Ha Yun adalah seorang dokter yang lahir dari keluarga kaya raya dan terpandang. Tepat di usianya yang ke 13 tahun ia harus kehilangan ibunya sehingga ia pun mengalami trauma berat yang membuatnya enggan membuka hati kepada seorang gadis.
Namun tiba-tiba datanglah seorang gadis sederhana nan lugu yang membuat hatinya luluh. Sayang seribu sayang, hubungan keduanya pun terhalang oleh masa lalu keluarga keduanya yang penuh polemik.
Akankah keduanya mampu menyatukan permus*Han keluarga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeyn Seyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 (Kencan pertama Ha Yun dan Sheny)
*Selamat membaca*
“Bisma,” panggil Ha Yun membuat langkah Bisma terhenti.
Ha Yun melangkah ke arah Bisma, di situ Bisma hanya diam, hingga akhirnya Ha Yun menanyakan permasalahan antara dirinya dan Saira dan alasan mengapa Bisma memblokir nomor Saira. Padahal sebelumnya Bisma begitu mengejar-ngejar Saira, jadi sangat aneh jika Bisma melepas Saira begitu saja.
“Apa Saira mengadu sama Kak Ha Yun?”
“Bukan begitu, tapi kenapa kamu tiba-tiba hilang tanpa kabar, jika ada masalah kan bisa bicarakan baik-baik,”
“Kak Ha Yun tidak perlu menanyakan suatu hal yang tidak penting, Bisma capek mau istirahat.” balas Bisma seraya melangkahkan kaki nya menuju kamarnya.
Ha Yun menghela napas kemudian berkata, “Kenapa pulang semalam ini?” pertanyaan Ha Yun kembali membuat langkah Bisma terhenti.
“Ketemu teman-teman habis itu nganterin pulang jessy,” jelas Bisma dengan enteng nya tanpa merasa bersalah pada Saira.
“Mantan kamu?”
“Kenapa memangnya?”
“Apa ini alasan kamu tidak mau bertemu Dokter Saira?”
“Aku mau tidur, capek! lebih baik kak Ha Yun pulang sudah malam.” ujar Bisma seraya kembali melangkah kakinya menuju kamar dan tak menghiraukan panggilan Ha Yun.
“Apa sifatnya yang dulu balik lagi?” tanya Ha Yun pada dirinya sendiri.
Ha Yun sendiri tidak habis pikir akan Bisma yang berubah begitu cepat karena ia tahu bagaimana usaha Bisma untuk mendapatkan Saira, ibaratkan banj*r pun akan di lalui, laut pun akan ia seberangi oleh Bisma demi mendapatkan Saira.
Bahkan Ha Yun merasa sikap Bisma berubah tidak hanya pada Saira, melainkan kepada dirinya, ia dapat merasakan sikap Bisma yang terlihat acuh kepadanya. Bahkan untuk pertama kalinya, Bisma membentak dirinya, hal itu seakan semakin membuat Ha Yun tak mengerti.
Keesokan harinya.
Ha Yun bersiap-siap memilih jas yang akan di gunakan untuk datang ke acara pernikahan temannya. Padahal pastinya pilihannya akan jatuh pada kemeja dan jas, namun ia masih tetap merasa bingung, ia takut jika ia tak cocok dengan pakaian yang akan di pakai Sheny nanti, atau mungkin ia tak cocok dengan jas warna yang akan ia pakai.
“Hitam saja, kan hitam akan cocok sama warna apa saja, tidak apalah sama dengan pengantinnya, tapi sepertinya Rendi pakai jas putih, ahh... Hitam juga tidak apa-apa, memangnya kenapa kalau sama dengan pengantinnya.” Putus Ha Yun akhirnya.
Setelah memakai jas ia berkaca terlebih dahulu, melihat dirinya di cermin, ia menyadari betapa tampan dirinya. Pria blasteran Indonesia-Belanda itu memang bisa di katakan nyaris sempurna secara fisik, secara ekonomi, bahkan secara pendidikan ia pun juga bisa di katakan bagus.
“Sekarang tinggal menjemput gadis berponi.” Lanjutnya seraya melangkah mengambil kunci mobilnya.
Sheny sendiri hanya memakai pakaian seperti biasanya karena Ha Yun bilang Ha Yun akan mencarikan gaun untuknya. Karena acaranya jam sepuluh pagi, jadi Sheny sengaja mengepel lebih pagi.
“Kamu sudah mau berangkat kerja?” tanya Ibu Sarita.
“Iya Bun, Sheny berangkat dulu ya!” pamit Sheny seraya mencium tangan Ibunya itu.
Sesampai di luar gang, terlihat Ha Yun telah menunggunya, segera Sheny menyeberang jalan menghampiri Ha Yun.
“Maaf lama,” ujar Sheny.
“Tidak perlu minta maaf, ayo masuk.” Ujar Ha Yun seraya membukakan pintu mobilnya.
Sheny masih tertegun menatap Ha Yun dengan lekat, Sheny merasa baru kali ini di perlakukan dengan sangat baik, bahkan saat ia dulu pacaran ia tak pernah mendapatkan perilaku yang sangat manis oleh kekasihnya.
“Apa aku tampan?” Tanya Ha Yun dengan mendekat ke wajah Sheny.
“Apa sih.” Sungut Sheny dengan ekspresi malu kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Ha Yun tersenyum melihat ekspresi Sheny yang terlihat salah tingkah di depannya. Ha Yun pun mulai melajukan mobilnya, menuju butik untuk mencari pakaian yang akan di kenakan Sheny.
Namun kemudian ia teringat kejadian semalam, sehingga ia pun menceritakan tentang bagaimana sikap Bisma yang terlihat aneh kepada dirinya, bahkan Bisma juga memblokir nomor Saira dan semua akun media sosial Saira. Mendengar hal itu tentu Sheny tak percaya, karena setahu Sheny, Bisma sangat mencintai Saira.
“Aku juga tahu, makanya aku bingung,” ujar Ha Yun.
“Sudah kita jangan bahas ini dulu, kita sudah sampai.” Ujar Ha Yun membuka safety belf atau sabuk pengamannya dan keluar dari mobilnya, tak lupa ia juga membukakan pintu untuk Sheny.
Sheny pun keluar dari mobil Ha Yun, ia masih terdiam melihat butik itu. Di lihat dari tempatnya, butik itu cukup besar, kemungkinan harganya akan sangat mahal.
“Ayo masuk.” Ajak Ha Yun seraya menarik lengan Sheny.
Sesampai di dalam Ha Yun memilihkan warna putih karena menurutnya tidak ada yang lebih bagus dari warna putih, baginya ketika seorang perempuan menggunakan warna putih itu akan terlihat anggun.
Dan benar saja setelah di ganti gaun juga di make over Sheny benar-benar terlihat berbeda di tambah ia menggunakan wig panjang sedikit ikal dan dengan warna sedikit merah, namun identik dengan poni depannya, di situ Sheny juga menggunakan soflen untuk mata minusnya, sehingga Sheny tidak menggunakan kacamata lagi.
“Oh tidak kenapa dia menjelma seperti gadis yang sering nge-dance di Korea itu, tapi dia cantik sih,” gumam Ha Yun dalam hati
“Ohh no! kenapa dia seperti itu, buat dia seperti wanita Indonesia,” pinta Ha Yun kepada pegawai butik yang merias Sheny.
“Kenapa? Aku suka seperti ini,” ujar Sheny tersenyum.
“Ahh ya sudahlah, kita bisa telat kalau kamu ganti yang lain.” Putus Ha Yun melihat arloji di tangannya.
Melihat Sheny seperti itu, tentu bukan hal yang biasa bagi Ha Yun. Secara diam-diam, Ha Yun terus mencuri pandang melihat Sheny yang menurutnya sebenarnya Sheny itu gadis yang sangat cantik nan anggun, namun karena biasanya Sheny berpenampilan sedikit culun, hal itu seakan membuat orang tidak PD berada di dekat Sheny.
“Dia benar-benar sangat cantik, tapi kenapa aku takut ya? Gimana nanti kalau ada yang naksir sama dia?” gumam Ha Yun dalam hatinya.
“Pokoknya nanti aku harus jagain Sheny,” putusnya.
Tak berselang lama, mereka pun sampai di gedung tempat teman Ha Yun menikah. Sheny melihat seorang yang baru saja datang, terlihat seorang pria bersama seorang gadis yang sangat modis, dan gadis itu memegang tas branded tubuhnya juga sangat tinggi, dengan mempunyai badan body goal, yang hanya dari belakang saja sudah membuat pandangan orang teralih kepadanya. Jangankan seorang pria, wanita pun akan iri melihatnya.
“Kamu ingin seperti dia, mana bisa,” ujar Ha Yun.
“Tahu aku mana mungkin bisa seperti wanita itu,” ujar Sheny dengan wajah sedih.
Melihat Sheny yang bersedih, membuat Ha Yun merasa bersalah karena sudah mengatakan hal-hal seperti itu. Dalam hatinya sebenarnya ia hanya ingin membuat Sheny cemburu, dan mencoba menutupi perasaan yang benar-benar terkesima akan wajah Sheny.
“Gandeng tangan aku.” Pinta Ha Yun membuat Sheny terdiam.
*Terimakasih yang sudah mampir jangan lupa like komennya🤗*
kritik dan saran saya terima
ada yg ingin saya tanyakan tentang dialog apa itu ya aksi sama apa itu yg pernah saya bc dari komentar kk di karya orang lain 🙏🙏
🐠🐠 + 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎