NovelToon NovelToon
Guru Galak Ternyata Jodoh Ku!

Guru Galak Ternyata Jodoh Ku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: Yani_AZM

"Penting kah pak?" Tanya Hana dengan suara yang datar, berusaha biasa saja.

Pak Arman menganggukkan kepala.
"Sebentar saja, saya mohon" lirihnya.

Hana yang tanpa respon dianggap Arman menyetujui permohonan nya.

Arman dengan sigap menunjuk sebuah meja panjang yang terletak persis di samping pintu keluar kafe.
"Disini ya..." Ucap nya.

Hana mengangguk dan kembali duduk meletakkan tas ranselnya.

Sebelum duduk, Pak Arman terlihat seperti memberi kode kepada pelayan di dalam, seperti nya sedang memesan sesuatu.

Mereka duduk berdampingan menghadap jendela.

"Jadi gini Hana.. saya ingin kamu menjadi istri saya.." ucap pak Arman tanpa basa-basi sedikit pun.

"Apa! Istri?" Dengan suara yang agak keras melengking, Hana di buatnya kaget bukan kepalang.

Suaranya membuat orang - orang di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.

"Iyaa istri" kata Arman kembali mengulang kata istri dengan lembut sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani_AZM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Arman Kembali Mengatakan Cinta

Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu.

Mendekati Hana akhir - akhir ini tidak sesulit dahulu. Hana makin hari terlihat makin ramah dengan kepribadian nya yang sesungguh nya.

Setelah kejadian hujan lebat waktu itu, membuat Hana banyak berubah.

Perubahan nya membuat pak Arman semakin yakin, kalau Hana sudah mulai membuka hati untuk nya.

"Mungkin ini saat yang tepat untuk mencoba kembali aku nyatakan perasaan ini.." ucap Arman di sebuah restauran mewah.

Mereka berdua sedang makan malam di sebuah restoran mewah di dalam mall dewa jakarta.

"Hana.." sapa Arman sambil menyingkirkan bekas piring makanan yang telah habis.

Hana yang sedang menikmati makanan nya pun menoleh.

Alis nya diangkat ke atas "Kenapa pak?" gumam nya.

"Boleh aku ngomong sesuatu? Tapi.. semoga kali ini kamu ngga tersinggung ya.." ucap nya lirih.

"Maksud nya?" tanya Hana yang masih belum paham.

Tanpa basa - basi lagi pak Arman langsung mengatakan isi dan maksud hati nya.

"Mau kah kamu jadi istri ku Hana?" Sambil menjulurkan kotak berbentuk hati berwarna merah nan mungil, di dalam nya berisi cincin permata yang di keluarkan dari dalam saku nya.

Sekejap Hana terpaku mendengar kalimat itu lagi. Di tambah nya dengan sebuah cincin yang terpampang nyata berkilau di hadapan nya.

Diletakkannya sendok dan garpu di atas piring.

Tangan kanan nya mengambil gelas yang berada di sisi kanan nya.

"Gleeek...."

Hana mencoba menenangkan diri nya dengan seteguk air putih.

Agar tidak gegabah dan salah mengambil keputusan.

Terlihat pak Arman masih menunggu jawaban dari Hana dengan kotak cincin yang masih terbuka di atas meja.

Bola mata pak Arman terlihat begitu fokus menatap Hana, dengan penuh harap.

Hana bingung harus menjawab apa, jantung nya berdegup kencang, membuat nafas nya naik turun tak beraturan.

Tapi Hana berusaha terlihat elegan.

Hana yang juga tengah memandang Arman pun berbisik dalam hati.

"Jika aku katakan iya pada perasaan ini, apa mungkin cita - cita ku akan kandas?"

"Bagaimana pendidikan ku kelak jika sudah menjadi istri nya?"

"Tapi jika aku menolak nya lagi, apa benar aku tak akan menemukan orang yang begitu sayang padaku, dan mau berkorban seperti pak Arman?" gumam nya lagi dalam diam.

Hana terus berpikir dengan hati nya. Mencoba meremukkan keraguan yang mengganjal.

Sepintar - pintarnya Hana menaklukkan segala macam pelajaran, Hanya pertanyaan ini yang begitu sulit terjawab.

Mereka terdiam cukup lama, hingga pak Arman memecahkan keheningan dengan sapa nya lagi.

"Hana..." panggil nya lirih.

"Hmm.. Harus detik ini juga kah pak, untuk menjawab nya?" tanya Hana.

"Oh, tidak - tidak.. tidak ada batas waktu untuk kamu menjawab ini, kapan pun itu aku bersedia menunggu kamu han.." kata pak Arman lirih.

Hana mencoba menutup kotak cincin tersebut secara perlahan di hadapan nya.

Wajah pak Arman berangsur berubah menjadi sedih.

Kelopak mata nya tiba - tiba sayup, tubuh nya yang tadi nya duduk tegak bersemangat berangsur turun dan membungkuk.

"Maaf kan aku ya Han.. Maaf jika aku terlalu terburu -buru" kata pak Arman dengan wajah yang lesu.

Tapi Hana membalas dengan senyum yang begitu manis.

Tanpa berkata apapun, Hana melanjutkan memakan makanan nya yang belum habis tadi.

"Hmm.. Ngga salah kok pak.. Kalau memang bapak serius selama ini sama saya. Datang saja kerumah dan katakan pada bapak!" ucap Hana dengan santai sambil mengunyah makanan.

"Apa? Ngga salah dengar kan aku?! Hana tolong ulangi kata - kata itu!" ucap pak Arman menggebu.

Mata nya berbinar, gigi nya yang putih bersih berjejer dengan rapi terlihat lebih jelas di balik senyuman nya.

"Iya... Datang dan katakan itu semua depan bapak!" seru Hana.

"Tapi pak.. Apa benar kamu tidak akan menjadi penghalang pendidikan ku kelak?" tanya Hana lagi.

"Hana, saya tau kamu adalah siswi berprestasi. Aku ulangi sekali lagi! aku hanya ingin kamu jadi milik ku. Untuk urusan pendidikan mu, itu semua terserah kamu.. Aku akan terus mendukung kamu sampai cita - cita mu tercapai" jelas Arman dengan sungguh -sungguh.

Hana hanya bergeming.

"Jadi gimana? Kamu menerima ku kan?" tanya nya tegas.

Hana masih bergeming, menatap penuh tanya.

"Hana, Jujur saja.. baru kali ini aku melakukan ini pada seorang wanita. Dalam waktu 2 tahun aku menutupi perasaan, di tambah waktu yang hampir satu tahun aku mengejar mu terang - terangan.. Apa itu belum cukup membuat kamu sedikit yakin dengan tujuan ku Hana?" kata Arman meyakinkan.

"Yang ada di pikiran ku hanya pendidikan pak!" jawab Hana.

"Ya! Saya tau Hana. Berapa ratus kali lagi saya harus mengatakan. Kalau saya tidak akan menghalangi pendidikan kamu.." kata Arman.

Hana pun kembali bergeming.

"Jadi gimana Hana, Kamu menerima ku kan?" tanya nya lagi meyakinkan.

Hana mengangguk - anggukan kepala di sertai dengan senyum manis nya.

"Sungguh kah? Kamu ngga sedang ngerjain aku saja kan?!" tanya nya tak percaya, walau dari mata nya terlihat rasa senang bukan main.

"Ya kalau tidak percaya aku tidak memaksa pak!" sambil sesekali meneguk air putih di genggaman nya.

"Horeeeee!!! Yeeeeeee!!! Akhirnya!!! Yessss!!! Terimakasih kasih Hana!!!" pak Arman sampai berdiri mengangkat kedua tangan nya, dan berteriak di khalayak ramai di dalam restauran.

Hana terkejut menyaksikan reaksi pak Arman setelah di terima nya.

Sampai membuat orang di sekelilingnya menoleh keheranan.

Hana malu dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya dan berkata "pak plis duduk jangan berisik! Omaygat" ucap Hana.

"Hehe maaf ya Han, saya tidak bisa menahan rasa bahagia ini, akhirnya perasaan ini terbalaskan" kata Arman sambil mengepalkan tangan nya seakan menang pertandingan.

Hana pun ikut tersenyum.

"Semoga pilihan ku tidak salah" gumam hana dalam hati.

Kini pak Arman begitu bersemangat.

"Oiya pak, omong - omong, dulu waktu bapak mengajar matematika, tujuan bapak hanya cari perhatian ya, sama aku? dengan cara nyuruh aku ngerjain soal random di papan tulis melulu!" kata nya sinis.

Senyum manis yang baru terpancar tiba - tiba berubah sinis.

Hana menatap lurus ke arah bola mata pak Arman dengan serius.

Pertanyaan ini adalah rasa penasaran Hana selama ia bersekolah dulu saat menjadi muridnya.

Seketika pak Arman menyeringai dan tertawa.

Suasana yang serius berubah menjadi guyon.

"Hahaha kamu tau darimana?" tanya nya.

"Loh jadi benar bapak dulu itu nyuruh aku ngerjain soal hanya untuk cari perhatian aku?" tanya Hana menggebu, alis nya saling bertabrakan kencang sekali, mata nya pun terbuka lebar.

"Memang benar hahaha" pak Arman menjawab seperti tidak ada dosa.

"Plakkkk!!!!" Hana memukul lengan Arman agak keras.

"Dasar!!" ketus nya.

"Aduh duh, ampun Hana... Maaf ya maafin aku.. Terus aku harus bagaimana untuk bisa menatap dan menyapa kamu dari jarak dekat, kalau bukan begitu cara nya..." kata Arman.

"Betul kan?" tanya nya lagi.

Hana menggeleng - geleng kan kepala nya kesal, menatap Arman dengan tatapan sinis dan kaku.

Arman berusaha merayu Hana yang sedang terbawa emosi mengingat kejadian saat masih di bangku sekolah dulu.

Jam terus berputar, berbagai cara pak Arman lakukan agar Hana kembali tertawa.

"Oiya Hana, mumpung masih di mall kita main Timezone aja yuk" ajak pak Arman.

Mood Hana yang hilang mulai mekar lagi mendengar kata time zone.

"Boleh juga tuh" kata Hana dalam hati nya.

Tapi karena gengsi Hana yang lumayan besar, ia tidak begitu saja bilang mau. Ia masih saja memasang wajah ambek nya.

"Oiya kita pesan es krim gelato dulu yah, kamu mau tunggu disini dulu atau mau ikut bareng" Arman.

Dengan cepat Hana menjawab "Ikut aja deh".

Arman pun memanggil pelayan untuk meminta bil dan membayar semua makanan di meja.

Setelah transaksi selesai, Arman dengan pede memberikan tangan nya untuk menggandeng tangan Hana.

"Apa nih maksudnya?" tanya Hana menyeringai.

Pak Arman memberikan kedipan mata untuk menggandeng tangan Hana.

"Oooo tidak secepat itu looooh!!" ucap Hana menggoda Arman.

Arman pun tertawa lepas.

"Betapa bahagia hari ini" Kata nya di depan khalayak ramai.

Melihat pak Arman dengan tawa seperti itu adalah momen yang jarang sekali di lihat.

Bahkan baru kali ini pula Hana tertawa lepas karena tingkah Arman.

Mereka berdua terbawa suasana yang makin asik, apalagi setelah membeli es krim gelato kesukaan Hana dan bermain Timezone yang membuat mereka lupa waktu.

"Hadeuuuh seru banget ya pak" ucap Hana.

"Menang mulu kamu curang Han" ujar Arman.

"Enak saja, bapak kali yang curang tadi wleeee" Hana.

Arman gemas sekali melihat wanita mungil itu. Ingin sekali ia memeluk nya. Tapi bukan untuk saat ini, masih banyak langkah yang harus Arman lewati untuk benar - benar mendapatkan Hana di pelukan nya.

"Duduk dulu yuk di sana, capek banget nih" Hana menunjuk tempat duduk di pinggir mesin time zone.

"Oh oke, saya beli minum dulu ya, kamu tunggu disini" Arman bergegas meluncur ke arah mesin kulkas yang masih satu area dengan Timezone.

Bukan hanya membelikan minum, pak Arman juga membuka kan tutup botol itu untuk Hana. Menjadi semakin manis.

"Nih minum dulu.." pak Arman menyerahkan botol air minum.

"Makasih ya pak" kata Hana.

"Oiya, bapak sudah pulang belum ya?" ucap Hana sambil merogoh ponsel dan mengecek nya.

Dilihat nya jam di ponsel "Pak sudah jam 9 malam nih, pulang yuk" kata Hana.

"Kaya nya ada yang ngga sabar nih untuk di lamar..." goda Arman.

"Weh enak saja!"

Arman kembali tertawa lepas.

"Ayuk, aku mau pulang pak.." pinta Hana.

"Iya, iya.. Yaudah yuk kita pulang, oiya, bapak sudah makan belum ya? Atau kamu masih mau beli cemilan sebelum keluar mall?" tanya Arman.

"Kaya nya sih bakal lapar lagi, setelah mengalahkan orang curang seperti kamu itu wleeek" Hana menjulurkan lidah nya meledek Arman.

1
Yani_AZM
hehehe siaap say💞
Qaisaa Nazarudin
Wahh berlebihan sekali kalo di novel2,Untung gaknada Visual nya,Voba kalo ada visualnya pasti wajah gak seimdah kabar...😅😅🙏🙏
Qaisaa Nazarudin
Kenapa harus di sebut ANAK KE 4 SAYA...🤔🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Oasti Hana cantik banget ya, Sampai2 Arman gak bisa berpaling dan sanggup menunggu Hana..
Qaisaa Nazarudin
Waahhh sambutan yg HANGAT dari CAMER..😃😃 Biasanya orang kaya kan sombong gitu,Apalagi Hana hanya dari keluarga yg biasa saja..
Qaisaa Nazarudin
Terus selama ini kakak2 tinggal di mana?
Qaisaa Nazarudin
Oh ada kakak2 nya Hana,Ku pikir Hana anak tunggal lho..
Qaisaa Nazarudin
Ni pak guru gercep banget, Mentang2 dah tau rumah Hana..kemaren gak jadi mampir,Nah hari ini gak usah di tawarin juga udah mampir sendiri .Nih feeling ku pasti mereka udah di jodohin dari lama,Atau mmg pak Arman ngincarin Hana dari lama ya..🤔🤔🤔
Yani_AZM: iyaaa ka betul sekali🤣
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Hai outhor aku mampir ya..Semoga seru,Aku paling demen baca novel alur guru dan murid..heee heee..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!