrus bgt di support keluarga sih....
sarinah najwa
sd kasih vote 😘 semangat up up up up up 💪💪💪💪💪❤️
Ara Julyana: makasih kak cantik😊
total 1 replies
Tiara
yes 👍
Tiara
ya.... bagus bener ini baru sahabat
Tiara
yup .. akhirnya
Tiara
baiklah....
tidak semua waitress club malam itu berstatus wanita gampangan....keren....
Yesi Erawati
ceritanya bagus banget
Ara Julyana: terimakasih kak😊
total 1 replies
Hera Imoet
baguss... syukaaaaa 😘
Hera Imoet: macama😘
Ara Julyana: terimakasih atas dukunganmu kak🙏🙏
total 2 replies
Spyro
Paula hamil. Vano pergi menghilang. Kalau sudah begini, yg rugi selalu perempuan.

Poor girl. Semoga Paula ttap bisa mmpertahankan bayinya. Tapi aku takut ngebayangin gimana reaksi ibunya Paula...
Spyro
Lah bener.
Spyro
Jangan jangan hamil?
Ara Julyana: ember🤭
total 1 replies
Spyro
Kan kan.. Jadi salah paham semua
Spyro
Dari awal, mreka uda kurang komunikasi. Greget sih sama Vano. Seenggaknya dia take action. Tahu mau pergi ya kasih tahu jauh2 hari. Apalagi mereka udah berhubungan trlalu jauh
Spyro
Tapi harusnya kamu gak ninggalin Paula selama 2 minggu. Datang kek ke ruma Paula.
Ara Julyana: itulah kak, entahlah othor yg atur😁😁
total 1 replies
Spyro
Eh jgn bilang Vano belum cerita ke Paula ttg rencana nya yg mau study ke Amerika?!
Ara Julyana: emang belom
total 1 replies
Spyro
Haduh Vano...
Ingat ya kamu habis ngapain sama Paula !! Jgn habis manis, sepah dibuang 😤😤
Ara Julyana: kayak mamam tebu aja😀
total 1 replies
Spyro
Pintar ya. Secara gk langsung menjauhkan Vano dari Paula.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!