NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 KEKHILAFAN

Di waktu yang sama Ameera yang tengah terlelap. Dibuat terbangun dengan bunyi gedoran pintu kamarnya. Sayup-sayup dia bisa mendengar suara memanggil namanya.

Ameera fikir ibunya dan yang lain telah kembali. Dia ingin bangun tapi kepalanya terasa sangat berat.

"Buka saja bu, pintunya gak Amy kunci," kata Ameera tanpa semangat. Matanya masih tertutup rapat. Tanpa berniat untuk terbuka.

'Ceklek' pintu terbuka lebar. Bukan seorang wanita yang masuk, melainkan seorang pemuda, yang tidak lain adalah Adrian.

Ameera yang masih terpejam tentu tak menyadarinya. Sampai seseorang terasa duduk di ranjangnya. Dia masih tak bergeming.

"Bangun, Ra," kata Adrian lembut. Tangannya terukur menyentuh kepala Ameera.

Tapi bukannya bangun Ameera malah semakin menyamankan dirinya. Dan kembali jatuh terlelap ke alam mimpi.

Adrian tak lagi mencoba membangunkan. Dia hanya diam, menatap wajah ayu gadisnya. Pemandangan Ameera yang tidur terlalu sulit untuk dilewatkan. Walaupun ini bukan kali pertama melihat Ameera tanpa jilbab panjangnya. Tetap saja dirinya dibuat takjub. Rambut hitamnya panjang dan lebat. Dengan sedikit bergelombang di bagian ujung. Tak sampai keriting. Namun, tidak bisa dikatakan lurus juga. Beberapa helai jatuh menutup wajah Ameera yang tertidur. Adrian menyibak nya dengan gemas.

"Sangat cantik," puji Adrian dalam hati.

Ameera saat memakai kerudung sudah cantik. Saat tak memakai kerudung bahkan lebih cantik lagi. Padahal Ameera hanya memakai daster kebesaran miliknya. Tapi Itu malah membangkitkan sesuatu lain di tubuhnya.

Adrian pria normal, dengan jiwa yang sedang panas-panasnya. Disuguhi pemandangan gadis yang disukainya. Apalagi mereka kini hanya berdua. Nafsu mengalahkan akal sehatnya.

Udara terasa sedikit panas. Padahal genangan hujan masih belum surut. Dia melonggarkan dasi yang mengikat di lehernya. Membuka dua kancing teratas.

Kepalanya mendekat ke arah Ameera. Baru sampai beberapa centimeter. Aroma manis menyeruak memasuki indra penciumannya. Bukan aroma parfum, tapi sejenis sabun atau mungkin sampo. Manis, segar, dan memabukkan. Membuat Adrian semakin ingin mendekat.

30 cm.......

20 cm...........

5 cm...................

Tiba-tiba bunyi bell terdengar disuluruh penjuru rumah. Karena terkejut reflek Adrian menjauhkan diri.

"Astagfirullah, apa yang akan kamu lakukan, Rian," ucapnya baru saja tersadar.

Buru-buru dia keluar dari kamar Ameera. 'Brakk' Pintu tertutup sedikit kencang. Membangunkan Ameera untuk yang kedua kalinya.

Dengan linglung gadis itu menyusuri kamarnya yang telah kosong. Pintu tertutup rapat tak ada tanda-tanda manusia menyentuhnya. "Sepertinya tadi aku dengar ada Mas Rian. Apa hanya mimpi ya?"

Ameera memang tertidur, tapi rasanya antara mimpi dan kenyataan menyatu. Hingga sulit dia untuk membedakannya.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan ponselnya. Entah bagaimana dia bisa tertidur. Mulanya dia hanya menatap kosong pada langit-langit kamar. Sampai tanpa sadar tertidur dengan lelap.

Jam di ponsel menunjukkan pukul 2 siang. Untung hari ini waktu menstruasi nya. Jika tidak sudah sangat terlambat baginya menunaikan sholat Dhuhur.

TING TONG

Bell berbunyi untuk kedua kalinya. Karena sang pemilik rumah tak kunjung keluar.

Ameera tentu tak tahu, dia baru mendengar untuk yang pertama kalinya.

Makanya tanpa terburu-buru, Ameera bangkit dari kasur. Dia lalu mengambil kerudung yang telah disampirkan di bahu kursi. Kemudian memakainya.

Tanpa mengetahui, seseorang telah melihatnya, tanpa mahkota yang telah ia coba untuk dijaga itu.

...----------------...

Di depan, Sean dengan bosan menunggu. Sudah bermenit-menit terlewat semenjak dia menekan bell pertama. Tapi tak ada nampak tanda-tanda pemilik rumah. Jika bukan karena permintaan Cherry. Sudah dipastikan pria itu akan langsung pulang. Kesabarannya memang setipis tisu yang dibelah dua.

Beda lagi jika berhadapan dengan Cherry. Bahkan meski dia ditinggal pulang. Setelah ketahuan berbohong. Pria itu masih dengan sabar menyanggupi permintaannya.

Pintu tiba-tiba terbuka, memunculkan sosok Ameera seorang diri.

Melihat Sean yang tiba-tiba muncul di rumahnya. Ameera dibuat terheran-heran.

"Sean!? Apa yang kamu lakukan di rumahku?" tanya Ameera. Meski alamat rumahnya bukanlah rahasia umum bagi teman sekelas. Seingat Ameera, hanya segelintir orang yang mengetahuinya. Dan Sean bukanlah salah satunya.

"Assalamualaikum," salam Sean tanpa menjawab pertanyaan Ameera. Ekspresinya yang penuh senyum saat bersama Cherry. Telah berganti kan dengan muka datar.

"Eh, waalaikumsalam," jawab Ameera membalas salam. "Harusnya memang dia kan yang mengucap salam sebagai tamu. Lah, kok aku malah jadi ngerasa salah sendiri," pikirnya dalam hati.

Sean lantas menyodorkan sebuah bingkisan plastik ke arah Ameera.

"Untukku?" tanya Ameera ragu. Melihat pria di depannya hanya mengangguk. Dengan rasa bingung dia pun hanya bisa mengambilnya. "Apa ini?"

Sean hanya memberi kode untuk melihatnya lewat mata. seolah berkata, "Lihatlah sendiri"

Untung Ameera mengerti maksudnya. Dengan antusias Ameera mengintip isinya. 

Melihat isi didalamnya. Otaknya jadi terpikirkan sebuah kemungkinan yang tidak masuk akal.

Katakanlah Ameera terlalu percaya diri. Tapi dia tak bisa menahan untuk berspekulasi jika Sean menyukainya. Bingkisan yang Sean berikan adalah makanan yang amat Ameera kenal. Itu adalah makanan kesukaannya.

"Makanan ini... Apa maksudnya Sean?"

"Titipan Cherry," jawab Sean singkat.

Mendengar jawaban Sean. Makin dibuat bingung lah Ameera.

"Aku masih bermimpi kah ini? Kegilaan apa yang kudengar ini? Semenjak kapan sahabatnya Cherry berhubungan dengan Sean. Astaga, apa yang sebenarnya telah ku lewat kan...." batin Ameera bergemuruh.

Baiklah katakan Ameera terlalu lebay. Tapi dua orang ini adalah yang tak mungkin dekat menurutnya. Sean tak perlu dikatakan pria pendiam seantero sekolah. Tidak pernah sekalipun dia terlihat dekat apalagi ngobrol dengan seorang gadis. 

Bahkan Ameera, yang biasanya nyambung jika ngobrol dengan teman pria. Dibuat mati kutu dengan sifat pendiam nya itu. 

Lalu Cherry, sahabat baik Ameera. Tak perlu diragukan lagi, gadis itu anti berhubungan dengan lawan jenis. Walaupun alasannya selalu mengatakan, "Bukan mahram, Ra."

Ameera menduga ada sesuatu yang lain. Tapi apapun alasannya itu, menjelaskan tak mungkin seorang Cherry menitipkan barang lewat Sean. Kecuali jika Sean adalah kurir, maka itu masih masuk akal.

Disaat Ameera tengah bingung dengan pikirannya. Saat itulah sosok Adrian terlihat berjalan ke arahnya.

Sean yang pertama menemukannya. Tak bisa menahan untuk memberi pandangan curiga. "Bukannya Cherry bilang Ameera sendiri. Apa gadis itu salah ingat?" batin Sean ragu. 

Satu kelemahan Cherry, yang Sean tahu dengan baik. Gadis itu memiliki ingatan yang pendek. Jadi terkadang percuma meskipun dia sangat peka. Jika besoknya dia telah melupakan apa yang terjadi.

Saat Ameera dan Sean sibuk dengan pikiran mereka. Adrian telah sampai di samping Ameera. Gadis itu masih tak sadar. Sampai Adrian akhirnya bicara.

"Siapa, Mi?" tanya Adrian.

"Astagfirullah! Loh, Mas Rian kok bisa dari belakang?" tanya Ameera di tengah keterkejutan nya.

"Ehem, yahh ittu-" jawab Adrian canggung. Dalam hati merutuki kebodohannya. Kenapa bisa-bisanya dia lupa untuk keluar lewat pintu belakang. Tapi karena sudah terlanjur. Dia hanya bisa mengalihkan ke topik lain. "Teman mu ya. Kenapa tak disuruh masuk."

"Eh, ya masuk, Sean," kata Ameera dalam kebingungan.

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!