Mengandung Benih Pria Beristri

Di rumah sakit ternama, di ruang perawatan terbaring Hans yang tangannya kini sedang di perban oleh seorang dokter profesional. Dalamnya luka yang di alaminya membuat telapak tangan Hans harus mendapatkan sepuluh jahitan. Mata Hans masih memerah di penuhi api dendam dan amarah.

"Argghhh.Aku tidak akan membiarkan kalian hidup bahagia! " sumpahnya dalam hati dengan berteriak kencang. Asisten nya hanya bisa berdiri kaku dengan wajah gelisah.

"Tommy! " panggil Hans setelah dokter dan perawat pergi.

"Ya, tuan!"

"Bagaimana, kau sudah menghubungi flora?"

Sang asisten terlihat takut- takut untuk bicara. "Sudah tuan, tapi--"

"Tapi apa?"

"Yang mengangkat bukan nona muda, tuan. Melainkan seorang lelaki. "

Hans yang langsung peka apa tommy katakan, seketika melemparkan gelas yang berada di atas nakas samping ranjang rawatnya.

"Bang*sat! kakaknya di sini sedang sakit, dia malah lagi enak- enakan sama lelaki miskin itu! " Hans lantas kembali meraung melampiaskan seluruh amarahnya pada benda- benda di sekitar nya, tommy semakin ngeri melihat nya ingin menghubungi tuan dan nyonya besar tapi saat ini mereka sedang berada di luar negeri.

Sementara itu unit apartemen mereka, Flora dan Zergan kembali ke rutinitas mereka. Zergan dengan profesi nya sebagai fotografer terkemuka dan flora sebagai supermodel internasional. Beberapa job kini kembali datang menghampiri flora setelah kegagalannya pada job sebagai model iklan perhiasan terkenal gagal ternyata di balik itu semua Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang lebih besar untuk nya sebagai gantinya, flora selalu mengucapkan syukur setelah menyadari cintanya untuk zergan hidupnya kini seolah berwarna. Dia yang awalnya selalu memprioritaskan teman- temannya kini mulai membatasinya dan fokus pada siapa yang selalu setia berada di samping nya saat ini. Terlebih setelah pengumuman perceraian nya dengan David, beberapa teman sosialita nya memilih untuk menjauhinya.

"Maaf flo, sekarang lo di blacklist dari group Independen woman. " ujar salah satu temannya waktu itu di sebuah cafe yang sedang nge-hits setelah huru- hara tentang perceraiannya tersebar di internet.

"Iya.Maaf ya, kelompok sosialita kita ini cuman buat suami atau partner mereka yang kerjanya di kantoran, sementara lo setelah pisah sama David malah milih sama seorang fotografer yang pekerjaannya gak jelas." ujar lagi salah satu temennya kala mereka mengetahui hubungan nya yang baru di mulai dengan zergan.

"Iya sayang banget, lo cantik, karir cemerlang tapi salah pilih pasangan, pantes sih David juga cerein lo! "

Waktu itu kesabaran Flora mulai menipis, tak apa jika mereka menghinanya tapi tidak saat mereka mulai mengaitkan zergan.

"Gak apa- apa, di keluarin geng kalian juga bukan masalah buat gue. Tapi asal lo semua tahu gue gak pernah nyesel milih zergan buat ada di samping gue!" Setelah mengatakan itu flora memilih pergi dari hadapan mereka.

"Satu lagi, gue baru tahu ternyata ini sifat kalian yang sebenarnya. Ternyata bener kata David, gue seharusnya lebih selektif lagi buat cari pertemanan, biar gak ketemu temen- temen uler kaya kalian! "

"Apa? beraninya lo ngehina kita Flora? emangnya lo tanpa David bisa apa hah?! "

Waktu itu flora tidak mengindahkan amukan mereka namun lebih memilih pergi meninggalkan mereka dengan bahu tegak dan jalan terhormat.

Sekarang dia bahagia meskipun hanya akan ada zergan di samping nya, itu sudah lebih cukup untuk nya.

"Sayang, tadi pagi asisten kakakmu nelpon, " kata zergan pagi itu saat mereka sedang menikmati sandwich sebagai sarapan.

"Oh tommy? "

"Yap. Dia bilang kakak mu sedang berada di rumah sakit. Maaf aku yang mengangkat nya karena kamu masih tertidur pulas jadi tidak tega membangunkan mu. "

Mendengar berita kakaknya berada di rumah sakit membuat sepasang mata flora melebar, kaget. "Kakak di rumah sakit? dia kenapa? "

Sebelum menjawab, Zergan menghela napas pelan. "Shane baru memberitahukan ku pagi ini. Semalam terjadi keributan di club tempat kita merayakan acara reuni? "

"What? keributan apa? "

"Katanya karena David. Dia bertengkar dengan Hans karena seorang wanita yang menjadi pelayan di sana. "

Raut wajah flora kemudian berubah, Zergan tak mengerti entah apa yang sedang di pikirkan flora sekarang.

"Seorang wanita? bukankah David hanya mencintai Citra? sekarang wanita baru lagi? "

Pikir flora dalam hatinya.

"Kamu tahu siapa pelayan wanita itu, Honey? "

Zergan menggeleng pelan. "Sayangnya gak ada yang tahu. Baik Shane ataupun kaino belum mempertanyakannya pada David. Intinya kata Shane semalam David sangat marah karena katanya Hans mencoba untuk menodai pelayan wanita itu. Itulah yang membuat David sangat marah. "

Mendengar penjelasan zergan membuat Flora semakin di rundung rasa penasaran. Apakah pelayan wanita itu citra? jika iya, kakaknya sangat salah dalam menargetkan seorang wanita. Pantas lah sekarang dia sedang berada di rumah sakit.

"Sayang? " panggil Flora.

"Hmm." sahut zergan.

"Nanti anterin aku temui kakak di rumah sakit ya? " pinta flora penuh harap. Mengingat zergan juga baru saja terlibat pertengkaran dengan Hans semalam, jadi flora lebih hati- hati membicarakan nya ragu juga zergan akan mau mengantar nya.

Namun semua kekhawatiran itu sirna saat zergan tersenyum lembut padanya dan mengusap punggung tangannya.

"Oke, anything for my queen. "

Mendengar nya membuat flora tersenyum bahagia. Memang tidak salah jika dia membuka hatinya untuk zergan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

David baru saja kembali ke unit apartemen nya setelah sebelumnya dia keluar untuk membeli beberapa potong baju untuk sang istri.

Citra yang mendengar suara David yang baru saja kembali, segera berlari menghampiri. David tersenyum penuh cinta padanya.

"Kenapa? aku baru saja pergi saja sebentar, kau sudah kangen padaku? "

Mendengar pertanyaan pria itu membuat citra mengerucutkan bibirnya. "Geer! " ungkapnya dengan decakan kecil.

David tertawa, lepas. Tawa yang belum pernah citra dengar sebelum nya sepanjang dia mengenal pria itu.

"Enggak usah bohong. Katakan jika kau memang rindu, itu terlihat sangat jelas dari raut wajah mu, " kata David sambil berjalan menghampiri menuju meja di tengah ruangan dan menaruh Paperbag yang dia bawa di sana.

Citra berjalan mengekori, wajahnya terlihat penuh penasaran. "Kamu bawa apa?"

"Beberapa potong baju untuk mu. Cobalah. "

Wajah citra tampak berbinar, gadis itu terlihat seperti anak kecil yang baru saja di berikan mainan di mata David membuat pria itu terkekeh pelan.

"Jadi, aku boleh memakainya?"

"Tentu saja, memangnya aku beli untuk siapa?"

Senyum manis terukir di wajah cantik, citra lalu membuka satu persatu Paperbag berisi pakaian- pakaian indah tersebut. Dia sangat menyukai nya lalu dia melihat ruang ganti yang ada di sana, ia hendak langsung mencoba nya sedang kan David terlihat asyik memperhatikan setiap pergerakan istri kecilnya itu.

Citra lantas berjalan ke ruang ganti tanpa dia sadari David mengekori di belakang.

Saat sampai ke dalam barulah dia menyadari sudah ada David di belakangnya membuat dia terpekik pelan.

"Kamu ngapain? "

"Aku? tentu saja aku ingin melihat mu berganti pakaian itu. "

Mendengar David berbicara seblak- blakan itu tentu saja membuat wajah citra langsung memerah merona.

"Kamu-- bagaimana aku bisa berganti pakaian jika kamu di sana?"

Wajah David tampak seperti orang yang tidak memiliki dosa. "Memangnya kenapa? ada yang salah? "

"Pertanyaan mu itu! tentu saja, karena aku malu!" teriak citra tanpa sengaja sebab pipinya semakin terasa memanas.

David malah tertawa, seolah senang sekali untuk menggoda nya.

"Kenapa sayang? aku sudah melihat seluruh tubuh mu bahkan merasakannya, kenapa harus merasa malu! "

Ucapan David membuat citra semakin salah tingkah. "Tuan!"

Melihat citra yang hampir menangis barulah David berhenti tertawa. "Oke fine, tapi panggil aku jika kau sudah memakainya. "

Citra lantas mengangguk. David kemudian mendekat, sedikit merendahkan diri mencuri satu kecupan di bibirnya.

"Aku suka. "

"Suka apa? "

"Melihat mu yang malu- malu. Itu membuat ku gemas. "

*****