NovelToon NovelToon
Kekasihku Dokter Tampan

Kekasihku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:duniahiburan / Berbaikan / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Wahyu

Jasmine Abelia dan Dandelion Fiorello Rosen adalah dua manusia yang tidak tahu bagaimana caranya menjadi mantan. Mereka sudah putus, namun keduanya masih saling mencintai.

Sampai di suatu malam saat Jasmine pergi ke apartemen Lion untuk mengambil buku miliknya yang tertinggal pasca putus, keduanya tak sengaja menemukan bayi dan dengan terpaksa harus merawatnya dan tidak melapor pada polisi setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh ibu si bayi.

Disisi lain Jasmine sudah memiliki pacar baru, namun seiring berjalannya waktu keduanya kembali jatuh cinta karena setiap hari bertemu hingga romantisme itu tercipta lagi.

Hubungan keduanya yang ditentang keluarga membuat semua menjadi serba salah. Mampukah keduanya bertahan dan kembali seperti dulu? lantas bagaimana dengan nasib bayi yang diasuh oleh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Wahyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersama tak bisa bersatu

"Kau tidak perlu membelikan sepatu," Jasmine menatap sepatu yang baru saja dibelikan oleh mantan kekasihnya itu.

Lion masih marah, pria itu lantas menjawabnya dengan nada tak ramah, "Siapa yang membelikannya untukmu? Kau berhutang padaku!"

Jasmine mendelik, "Hah?"

Sementara pria itu kembali menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan toko sepatu ini setelah memberikan sepasang yang cukup nyaman untuk Jasmine.

"Berapa? Aku akan membayarnya!" Jasmine meraih ponselnya yang belum ia buka sama sekali sejak semalam.

Lion tidak serius, sepatu itu juga ia beli karena keinginannya dan bukan keinginan Jasmine. Tetapi dirinya ingin memberikan pelajaran kepada mantannya itu karena baru saja menolak ajakannya menikah.

"Bayar dengan sisa hidupmu," balasnya santai.

Jasmine menghela nafas mendengar hal itu.

Sudah ia duga jika Lion akan kembali membahasnya, sementara dirinya melihat banyak sekali notifikasi dari Amar karena ia tidak meminta izin pada pria itu sebelumnya.

Melihat ekspresi Jasmine yang tampak masam, Lion yakin jika gadis ini sedang membaca pesan dari kekasihnya.

Namun, itu bukan urusannya dan Lion menambah kecepatan mobilnya menuju rumah sakit lama tempat Ivy bekerja. Mungkin keduanya bisa mendapatkan alamat rumah Ivy melalui rekan kerja wanita itu.

***

"Dia sudah lama mengundurkan diri, apalagi saat hamil waktu itu kondisinya sangat memprihatinkan."

Jasmine dan Lion yang mendengarnya lantas terdiam dan merasa jika Kana sangat tega karena tidak peka setelah melakukannya.

"Di mana dia sekarang? Bisakah kami mendapatkan alamatnya?"

"Kami memiliki alamat apartemen yang dia sewa, tapi tidak tahu sudah pindah atau belum."

Lion tampak lega, "Boleh kami memintanya?"

"Tentu."

Jasmine ikut lega karena akhirnya mereka bisa menemukan keberadaan Ivy nantinya, setidaknya untuk membicarakan bagaimana Nolan nantinya.

"Terima kasih!" Lion mengucapkan hal itu setelah dirasa mendapatkan bantuan yang sangat ia harapkan.

"Sama-sama."

Mereka pergi dari tempat resepsionis yang kebetulan mengenal Ivy dengan baik, melanjutkan lagi ke alamat yang diberikan.

"Kita akan ke sana sekarang!" ajak Lion.

Jasmine hanya mengangguk saja dan kembali masuk ke mobil, membiarkan Lion mengemudi seperti biasa dan ia hanya menyimak pria itu.

"Apa orang tuamu tidak akan menerima Nolan nantinya?" Jasmine membuka obrolan karena bagaimanapun juga Nolan adalah anak kandung Kana, kakak Lion.

"Bisa saja, tapi tidak dengan Kak Ivy."

Jawaban dari Lion lantas membuat Jasmine mengambil nafas dalam. Sesulit itu menjalin hubungan dengan pria kaya, ia menjadi menyesal pernah dekat dengan pria ini.

Melihat reaksi yang diberikan Jasmine, Lion meliriknya sebentar lalu bertanya, "Kenapa tiba-tiba menanyakannya?"

Gadis itu menggeleng, "Tak apa. Hanya ingin tahu."

Lion mengerti bahwa mungkin Jasmine ingin menyampaikan sesuatu. Terlihat dari wajah mantannya itu yang tampak memikirkan hal lain.

"Apa yang Ibuku katakan padamu waktu itu?" Lion sebenarnya penasaran karena Jasmine langsung meninggalkannya begitu saja.

Jelas gadis tersebut tidak akan jujur jika dirinya diberi uang oleh ibu dari mantannya itu. Lagi pula, Jasmine tidak menerimanya dan memilih langsung menjaga jarak.

"Tidak ada. Intinya aku harus menyerah dengan hubungan kita," balasnya acuh.

Lion tersenyum miring, "Aku terus berpikir apa yang membuatmu mundur, ternyata jawabannya memang Ibuku. Kau terlalu takut pada beliau?"

Gelengan gadis itu berikan, "Lion, aku memikirkan karirku sendiri dan menyadari bahwa Ibumu memiliki peran penting dalam dunia kesehatan. Beliau pasti akan membuatku kesulitan jika aku tetap memaksakan diri bersanding denganmu, aku sangat takut dipecat."

Lion paham bahwa orang bawah seperti Jasmine tidak akan berani untuk banyak tingkah dan cenderung mentaati peraturan.

"Tapi kau langsung punya pacar lagi," sindir Lion.

"Harusnya memang seperti itu. Kau sendiri kenapa tidak mencari pacar dan cepat menikah?" Jasmine membalikkan pertanyaan itu dan membuat Lion menghela nafas.

"Aku menunggu kejelasan mu."

"Sudah jelas sekarang, lebih baik kau segera mencari penggantiku!"

Seperti diperintah, Lion tidak ada keinginan mencari kekasih lain karena hanya Jasmine yang mampu membuatnya gila.

Beberapa saat mereka terdiam dan akhirnya Lion menanyakan hal yang sangat ingin ia ketahui kebenarannya, "Kau sudah tidur dengan pacar barumu itu?"

Pertanyaan yang cukup privasi. Untuk apa mantannya ingin tahu?

"Itu urusan kami," balas Jasmine mulai tak nyaman.

Lion lalu tersenyum tipis, "Semudah itu untukmu?"

Tidak. Ia dan Amar tidak pernah melakukannya, pacarnya juga tidak pernah meminta hal tersebut darinya dan mereka hanya fokus menabung meskipun Riris membuat keduanya repot.

"Lupakan semuanya, Lion. Hubungan kita tidak akan pernah berhasil!" Jasmine mengakhirinya karena muak jika terus membicarakan hal yang sama setiap hari.

***

Di sebuah apartemen kecil dengan suasana yang tenang dan juga bersih, seorang wanita memeluk lututnya dan ia akan berangkat beberapa menit lagi untuk cuci darah.

Ting! Tong!

Bel apartemen itu berbunyi dan mungkin ada tamu untuknya.

Langkah kakinya menyusuri lantai dingin itu dan membukanya. Mata cekung-nya terkejut saat menyadari bahwa ada tamu yang membuatnya mundur seketika.

"Kak Ivy!" Jasmine terkejut melihat keadaan Ivy yang kini tampak berbeda dari saat mereka bertemu dulu.

Tubuhnya kurus sekali, wajahnya pucat dan cekungan pada mata membuat Lion tidak tega.

"Boleh kami masuk?"

Mau tak mau, Ivy lah yang menyuruh Lion untuk membantunya merawat Nolan sementara.

"Silahkan..." lirihnya.

Apartemen ini tidak besar, hanya tersekat beberapa ruangan dengan semua barang yang tertata rapi.

"Kau tampak tidak sehat sama sekali. Sakit seperti apa yang kau derita, Kak?" Lion mencoba memposisikan diri dan menebak penyakit apa yang diderita oleh Ivy.

"Ginjalku rusak. Aku harus rutin cuci darah jika ingin tetap hidup," balasnya pelan.

Jasmine memandangnya kasihan, ditambah dengan Lion yang kini sangat prihatin.

"Bagaimana kabar Nolan? Sedang apa dia sekarang? Terima kasih sudah merawatnya untukku, Lion. Terima kasih juga untukmu, Jasmine."

"Nolan baik-baik saja. Dia cepat beradaptasi," balas Jasmine dengan senyuman.

"Kenapa kau tak mengatakannya langsung pada Kakakku, Kak?" Lion tampak terpukul karena keluarganya memiliki sikap yang buruk.

Ivy tersenyum tipis, "Jika aku mengatakannya, mungkin aku tidak akan bisa melahirkan Nolan."

Benar. Ivy pasti akan dipaksa untuk menggugurkan kandungan itu dan diberi uang untuk menjauh.

Kemudian wanita itu melihat jam dinding dan berkata, "Kalian bisa menemuiku di lain waktu. Sekarang aku sedang memiliki janji dengan dokter, waktunya cuci darah..."

"Biar kami yang mengantarmu!" Lion menawarkan diri dan mencoba untuk berbuat lebih baik.

"Biar ku bantu!" Jasmine mendekat Ivy dan berjalan beriringan.

"Apa kalian tidak sibuk?" Ivy takut merepotkan keduanya.

"Tidak. Kami banyak waktu luang saat ini," balas Lion kalem.

Ivy tersenyum mendengarnya. Lion dan Jasmine memang baik, berharap keduanya menemui takdir indah.

1
Assyifa Nabila Saputri
up 1lgi thor
Yani Cuhayanih
ivy sangaaat mengejutkan....
Yani Cuhayanih
bilang saja macan liar adalah lion
Yani Cuhayanih
sebaiknya lion cepat menikah dengan jasmine walaupun hanya di saksikan oleh tuan dion sendiri
Assyifa Nabila Saputri
up donk thor
Yani Cuhayanih
semoga berahir baik
Assyifa Nabila Saputri
up thor
Yani Cuhayanih
lion kau memperkeruh suasana....gawaaaat runyaaaam boleh kah aku paketkan nyonya dahlia ke taman bunga di afrika dekat gurun pasir sekalian..jd orang sombong amaaaaat ....
Sahduati
lanjutt😘
Olny Julia N
cepet lanjutin ga thor!!!
Olny Julia N
gue suka gaya lu jasmine!!
Olny Julia N
karna ulah kau kanaa!!!!!
Yani Cuhayanih
kenapa harus berpisah hanya karena masalah beda status kekayaan
Yani Cuhayanih
menarik cuuus lanjuuut
Maito
Jatuh cinta 💖
Habibah Habibah
Karakter-karakter dalam cerita ini memiliki dinamika yang menarik.
Pena_Penantian99
kak dian.... semangat 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!