Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Siapa wanita itu?
Vino menatap jengkel ke arah wanita di hadapannya itu, "Kau sangat-sangat menjengkelkan Nyonya Rindi.." Ucap Vino.
"Iya, begitu lah aku." Jawab nya.
"Siapa yang kau maksud wanita tua?"
Terdengar sangat seorang pria yang bertanya kepada Vino, Vino yang mendengar hal itu langsung membalikkan tubuhnya. Dan di lihatnya Brian sudah berada di hadapannya dengan anak buah nya yang bersenjata lengkap.
"Dari mana kau bisa tahu tempat ini?" Tanya Vino kesal, karena dia yakin jika tempat ini terpencil.
"Dari sini..." Ucap Keyla sambil menunjuk GPS di yang menempel di paha nya.
Vino menatap tajam gadis kecil itu, dia tak menyangka jika gadis-gadis kecil yang dia remehkan itu sangatlah pintar.
Kemudian Vino langsung menyuruh anak buahnya untuk bersiap, karena tak mungkin jika dia terus berada di sini.
"Kau ingin kabur?" Tanya Brian sambil tersenyum mengejek.
"Tidak.." Jawab Vino.
Kemudian Vino langsung melayangkan tinjuan nya ke arah wajah Brian, tapi sebelum tinju nya mengenai Brian. Roki dengan sigap langsung menahan tangan Vino, "Kau ingin memukul ku? sebelum itu kau harus melewati para kaki tangan ku." Ucap Brian sambil tersenyum.
Kemudian Roki dan Erwin langsung menghajar Vino, tapi anak buah Vino langsung melindungi majikannya itu. Brian hanya tersenyum melihat Vino yang kewalahan menghadapi kedua kaki tangannya.
Dor...
Tiba-tiba terdengar suara tembakan, "Arggg...." Vino seketika langsung menjerit kesakitan.
Brian tersenyum sambil memegang pistol miliknya, dia menembak tepat di kaki kanan Vino.
"Untuk kali ini aku akan melepaskan mu..." Ucap Brian.
Kemudian Vino langsung menyuruh bawahannya untuk membawanya pergi, dan betapa terkejutnya dia saat melihat ke luar kantor polisi. Anak buahnya sudah habis di bantai oleh anak buah Brian.
"Itu Vino, cepat tangkap dia.." Terdengar suara teriakan anak buah Brian.
Vino yang mendengar hal itu langsung melarikan diri bersama anak buahnya yang tersisa. Vino dengan kaki yang terluka terpaksa harus di gendong oleh anak buahnya untuk masuk ke dalam hutan.
Brian hanya tersenyum, karena dia sudah memiliki rencana yang lebih seru ketimbang langsung membunuhnya begitu saja.
Kemudian Maria langsung membuka borgol Nyonya Rindi dan juga kedua putri nya, polis yang berada di sana hanya bisa gemetar ketakutan, begitu juga dengan Asisten Nyonya Rindi yang merupakan seorang pengkhianat.
"Kau.. telah mengkhianati Mama ku." Ucap Keysa.
"Iya.. Dan Mama akan menghukum mu." Ucap Keyla.
Kemudian Nyonya Rindi pun berjalan mendekati Asistennya itu, dengan tatapan datar Nyonya Rindi langsung mengarahkan pistol tepat ke kepala Asisten nya itu.
Dor...
Suara tembakan terdengar, darah dari Asisten Nyonya Rindi pun mengalir mengotori lantai.
"Mama, kenapa kau membunuhnya di sini. Masih ada Keyla dan Keysa." Ucap Brian..
"Kenapa? Lagi pula kedua putri ku tak takut." Jawab Nyonya Rindi sambil memainkan pistol nya.
Brian hanya menggeleng kan kepalanya, kemudian dia berjalan ke arah polisi yang tengah gemetar ketakutan.
"Pak polisi, aparat negara... Aku memiliki dua pilihan untuk mu.." Ucap Brian.
"Pilihan?" Tanya nya.
"Iya pilihan yang akan menentukan nasib mu." Jawab Brian
Polisi itu pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri, "Baiklah, ini pilihan nya. Kau harus membebaskan ibu dan kedua adik ku, dan mengatakan kepada publik bahwa hal ini adalah kesalahan pahaman dan sebagai imbalannya aku akan mengampuni nyawa mu. Tapi jika tidak.. Pelurus di pistol ini akan menembus kepala mu." Ucap Brian.
Tanpa berpikir lama-lama polisi itu pun langsung menyetujui permintaan Brian. "Baik, saya akan membebaskan Nyonya Rindi dan mengatakan jika hal ini adalah kesalahan dan saksi dan juga bukti semua nya palsu." Jawabnya.
"Baguslah, kau sangat pintar." Ucap Brian.
Kemudian Brian langsung menyuruh anak buahnya untuk membereskan kekacauan di kantor polisi itu, dia juga menyuruh mereka untuk membereskan mayat-mayat yang berserakan di luar, begitu juga dengan mayat asisten Ibundanya.
"Ayo kita pulang.." Ajak Brian.
Kemudian Nyonya Rindi berjalan dengan anggun meninggalkan kantor polisi tersebut, kemudian mereka masuk ke dalam mobil Limosin keluaran terbaru.
"Kenapa kau sangat lama?" Tanya Nyonya Rindi kepada putranya.
"Perjalanan ke sini membutuhkan waktu, lagi pula meski aku datang lama. Tak ada yang terjadi, Mama pun masih selamat dan tak lecet sedikit pun." Jawab Brian.
"Kau semakin besar semakin melawan kepada orang tua, Keyla! Keysa! ingat kalian gak boleh niru kelakuan kakak mu itu." Ucap Nyonya Rindi.
"Oke.. Mommy.." Jawab nya serempak.
"Ah, kak. Katanya kau sedang di mabuk cinta dengan seorang wanita?" Tanya Keyla.
"Kata siapa?" Tanya Brian dengan tatapan datar.
"Pria yang tadi, dia mengatakan hal itu tadi." Jawab Keyla.
"Kau masih kecil, jadi jangan banyak ikut campur urusan orang dewasa." Ucap Brian.
"Aku udah gede, usia ku sudah 14 tahun." Jawab Keyla.
Brian hanya menatap datar adik nya itu, sikap dan wataknya hampir sama dengan ibundanya. Dan hal itu membuat Brian sangat malas jika berhadapan dengan ketiga wanita yang sangat-sangat menyebalkan.
"Jadi siapa wanita yang telah mencuri hati putraku?" Tanya Nyonya Rindi.
"Tak ada." Jawab Brian.
"Benarkah?" Tanya nya lagi.
"Iya.." Jawab Brian singkat.
Kemudian Brian melihat handphone miliknya, kontak Clarissa masih tak bisa di hubungi. Dan kini Brian yakin jika Clarissa telah memblokir kontak WhatsApp nya.
Tapi kenapa wanita itu tiba-tiba memblokir nomor nya, apa dia memiliki salah kepada nya?
"Sedang lihat apa kau?" Tanya Nyonya Rindi.
"Tak ada." Jawabnya.
Tring.. Tring.. Tring..
Terdengar suara dering ponsel milik Brian, kemudian Brian langsung mengangkat panggilan dari Lesly.
"Tuan.. Semua polisi dan pihak keamanan yang mengeledah mansion sudah pergi, karena mereka mendapatkan kabar jika semua kasus yang menyangkut tuan adalah kesalahan pahaman."
"Baguslah, kalian siapkan makanan. Aku dan keluargaku akan pulang."
"Baiklah, Tuan."
Kemudian panggilan pun terputus.
"Mama, kita gak akan langsung pulang ke rumah?" Tanya Keysa.
"Enggak, di sana tak terlalu aman. Dan untuk sekarang kalian tinggal di mansion milik ku " Ucap Brian.
"Ih.. Aku tanya sama Mama bukan sama kakak." Ucap Keysa.