Kejadian ini bermula saat Riza Adiatama (25) yang seorang penyandang Autisme kabur dari kurungan jeruji besi di kediamanya, Dia sudah bosan dengan orang orang terdekatnya yang malah memperlakukan dia secara tidak manusiawi.
Di tengah pelariannya dia bertemu dengan sesosok gadis cantik bernama Velisha Widadari, Dara jelita yang berusia 22 tahun itu berprofesi sebagai penjual makanan cepat saji di sebuah stand pinggir jalan, demi menghidupi keluarga dan membiayai kuliahnya,
Pertemuan itu menjadi awal kedekatan natural mereka yang tanpa memperdulikan latar belakang masing masing.
# Hanya Tulisan Sederhana 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anas seanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TA 27
Riza tau Velisha ada di tempat karaoke karena memang dia mengikutinya sedari awal, mulanya dia tidak curiga karena mengira Velisha akan ke pasar untuk membeli keperluan standnya, tapi nyatanya dia menemui Zidan di tempat karoke itu, dan tidak keluar lagi.
"Sudah ku transfer uang untuk melunasi semua hutang pak Beni kepada Anda, mohon segera di cek" ucap Riza di telponnya.
📲"Baik pak, saya sudah mendapat notifikasinya, terimakasih" ucap yang di sebrang telpon.
Setelah Hutang ayah Velisha pada keluarga Zidan terbayar lunas, Riza segera membawa pulang Velisha yang dalam keadaan setengah mabuk itu.
Riza kali ini mengantarnya dengan menggunakan salah satu mobil yang di bawa pengawalnya, karena dia takut Velisha akan terjatuh jika dia membawanya megunakan motor.
Riza terus menyangga tubuh Velisha yang lunglai dan tidak bisa duduk normal di kursi belakang mobil.
Velisha terus menyender ke bahu Riza dan memeluk tangan nya erat.
"Kamu ini siapa?, kita mau kemana?" tanya Velisha yang setengah sadar.
"Kita akan pulang ke rumahmu" ucap Riza.
"Pulang kemana,? aku sudah tidak punya rumah, Zidan sudah mengusir ku dari rumah" ucap Velisha dengan raut wajah nanar.
"Tidak, itu tidak akan terjadi, aku sudah melunasi semua hutang ayahmu, jadi kamu tidak perlu takut lagi" ucap Riza yang masih memakai maskernya.
"Sungguh?, kau baik sekali, aku ingin..." ucap Velisha terhenti dan langsung menyosor pipi Riza yang tertutup masker.
'Chuppp'
Velisha mengecup pipi Riza hingga sampai beberapa detik, sampai sampai membuat Riza yang semula biasa saja menjadi berdebar-debar, meskipun ciuman dari bibir Velisha itu masih terhalang oleh lapisan maskernya, tapi rasa hangat dan lembutnya masih tetap terasa.
"Sudah sudah, kau tidurlah" ucap Riza sedikit salah tingkah, dia sedikit mendorong dada Velisha dengan lembut supaya wajahnya tidak terlalu dekat padanya.
"Iya, aku mau tidur, tapi..." Velisha meraih salah satu pergelangan tangan Riza, lalu tanpa basa basi langsung mengigit punggung tangannya itu sekuatnya.
"Ssh, argh" lirih Riza tertahan, meski itu sedikit menyakitkan tapi dia tetap membiarkan Velisha mengigitnya.
"Ada apa tuan?" tanya sang sopir yang mendengar suara Riza.
"Tidak, tidak ada apa apa" ucap Riza sambil menahan ngilu di tanganya akibat gigi taring Velisha yang menancap di kulitnya,
Sampai sampai meninggalkan bekas yang dalam dan sedikit berdarah saat Velisha melepasnya.
Dan setelah itu Velisha langsung terdiam, dan menutup matanya perlahan dengan tetap bersandar di bahu Riza, namun dia tidak benar benar tidur, melainkan hanya merasa lebih tenang.
Riza langsung menghela nafasnya dalam dalam dan merasa tidak mengerti kenapa Velisha menggigitnya, dia berpikir mungkin itu hanyalah efek dari alam bawah sadarnya, yang bermaksud untuk melindungi diri.
…
Sesampainya di depan rumah Velisha, Riza segera membantu Velisha turun dari mobil.
"Velisha?" pak Beni yang melihatnya langsung menghampiri Velisha.
"Hallo yah, ku pulang" ucap Velisha dengan suara parau dan wajah yang nanar akibat pengaruh alkohol.
"Astaga, apa yang kamu lakukan?, apa kau benar benar mabuk sekarang" Tanya Beni yang langsung tau putrinya mabuk, karena memang tercium aroma alkohol yang menyengat dari mulutnya.
"Aku ingin tidur yah, kepalaku pusing" ucap Velisha dengan lunglai.
Beni segera mengbil alih Velisha dari Riza.
"Siapapun anda, terimakasih karena sudah mengantar putriku pulang" ucap pak Beni yang tidak mengenali Riza,
Karena memang sebagian wajahnya tertutupi masker, dan juga turun dari sebuah mobil. jadi wajar jika pak Beni tidak menyangkanya sama sekali kalau itu Riza.
"Sama sama pak" ucap Riza.
Beni segera membopong Velisha berjalan untuk segera masuk kedalam Rumahnya, dengan terus memarahi putrinya yang setengah sadar itu.
Sementara Riza hanya tersenyum sejenak, lalu kembali masuk ke dalam mobilnya,
"Jalan" ucap Riza pada sang sopir, dan dia pun segera pergi dari tempat Velisha.
.
…
Kesokan harinya.
Velisha bangun dengan keadaan masih sedikit linglung dan kepalanya masih terasa berat.
"Dimana aku?, apa ini kamarku?" gumam Velisha yang memperhatikan ke setiap sudut kamaranya.
Dia terdiam lama untuk mengumpulkan kesadarannya yang utuh.
"Velisha, apa yang sudah kamu lakukan semalam?" tanya Beni yang masuk tiba tiba.
"Aku, aku tidak ingat yah, aku hanya ingat kalau kemarin Zidan menyuruhku minum minuman beralkohol, dan setelahnya aku hanya mengingatnya samar samar" ucap Velisha
"Kenapa kamu harus mengorbankan harga dirimu sendiri nak?, ayah lebih rela jika harus tidur di jalanan, daripada gadis ayah harus menjual kehormatannya" ucap Beni.
"Menjual kehormatan?, apa maksud ayah?" tanya Velisha bingung.
Pak beni langsung melempar amplop berwarna coklat yang dia dapati dari saku jaket itu ke hadapan Velisha, dan dia langsung terduduk lemas di tepian tempat tidur dengan raut wajah yang sangat kecewa.
"Apa ini yah, apa kemarin keluarga Zidan memberikan keringanan lagi?" tanya Velisha seraya mengambil amplopnya
Velisha segera membuka amplop itu, dan melihat di dalamnya hanya ada selembaran bukti pembayaran, dan sepuluh lembar uang merah.
"Ini uang apa?" tanya Velisha.
"Harusnya ayah yang bertanya itu, keluarga Zidan sudah mengkonfirmasi kalau hutang ayah sudah di lunasi, apa kau sudah menjual kehormatanmu pada seorang yang kaya?" tanya pak Beni
"Aku tidak tau Yah" ucap Velisha yang langsung berwajah sedih.
"Tidak mungkin kan ada orang yang rela membantu kita secara cuma cuma, tolong jelaskan pada ayah sekarang" tanya pak Beni yang selalu berpikir rasional.
"Tapi aku sama sekali tidak bisa ingat apa apa yah, aku hanya di paksa mabuk oleh Zidan, itu saja, dan....." Velisha langsung terdiam saat sekelebat ingatan samar muncul di otaknya.
"Aku aku, tidak tau yah" ucap Velisha yang langsung murung, juga mulai berpikiran negatif tentang dirinya, karena dia sedikit mengingat ciumannya yang dia berikan pada Riza.
'Apakah kesucianku sudah benar benar hilang?, apakah aku di jajakan Zidan kepada pria hidung belang untuk melunasi hutangku?, ya tuhan, apakah ini benar benar terjadi padaku?' batin Velisha
Air matanya pun tiba tiba merembes dari sudut mata Velisha, dan mulai membasahi pipi dan berakhir di selimut yang masih dia gunakan.
"Maafkan Ayah, semua ini terjadi karena ayah" ucap Beni.
Velisha benar benar murung memikirkannya, dia bahkan tidak punya semangat lagi untuk beraktivitas pagi, dan hanya mengurung diri di kamarnya
…
Sementara di sisi lain, terlihat Riza yang sudah menunggu Velisha di atas motornya, untuk mengantarnya ke kampus seperti biasanya, tapi Riza tidak kunjung menerima pesan apapun dari Velisha di layar ponselnya yang terus dia tatap.
"Kemana dia, Apa dia trauma soal semalam?, aku harus memastikanya" ucap Riza, dia segera turun dari motor dan melepas semua atribut pemotornya.
Setelahnya dia menyambangi kediaman Velisha dengan berjalan kaki.
'Tok, tok' Riza langsung mengetuk pintu rumah Velisha.
Tidak lama pak Beni membukanya.
"Pagi paman" sapa Riza.
"Ya, pagi" ucap pak Beni nampak tidak bersemangat.
"Apa Velisha ada?" tanya Riza
"Ya, dia sedang tidak enak badan, dia ada di kamarnya" ucap pak Beni
"Velisha sakit?, boleh aku menjenguknya Paman?" tanya Riza,
"Ya, masuk saja nak Riza" ucap pak Beni
"Baik paman, terimakasih" ucap Riza segera yang masuk ke dalam.
...~•~...
semangat 💪💪
msih pnsaran knpa Riza gk jjur aka
1 vote utkmu thor..💪💪