DANGKAL

Saat ini, Cris adalah karyawan Bar Poke yang sangat populer, dari ketampanan yang dimilikinya serta gaya Tehnik memainkan botol minuman beralkohol, membuat para wanita betah dan tergila-gila terhadapnya. Hingga ia di prioritaskan oleh Atasannya di Bar Poke.

"Kau tunjukan aksi mu secerah pelangi di mata mereka" kata Atasannya beberapa waktu yang lalu.

"Cris ..? Setenar itu kau disini"

Seru Vera tercengang atas ketenarannya yang di sorak histeris oleh para pengunjung bagai Artis favoritnya. Lalu, Vera hanya memandangi nya sambil menghabiskan Minuman salam gelasnya.

Cris mulai beraksi di balik meja Bartender yang sudah di penuhi oleh beberapa botol minuman, botol itu seolah sedang bergantian untuk bergiliran di oplos dalam shaker cocktail. Gaya Cris membuat kerumunan bertepuk tangan ria.

"Ayo, ayo ..." sorak sembari bertepuk tangan.

"heyah, heyah, heyah ..."

Sorak pengunjung kembali dengan khas seolah sedang menonton sebuah konser Band papan atas. Wajah Cris saat itu terbilang coll handsome yang semakin membuat dirinya percaya diri dalam aksinya mengocok shaker cocktail.

"Keren juga kau, Cris ...!" Kata Vera seraya tersenyum.

"Tuangkan Tampan" kata pengunjung wanita cantik asal Bali, ia mendapat giliran pertama untuk menerima minuman yang sudah di tuang ke dalam gelas cantik yang tampak langsing. Setelah itu lekas menghabiskan minuman yang berada di gelasnya.

"Hore ...!" Tepuk tangan dari pengunjung di berikan kepada wanita asal bali itu, dengan tiba-tiba ia mencium pipi Cris hingga meninggalkan jejak lipstiknya yang berwarna merah.

"Much ...!" Suara ciuman terhadap Cris dengan candu.

Seketika keadaan semakin pecah penuh sorakan akibat ulah gadis bali yang mencium pipi Cris. Vera tercengang atas apa yang di lihatnya, kecupan terhadap pipinya serasa akrab dan dianggapnya biasa saja oleh Cris. Dan Vera merasa, bahwa Cris sudah mencapai tujuan hidupnya yang ia cita-citakan sejak masa SMA nya.

Masa-masa SMA dulu, Cris pernah berkata kepada Vera, "Hidup di keliling wanita cantik dan mencumbunya dengan bebas adalah sebagian dari hobi". Lalu, Vera saat itu langsung menjitak kepalanya dengan kuat sambil berkata, "Dasar Otak Mesum".

"Cris semakin gila" kata hati Vera.

"Lelaki yang kamu sukai sejak dulu, tidak sesuai harapan mu, Nay!" Sambung kembali Vera dalam hati nya dengan bibir miring, seolah mengejek akan selera Nayla. Lalu, saat pandangannya tetap fokus terhadap Cris, dengan tiba-tiba terlintas sebuah rencana dalam pikiran Vera.

Rencana itu terlintas dengan begitu saja ketika ia mengejek selera Nayla. Namun, sebuah celah yang cukup cemerlang baginya bahkan bisa meraih kebahagian bagi Vera.

"Ku mulai dari mana dulu, ya?!" Kata Vera dengan ambisi terhadap egonya.

"Cekres ...!" Suara korek menyala membakar rokok yang sudah di jepit oleh kedua Bibir Vera. Lalu, "Suuttt ...." suara buangan asap yang di hisapnya.

Ia mulai mengatur rencana itu dengan matang, di susunnya perlahan agar tak mudah berantakan sembari menikmati sebatang rokok. "Pelayan ...!" Teriak Vera memanggil pelayan Bar dengan tiba-tiba.

"Bisa aku bantu, Nona?" Tanya pelayan yang sudah tiba di meja Vera.

"Aku pesan Bir satu Botol" Kata Vera.

"Baik, Non ..!"

Tak cukup lama, Bir itu tiba di meja nya berikut gelas besar yang sudah terisi Es batu. Lalu, di tuangkan oleh pelayan itu sampai memenuhi gelas besar.

"Silahkan Non ..., mmm, ada lagi yang bisa di bantu?" Kata pelayan berikut tawarannya. Namun, vera menolak tawarannya serta memasukan sejumlah uang kedalam saku nya untuk tips sebagai rasa terima kasih atas pelayanan terbaiknya.

Lalu, ia menghabiskan sekaligus Bir yang sudah di tuangkan oleh pelayan itu dan segera mengisi ulang kembali gelas yang sudah kosong oleh sisa bir yang masih berada di dalam botol.

"Setidaknya dengan Bir ini bisa menyusun rencana saya!" Ujar sambil meminum yang kedua kalinya dengan perlahan.

Tampaknya, Vera mulai menguasai rumus monopoli yang biasa di pergunakan oleh seseorang untuk kesuksesan bisnisnya. Jadi, ia tidak begitu kesulitan soal merumuskan yang ada dalam isi kepalanya. Mungkin, ia tinggal memikirkan waktu yang tepat untuk melancarkan aksi nya.

"Hhmm ..., sebaiknya aku hampiri dia sekarang!" Jelas Vera dan mulai terbangun dari kursi tamu.

Perlahan ia menghampiri Cris yang mulai menyepi di meja bartender dan berganti kerumunan di depan panggung penari erotis. Di sela-sela kerumunan itu, ia menepuk tubuh orang yang tengah asik happy untuk memberikan jalan terhadapnya. Meski tubuhnya tersentuh oleh sebagian orang karena asik bergoyang, ia tetap berjalan dan tak menghiraukan nya.

Namun, tiba-tiba Vera menghentikan langkahnya yang tinggal beberapa meter saja. Itu semua karena ia melihat Lee yang baru tiba dan menegur sapa terhadap Cris.

"Lee ...?" kata Vera dengan menghentikan langkahnya.

Dari posisi yang tidak begitu jauh, ia melihat Lee bersama perempuan yang di bonceng oleh Cris saat dalam perjalan sebelumnya, ketiganya begitu terlihat akrab sekali.

"Mereka sudah berteman sejak kapan? Lalu, perempuan itu siapa sebenarnya!" kata Vera dengan bingung, di lampu merah ia melihat Cris berboncengan dengan perempuan itu. Tapi, sekarang perempuan itu datang bersama Lee. Dalam benak Vera, tak mengerti soal kedekatan mereka.

Lalu, dari kejauhan Vera hanya menyikapi ketiganya yang tak begitu asing obrolannya, seolah mereka sudah seperti sahabat dekat. Lantas apa yang akan di lakukan Vera setelah apa yang di rencanakannya begitu matang, ia mulai mengurungkan niatnya dan menunggu waktu yang tepat. Tapi, tak sengaja dari kejauhan, Cris melihat Vera berdiam diri di tengah kerumunan.

"Vera ....?" Kata Cris tercengang.

Saat itu juga Vera mulai panik dan berusaha membuang wajah nya ke area sekitar seolah bukan dirinya yang di lihat.

" Sial, dia melihat ku lagi"

"Mudah-mudahan Cris tak tak menyadari bahwa ini aku!"

Seru dalam hati Vera dengan paniknya. Namun sayang, Cris lebih mengenalinya meski di sela-sela kerumunan. Lalu, Cris lompat seketika dari meja Bartender hingga membuat Lee serta Renata kaget atas sikapnya yang tiba-tiba melompati meja bartender, untuk menghampiri Vera.

"Hey, Cris mau kemana kamu?" Teriak Lee.

Renata pun sama meneriakinya berulang kali, "Cris ..., Cris, mau kemana kau!".

Cris tak menghiraukannya dan ia tetap menghampiri Vera yang sudah memalingkan wajah nya sejak tadi. "Mau berlaga menghindari kau, Ver!" Kata Cris sambil mendorong sebagian tubuh orang-orang yang tengah happy dengan Lantunan musik DJ khas Bar.

"Sebaiknya aku cepat keluar dari Bar, sebelum ia menyadari keberadaan ku" kata Vera dengan tergesa-gesa. Ia tak menyadari bahwa keberadaanya telah di ketahui oleh Cris sebelumnya. Sampai ia di ikuti oleh nya, dan langkah Cris pun lebih cepat saat itu serta tinggal beberapa meter saja akan di temuinya.

Dengan kagetnya, Vera pun di tarik lengannya oleh Cris dengan kuat. "Mau kemana kamu?" Kata Cris dengan genggaman erat terhadap tangannya.